Berita Prabumulih

Heboh Oknum Guru Les SMA Negeri di Prabumulih Diduga Lecehkan Siswi, KPAD Sumsel Beri Rekomendasi

Oknum guru inisial D di salah satu SMA Negeri di kota Prabumulih diduga melecehkan siswinya inisial F saat mengajar les di rumah.

|
Penulis: Edison | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EDISON
Oknum guru inisial D di salah satu SMA Negeri di kota Prabumulih diduga melecehkan siswinya inisial F saat mengajar les di rumah. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perempuan dan Perlindungan anak (DPPKBPPA) Kota Prabumulih, Eti Agustina SKM MKes mengaku sudah menerima laporan dari KPAD dan siap mengawal kasus itu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Masyarakat Kota Prabumulih khususnya para orang tua dan pelajar sejak beberapa hari lalu heboh.

Penyebabnya, ada oknum pak guru inisial D di salah satu SMA Negeri di kota Prabumulih diduga melecehkan siswinya inisial F.

Kejadian yang membuat heboh tersebut berdasarkan informasi dilakukan oknum guru itu saat mengajar les di kediamannya di kawasan Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih.

Kejadian tersebut dibenarkan Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Sumsel, Dr Dwi Noviani melalui komisioner KPAD Edi Hendri.

Menurut Edi Hendri, pihaknya ikut hadir di mediasi antara korban dan terduga pelaku serta mengawasi bagaimana proses penanganan kasus itu.

"Dalam penanganan kasus ini prosesnya harus kita dampingi kalau memang kasusnya perlu kita dampingi, tapi penanganannya ada di masing masing OPD berkaitan khususnya DPPKBPPA, Diknas, Dinsos, unit PPA Polres/Polsek jadi apabila ini tidak berjalan sebagaimana mestinya maka kita baru akan mempertanyakan hal tersebut," ungkapnya kepada wartawan.

Baca juga: UMK Pagaralam 2024 Naik 1,55 Persen Jadi Rp 3,45 Juta, Ikuti UMP Sumsel 2024

Edi mengatakan tidak semua yang masuk ke jalur hukum ada dampak positif terhadap anak namun pihaknya akan memilah kasus apakah masuk ke tingkat sedang atau berat.

Adapun pihaknya memberikan rekomemdasi terkait mengembalikan kondisi psikologis korban, terduga guru dimutasikan ke tempat lain, dan tidak ada intervensi dan intimidasi terhadap anak korban untuk menjalankan proses belajar.

"Hasil assesment awal memang ini hanya upaya percobaan dilakukan terduga pelaku dan belum masuk ke pelecehan ataupun ke persetubuhan, jadi masih bisa diselesaikan melalui mediasi. Kita memberikan rekomendasi supaya anak dijauhkan dari terduga pelaku dan ini kasusnya jangan sampai melebar karena justru tidak berdampak positif bagi anak," tegasnya.

Dalam kesempatan itu pula, dia mengaku kasus serupa tak hanya terjadi di Prabumulih namun kerap ditemukan di 17 kabupaten/kota di Sumsel dan pihaknya sangat terbuka untuk menindaklanjuti bahkan ikut aktif melaporkan jika ada laporan dari masyarakat

Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Prabumulih, Abdul Hadi SPd MSi juga membenarkan adanya kasus tersebut.

Menurut Abdul Hadi, pihaknya selaku ketua MKKS turut menghadiri kegiatan mediasi antara korban, oknum guru, DPPPKB dan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Sumsel.

"Kehadiran kami disana hanya sebagai saksi, bahwa sudah ada pertemuan dan penyelesaian masalah antara korban dan oknum guru tersebut, bukan perdamaian," ungkapnya seraya mengatakan sanksi untuk oknum menjadi wewenang Dinas Pendidikan Sumsel dan Kepala Sekolah di tempat oknum tersebut bekerja.

Terpisah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perempuan dan Perlindungan anak (DPPKBPPA) Kota Prabumulih, Eti Agustina SKM MKes mengaku sudah menerima laporan dari KPAD dan siap mengawal kasus itu.

"Kami sudah kirim surat ke Psikolog untuk hadir ke Prabumulih dan memulihkan psikologis sang anak dan memastikan anak ini bisa happy lagi, tidak dibully oleh teman-temannya," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved