Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak Subang

'Nyanyian' Eks Bendahara Yayasan Sebut Uang Dana BOS Diamankan Istri Yoris, Ada 2 Kali Pencairan

Dedi, eks Bendahara Yayasan yang dikelola Yosef, salahsatu tersangka pembunuhan membongkar rincian aliran dana BOS. Ada dua kali pencairan untuk Yoris

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Tribunnewsbogor.com
Buntut panjang kasus pembunuhan di Subang, eks Bendahara Yayasan yang dikelola Yosef, salahsatu tersangka pembunuhan membongkar rincian aliran dana BOS. Ada dua kali pencairan untuk Yoris 

TRIBUNSUMSEL.COM- Polemik soal Yayasan Bina Prestasi Nasional yang diduga menjadi motif pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia di Subang kian terungkap.

Dedi, eks Bendahara Yayasan yang dikelola Yosef, salah satu tersangka pembunuhan membongkar kembali rincian aliran dana BOS.

Rupanya, Aliran dana BOS yayasan milik Yosef justru diamankan oleh menantunya, Yanti yang tak lain adalah istri Yoris Raja Amarullah.

Baca juga: Nasib Mulyana Adik Yosef Tersangka Pembunuhan Tuti & Amalia, Dipangil Polisi Gegara Masuk TKP

Dari 'nyanyian' yang disampaikan Dedi, ada dua kali pencairan dana BOS pasca pembunuhan ibu dan anak di Subang terungkap.

Adapun nominal dana bos yang telah cair sejak 5 bulan terakhir tercatat, Rp 77 juta bulan Januaru 2022 dan kedua Rp 34 juta pada bulan Februari 2022.

"Rp 77 juta sama yang tahap tiga," kata Dedi TribunnewsBogor.com mengutip dari Youtube Heri Susanto.

Menurut Dedi, yang mencairkan dana BOS dari Bank Swasta adalah dirinya atas perintah Yoris Raja Amarullah sebagai ketua yayasan dan iwan sebagai kepala sekolah SMK.

Dedi bercerita, awalnya ia ditelepon Yoris untuk mengecek dana BOS di Bank BJB.

"'Pak Ded cek itu BOS udah masuk', kata Yoris teh. Benar masuk di Januari teh. Paginya diambil sama saya sama Iwan," kata Dedi.

Baca juga: Sosok Dedi Eks Bendahara Yayasan, Ketakutan Nyawa Terancam Usai Bongkar Yoris Soal Aliaran Dana BOS

Setelah mengambil uang dana BOS dari Bank BJB Jalancagak, keduanya langsung menuju rumah Yoris.

Pencairan dana BOS kedua terjadi di bulan Februari 2022.

Dana BOS kali ini diperuntukan bagi SMP dengan nominal Rp 51.824.000.

Dedi sebagai bendahara bersama Adang kepala sekolah SMP pergi ke Bank BJB Jalancagak untuk mencairkannya.

Polisi Temukan Dugaan Korupsi di Yayasan Yosef, Motif Pembunuhan Bukan Hanya Soal Perebutan Harta
Polisi Temukan Dugaan Korupsi di Yayasan Yosef, Motif Pembunuhan Bukan Hanya Soal Perebutan Harta (Kolase Tribunsumsel.com)

Setelah dari bank, keduanya menuju rumah Yoris.

"Bisa diambil. Rp 34 juta, sisanya buat dana siplah. Dana siplah untuk beli kursi bangku alat sekolah, komputer, laptop, printer," kata Dedi.

Pasca tiba di rumah Yoris, Dedi dan Adang menyerahkan uang dana BOS tersebut kepada anak dan menantu Yosef.

"Langsung dikasihkan ke Yoris sama pak Adang. Sama Yoris dikasihkan ke Yanti, Yanti ke dalam (kamar)," kata Dedi.

"Udah dikasih ke yanti uang dibawa ke kamar," tambahnya.

Sedangkan Dedi dan Adang di luar menulis administrasi gaji guru-guru.

"Saya mah cuma nulisin gaji guru. udah itu pulang lagi," katanya.

Dedi bersaksi bahwa dua kali pencairan dana BOS yayasan diserahkan pada Yanti lalu dimasukkan ke kamarnya.

Dedi mengaku tak mengetahui alasan dana BOS sekolah justru dipegang oleh istri Yoris.

Polisi Selidiki Aliran Dana BOS

Polda Jabar diketahui tengah menyelidiki aliran dana BOS Yayasan Bina Prestasi Nasional guna membongkar motif kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan membenarkan adanya sejumlah pencairan dana BOS pasca pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu pada 18 Agustus 2021.

"Sedang kita selidiki arahnya kemana, kami dalami," kata Surawan.

Polisi bahkan sudah memblokir empat rekening milik yayasan.

Yayasan milik Yosef ini memang santer disebut-sebut sebagai pemicu pembunuhan Tuti dan Amel.

Pasalnya semasa hidup, Tuti menjabat sebagai bendahara dan Amalia Mustika Ratu sebagai sekretarisnya.

Sedangkan Yoris ketua yayasan, tapi Yosef dan istri mudanya Mimin justru tak dianggap.

Baca juga: Sosok GIZ Siswa SMK di Bandar Lampung Tewas Dikeroyok Diduga Imbas Tawuran Antar Pelajar, Kelas 12

Sebagai informasi, terpecahkannya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini dikarenakan Danu menyerahkan diri ke polisi, pada Selasa, (17/10/2023).

M Ramdanu alias Danu merupakan keponakan Tuti Suhati atau sepupu Amalia Mustika Ratu.

Selama 2 tahun kasus pembunuhan itu misterius, Danu mengaku mendapat ancaman dari tersangka lain, yang merupakan suami Tuti, yakni Yosef.

polisi pun sudah menetapkan lima orang tersangka dalam kasus Subang yang menewaskan Tuti dan Amalia Mustika Ratu alias Amel pada 18 Agutus 2021 silam.

Kelima tersangka kasus subang yakni Danu (keponakan Tuti), Yosef (suami Tuti), Mimin (istri muda Yosef), Arighi dan Abi (anak Mimin).

Meski sudah ada lima tersangka, namun polisi baru menahan dua orang tersangka yakni Danu dan Yosef.

Belum diketahui secara pasti alasan polisi belum melakukan penahanan kepada tiga tersangka lainnya.

Yoris Berpotensi Jadi Tersangka

Baru-baru ini sosok Seorang mantan bendahara Yayasan Bina Prestasi Nasional, Dedi mengungkap fakta baru terkait kasus pembunuhan Titi dan Amalia di Subang.

Diketahui, Konflik yayasan menguat dianggap sebagai motif utama Yosef tega membunuh istri dan anaknya.

Terutama karena Yoris Raja Amanullah, putra sulung Yosep Hidayah dengan almarhumah Tuti Suhartini sebelumnya menjadi ketua yayasan sebelum dicopot oleh Yosep pasca-kasus Subang.

Baca juga: Yoris dan Istri Ketar Ketir, Namanya Disebut Bakal Jadi Tersangka Kasus Subang, Sewa Pengacara

Sementara, Mimin Mintarsih sebelumnya juga menjadi pengurus yayasan sebelum digantikan Tuti Suhartini dan Amalia.

Kini, Yoris anak kandung Tuti Suhartini berpotensi menjadi tersangka terkait kasus Yayasan Bina Prestasi Nasional yang didirikan oleh Yosef Hidayah.

Dedi bercerita, Yayasan Bina Prestasi Nasional menerima dana hingga Rp1,3 miliar yang bersumber di antaranya dari dana BOS dan BPMU pada tahun tahun 2021.

"Saya juga gemeter lihat uang itu," kata Dedi dilansir dari Youtube Heri Susanto, Minggu (29/10/2023).

Sebagai mantan bendahara, ia pun sempat mencurigai yayasan tersebut.

"Waktu dulu lagi PPKM, jadi dimanfaatkan, siswanya jadi banyak SMK jadi hampir 500 lebih," ungkap Dedi.

Selain itu menurut Dedi, kondisi sekolah tidak terawat.

"Itu sekolah kan sekarang pada rusak, meja kursi gak ada, sedikit lah," ungkap dia.

Dirinya juga menyebut ada dugaan pengeluaran yang tidak sesuai fakta di yayasan.

Dari yayasan tersebut, keluarga mereka pun tampak hidup mewah.

Tuti memiliki mobil Toyota Alphard, yang selama ini sering dikendarai oleh Yoris.

Kemudian Amel juga memiliki mobil Toyota Yaris.

Di samping itu, kehidupan Yosef dan istri mudanya, Mimin justru sederhana.

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, mengatakan menemukan dari yayasan yang diurus oleh Yosef, tersangka pembunuhan Tuti dan Amalia.

Baca juga: Pilunya Yoris Anak Tuti Lihat Video Wanita Disebut Kerasukan Amalia Ngaku Dibunuh Yosef & Ibu Tiri

Hal ini tak lepas menjadi penyebab kasus pembunuhan, dengan motif perebutan harta di yayasan Bina Prestasi Nasional.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, kata Surawan, ditemukan fakta bahwa yayasan tersebut legal.

Namun, didapati data siswa fiktif pada yayasan tersebut.

"Secara yayasan semua legal standing sudah benar, namun secara operasional tidak ada siswanya," katanya.

Saat ini, pihaknya masih menghitung berapa jumlah siswa fiktif setiap tahunnya untuk tingkat SMP dan SMK.

"Selama ini, sudah kelihatan tidak ada operasional di sekolah, data siswanya juga fiktif," ucapnya.

Menariknya, meski yayasan tersebut sudah lama tak beroperasi, dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) masih mengalir.

Salah satu pendanaan dari yayasan tersebut adalah melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang jumlahnya tidak sedikit.

Pemasukan Yayasan Bina Prestasi Nasional pun terbilang fantastis, yakni Rp 1 miliar.

Yoris Marah Aliran Dana Dibongkar ke Publik

Disisi lain, Dedi menyinggung bahwa anak Yosep, Yoris pernah marah kepadanya karena membongkar soal aliran dana yayasan.

Hal ini terjadi ketika kasus ini pertama kali terungkap.

Kala itu, Dedi membicarakan mengenai aliran dana yayasan ini bersama salah satu YouTuber lokal.

Kemudian, kata Dedi, hal itu mendapatkan respon yang tidak baik dari Yoris.

"Dulu ada youtuber ke saya bahas yayasan, ada yang marah ke saya," kata Dedi dikutip dari Youtube Heri Susanto, Minggu (29/10/2023).

Tetapi, menurut Dedi, sosok yang marah kepadanya itu tidak secara langsung menyampaikan hal itu kepadanya.

"Jadi bukan langsung aja ke saya marahinnya, melalui orangtuanya," jelas Dedi.

Dedi pun membongkar bahwa sosok yang marah kepadanya itu adalah Yoris.

"Yang marah Yoris (melalui) ke bapaknya. Kata Pak Yosef, 'Si Aa marah gara-gara yayasan dibongkar, jadi disatu-satuin sama kasus’," tuturnya.

"Ini waktu pertama saya bongkar yayasan," lanjutnya

Meski demikian, Dedi tidak pernah mendapati Yoris menghubunginya secara langsung menyampaikan hal tersebut.

"Ke saya gak ada, tahunya dari pak Yosef ‘marah-marah’ katanya," ujarnya.

Namun, Leni Anggraeni, pengacara Yoris menerangkan dana yang masuk ke yayasan berasal dari dana BOS yang dialokasikan dua sampai tiga kali dalam satu tahun.

Yoris Raja Amanullah yang yakin kalau urusan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang menaungi SMP dan SMK yang menjadi penyebab ibu dan adiknya dihabisi nyawanya.

"Saya menduga kuat motifnya urusan Yayasan," ujar Yoris, Kamis (26/10/2023).

Baca berita lainnya di google news

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved