Geng Motor di Lubuklinggau
Motif Geng Motor di Lubuklinggau Bawa Sajam Hingga Bacok Warga, Ternyata Ingin Disebut Jagoan
Motif geng motor hingga melukai korbannya dengan sabetan senjata tajam sampai masuk rumah sakit diungkap polisi
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Polisi terus mendalami motif geng motor hingga melukai korbannya dengan sabetan senjata tajam sampai masuk rumah sakit.
Dua pelaku pentolan geng motor ini sudah diamankan polisi yakni RE (16) warga Kelurahan Lubuk Tanjung dan temannya WA (16 Tahun) warga Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau.
Peristiwa meresahkan itu terjadi di Jalan Garuda Hitam Taman Kurma Masjid Agung As-salam dan sempat viral di media sosial.
Kasatreskrim Polres Lubuklinggau, AKP Robi Sugara melalui Kanit Pidum, Iptu Jemmy Amin Gumayel mengatakan bila motif pelaku menganiaya korban hanya ingin menunjukkan bahwa mereka paling jago dan paling melawan diantara komunitas lainnya di Lubuklinggau.
"Jadi mereka ingin menunjukkan bahwa mereka ini paling melawan diantara kelompok lainnya, karena untuk menakuti lawannya pelaku membawa saja," ungkap Jemmy saat memberikan keterangan pada Tribunsumsel.com, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: Tampang KY Wanita Diduga Selingkuhan Gunawan Dwi Cahyo Terlihat Jalan Bareng, Disebut Sudah Bersuami

Jemmy mengungkapkan kedua pelaku ini diamankan masih menyimpan senjata tajam (sajam) yang di selipkan dipunggungnya, posisi diselipkan didalam jaket.
"Sementara satu pelaku lainnya inisial A melarikan diri, rumahnya sudah kita datangi tapi kabur, informasinya memang masih dibawah umur," ujarnya.
Jemmy mengatakan, dua pelaku yang diamankan ini sebenarnya bisa dikatakan bukanlah genk motor melainkan hanya ketua komunitas saja.
"Mereka ini selama ini sering nongkrong, konvoi -konvoi, kalau mau dikatakan genk motor bukan, karena tidak ada ciri-ciri khusus," ungkapnya.
Jemmy mengakui para pelaku ini memang mempunyai group motor dan motornya juga random, namun, mereka berdasarkan kedaerahan seperti Lubuk Tanjung namanya Lpika, kemudian Talang Rejo atau disebut Tarjo dan Lubuk Aman namanya Saper.
"Mereka yang buat ribut rombongan Lubuk Tanjung, mereka ini bergabung dengan anak-anak sekolah, jadi bisa dibilang kelompok nongkronglah ya," ujarnya.
Menurut Jemmy hasil pengamatan di lapangan mereka lebih kepada ingin menunjukkan jati diri usia muda, bahwa mereka eksis dan inggin diketahui orang banyak.
"Seperti kalau ada anak lain langsung bilang hui-hui, kenapa-kenapa, seperti itu, intinya secara personal mereka ini tidak kenal secara personal, tapi tahu bila mereka nongkrong, anak lainnya pasti mengatakan oh itu rombongan sianu misal Tarjo tadi" katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.