Breaking News

Berita OKU Timur

Kisah Perjuangan Guru di OKU Timur Tempuh Jarak 55 KM Demi Mengajar, Hadapi Jalan Lumpur dan Berdebu

Kisah perjuangan seorang guru Nuril Fata yang harus menempuh perjalanan dengan jarak sekitar 55 kilometer dari kediamannya demi bisa mengajar.

Dok Pribadi
Nuril Nata saat istirahat di gubuk di perkebunan tebu milik PT LPI ketika menuju ke sekolah dengan jarak tempuh sekitar 55 kilometer, Kamis (23/11/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Kisah perjuangan seorang guru Nuril Fata yang harus menempuh perjalanan dengan jarak sekitar 55 kilometer dari kediamannya demi bisa mengajar.

Sudah lima tahun, setiap harinya Nuril mengajar di SDN Petaling Jaya, kemudian berubah nama menjadi SDN Betung Timur.

Nuril harus melewati 6 kecamatan dari rumah di Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Buay Madang Timur BK 3 menuju tempat kerja yang terletak di Desa Betung Timur, Kecamatan Semendawai Barat, Kabupaten OKU Timur.

Untuk jarak tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan naik motor, bahkan terkadang bisa sampai 2 jam atau lebih karena faktor jalan yang melalui perkebunan tebu milik PT LPI yang sering becek lumpur bahkan banjir saat musim hujan dan berdebu saat musim kemarau.

Dengan beberapa rekan kerja tidak jarang bahkan sering harus jatuh bangun karena faktor jalanan yang sangat licin.

"Saya harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat datang ke sekolah. Alhamdulillah saya sangat beruntung sekali karena di tempat kerja, kepala sekolah serta teman teman sangat pengertian ketika saya datang telat karena faktor perjalanan," kata Nuri Nata saat dibincangi Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Cara Bayar Tagihan Perumda Tirta Musi Pakai MBanking BNI, Mudah Praktis, Tak Harus Keluar Rumah

Lebih lanjut ia menceritakan, karena perjalanan jauh tentu harus merogoh uang saku yang lumayan untuk beli bensin dan lain lain.

Maka untuk menambah penghasilan jika weekend ia juga melayani jasa servis drumband dan melatih anggota drumband.

Sebelumnya, Nuril adalah guru honorer sejak 2003dan lulus pendaftaran Umum CPNS formasi 2018. 

"Alhamdulillah sangat bersyukur masih diberikan kesempatan jadi PNS pada seleksi tahun 2018. Selain itu, saya juga melakukan servis drumband untuk menambah penghasilan saya," ujarnya.

Lanjut kata dia, ada beberapa teman yang seprofesi juga antara lain Ibu Marheni, bapak Antonius, Pak Nasikin, dan Pak Sumarno tapi dari rekan rekan tersebut dia lah tempat tinggalnya yang paling jauh.

"Saya sempat terpikir untuk tinggal di perumahan yang dibangunkan oleh dinas pendidikan yang berada di sebelah sekolah. Namun karena saya ada anak kecil ya tidak apa apa harus pulang pergi walau berangkat lebih pagi dan pulang agak sore," ceritanya.

Untuk saat ini jalan yang berada di Desa Betung Timur sudah mengalami perbaikan. Sehingga mempermudah ia untuk menuju ke sekolah.

"Sekarang alhamdulillah jalan masuk ke Desa Betung Timur sudah lumayan. Beberapa tempat sudah dicor berkat kerjasama yang baik antara pemerintah kabupaten dan desa setempat," ucapnya.

Pada kesempatan ini juga ia menyampaikan harapan agar dunia pendidikan mendapatkan perhatian dari pemerintah terutama akses menuju ke sekolah.

"Harapan saya kedepan pendidikan anak-anak Indonesia terutama daerah pinggiran lebih baik, lebih jadi perhatian dan lebih diprioritaskan," pungkasnya.  

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved