Mertua Bunuh Menantu di Pasuruan

Firasat Ibu Fitria Sebelum Anak Tewas Dibunuh Mertua di Pasuruan, Sering Minta Maaf Tanpa Sebab

Terungkap firasat dari Nurul (49) selaku ibunda Fitria wanita hamil 7 bulan yang dibunuh mertua di Pasuruan, sebut anak sering minta maaf tanpa sebab

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Nurul Afini (kiri) ibu Fitria menyebut firasat sebelum anaknya tewas dibunuh mertua di Pasuruan 

"Dia bilang lagi; bu sepurane sing akeh, aku mesti ngerepoti ibu. Jadi dia itu dalam satu bulan ini, setiap kali WA saya selalu bilang; ibu Baik baik saja, aku minta maaf merepoti ibu, saya belum bisa membahagiakan ibu," terangnya.

Baca juga: Kebohongan Istri Hamka Ditanya Babinsa Soal Keberadaan Suami dan Anak, Sebut Keluar Ternyata Tewas

Baca juga: Kronologi Anak Pensiunan Perwira Polisi di Sulteng Bunuh Bocah SD, Ajak Main Sepeda hingga Imingi Es

Abdul Munir (58) dan Nurul Afini (49), orangtua Fitria Almuniroh Hafidloh (23) ibu hamil tujuh bulan di Pasuruan, Jawa Timur, yang tewas digorok mertuanya, saat ditemui di kediamannya, Perum Sinar Amerta Medayu Selatan, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, pada Rabu (1/11/2023) siang.
Abdul Munir (58) dan Nurul Afini (49), orangtua Fitria Almuniroh Hafidloh (23) ibu hamil tujuh bulan di Pasuruan, Jawa Timur, yang tewas digorok mertuanya, saat ditemui di kediamannya, Perum Sinar Amerta Medayu Selatan, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, pada Rabu (1/11/2023) siang. (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Selain itu ia menceritakan isi percakapan terakhir bersama sang anak pada hari itu.

Pertama, sang anak sempat berupaya untuk menjual televisi beserta STB-nya untuk membeli motor agar bisa beraktivitas ke luar rumah.

Kedua, sang anak juga sempat bercerita bahwa pada hari itu telah resmi memiliki Kartu Keluarga (KK) tersendiri dengan suaminya; Sueb.

Sehingga keduanya telah resmi sebagai pasangan suami istri (Pasutri) yang berdomisili di Pasuruan.

Tak pelak itulah yang membuat korban Fitria Almuniroh Hafidloh akhirnya dimakamkan di kompleks permakaman umum setempat atau sesuai dengan domisili catatan kependudukan terbaru, yakni di Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan.

"Ya dihari itu, dia dan suaminya dapat KK sendiri," katanya.

Namun 'Bak petir menyambar di siang bolong', pada malam hari, sekitar pukul 17.30 WIB, ia tak menyangka bakal memperoleh kabar mengagetkan bahwa sang anak tak sadarkan diri hingga dibawa ke Puskesmas Purwoadi.

Baca juga: Tabiat Satir, Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan, Kerap Berurusan dengan Wanita

Meski demikian, Nurul Afini berupaya sekuat mungkin menyembunyikan kesedihannya.

Ia masih tak menyangka bahwa anaknya itu bakal menemui ajalnya begitu cepat dengan cara yang mengenaskan.

Nurul sendiri sempat meluapkan emosinya setibanya di puskesmas tersebut sekitar pukul 21.00 WIB, dan ia harus mendapati anaknya sudah tak bernyawa dengan berbagai kejanggalan.

Kejanggalan yang diketahuinya seperti luka robek pada leher sisi kanan, dan kondisi memar pada bagian bawah perut anaknya yang membuncit karena hamil tujuh bulan.

"Aku tatak (berusaha kuat) di puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya. Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganga. Cuma wajahnya senyum. Ya Allah nak, Intinya saya mau keadilan," ujarnya.

Sikap Fitria Diungkap

Tak sampai disitu saja, Nurul juga mengungkap sifat Fitria merupakan sosok yang pendiam patuh ke orangtua dan jago masak.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved