Siswa SMA Dianiaya di Muratara

Siswa SMA Dianiaya Dalam Mobil Pikap di Muratara, Pemerhati Pendidikan Dorong Sekolah Lapor Polisi

Siswa SMA Dianiaya Dalam Mobil Pikap di Muratara, Pemerhati Pendidikan Hansein Arif Wijaya Dorong Sekolah Lapor Polisi

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Shinta Dwi Anggraini
potongan video facebook
Pemerhati Pendidikan ikut angkat bicara terkait viral anak sekolah dianiaya di dalam mobil pikap di Muratara, Sumsel. 

Selain itu, diperlukan peningkatan kesadaran dan pendidikan di lingkungan sekolah tentang perlindungan anak serta peningkatan keamanan di transportasi sekolah.

"Kasus ini harus menjadi peringatan bagi kita semua tentang pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah kekerasan dan melindungi hak-hak dasar anak dalam pendidikan sesuai dengan undang-undang yang berlaku," ujarnya. 

Viral di Medsos

Sebelumnya, beredar sebuah video di medsos memperlihatkan aksi penganiayaan secara brutal terhadap anak sekolah. 

Belakangan terungkap bahwa para korban adalah siswa UPT SMAN 2 Muratara.

Kejadian dalam video viral itu disebut-sebut terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Sumatera Selatan (Sumsel). 

Dilihat TribunSumsel.com, Selasa (31/10/2023) pagi, dalam video itu tampak penganiayaan dilakukan oleh sejumlah remaja berpakaian biasa. 

Sementara yang mereka aniaya adalah anak sekolah yang mengenakan seragam putih abu-abu.

Penganiayaan dilakukan dalam sebuah mobil pick up hitam. 

Mobil bak terbuka beratap tersebut tampaknya merupakan kendaraan yang biasa digunakan untuk antar jemput anak sekolah. 

Tampak dalam video itu, para pelaku memaksa masuk mobil tersebut dan menganiaya anak sekolah di dalamnya. 

Mereka ada yang menendang hingga menjotos secara brutal ke arah kepala dan tubuh korban. 

Terdengar pula teriakan para pelajar perempuan yang ada dalam mobil itu meminta pelaku berhenti menganiaya temannya. 

Sambil teriak histeris, pelajar perempuan berupaya melerai dan melindungi korban yang merupakan laki-laki. 

Beberapa perempuan lainnya terdengar menangis, dan korban pun meringis kesakitan usai dijotos. 

Tampak ada pria dewasa yang mengenakan batik cokelat dan berpeci motif putih hitam mencoba melerai aksi itu.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved