Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak Subang

Sosok Ahmad Fadhil, Saksi Kunci Kasus Pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang, Pernyataannya Beda Jauh

Guna membantu temannya yang terjerat kasus pembunuhan ibu dan anak, sahabat Arighi pun mengurai kesaksian mengejutkan.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Sosok Ahmad Fadhil, Saksi Kunci Kasus Pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang, Pernyataannya Beda Jauh 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nama Ahmad Fadhil kini tengah menjadi perhatian publik baru-baru ini.

Hal itu karena Ahmad Fadhil kini menjadi saksi baru dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang.

Ahmad Fadhil membongkar aktifitas salah satu tersangka pembunuhan di malam kejadian.

Resmi jadi tersangka, Arighi anak Mimin nyatanya punya alibi kuat tidak terlibat dalam kasus Subang.

Sebab di malam pembunuhan Tuti dan Amalia, Arighi nyatanya sedang bersama teman-temannya.

Guna membantu temannya yang terjerat kasus pembunuhan ibu dan anak, sahabat Arighi pun mengurai kesaksian mengejutkan.

Ia membongkar aktivitas Arighi di malam kejadian Tuti dan Amalia dibunuh sosok keji, yakni pada 18 Agustus 2021 atau dua tahun lalu.

Seperti diketahui, Arighi adalah satu di antara lima tersangka yang dituding terlibat dalam kasus Subang.

Tak cuma Arighi, ibu dan adiknya, Mimin dan Abi juga ikut jadi tersangka.

Namun nasib Arighi, Mimin, dan Abi masih lebih baik dari dua tersangka lainnya.

Yosef dan Danu langsung ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka.

Kendati tidak ditahan, Arighi tetap ngotot dirinya tidak terlibat dalam pembunuhan yang menggegerkan satu Indonesia itu.

Enggan koar-koar, Arighi langsung menunjukkan bukti valid dirinya tidak ada di TKP saat pembunuhan Tuti dan Amalia.

Bukti tersebut adalah teman Arighi sendiri yakni Ahmad Fadhil.

Kepada penyidik Polda Jabar, Fadhil memberikan kesaksian soal aktivitas Arighi di malam pembunuhan Tuti dan Amalia.

Ternyata saat Tuti dan Amalia dibunuh pada tanggal 18 Agustus 2021 lalu, Fadhil sedang bersama dengan Arighi.

"Waktu itu saya lagi di lapang, Arighi nge-WA, dia ngajak ke tempat kerjanya di Cikubang (Purwakarta) soalnya kan saya sering nginep di sana," ungkap Fadhil dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan TV One News, Rabu (25/10/2023).

Diungkap Fadhil, ia dan Arighi berangkat ke Purwakarta pada pukul 21.30 Wib.

Setibanya di tempat kerja Arighi yakni konter HP, Fadhil pun langsung bermain game.

"Pas kejadian itu saya berangkat jam 21.30 Wib saya ke sana. Di sana saya main game, ada teman saya yang enggak tidur," kata Fadhil.
Terus bersama-sama Arighi, Fadhil bahkan sempat melihat anam sulung Mimin itu tidur.

Sebab Fadhil lah yang terakhir tidur di antara tiga orang di konter tersebut.

Sementara teman Fadhil dan Arighi satunya tidak tidur hingga pagi.

"Saya di sana tidur jam 03.30 Wib. Kalau Arighi tidur sekitar jam 02.30 atau 03.00 Wib. Ada yang enggak tidur satu teman saya," ujar Fadhil.

Setelah pagi, Fadhil pun pulang ke rumah.

Barulah Fadhil mendengar kabar pembunuhan Tuti dan Amalia saat sudah tiba di Subang.

"Selepas itu pagi-pagi saya pulang. Setelah itu baru dengar ada kabar pembunuhan ini," pungkas Fadhil.

Cerita yang diurai Fadhil itu pun disetujui Arighi.

Dengan nada bicara yakin, Arighi menyebut dirinya tidak terlibat dalam kasus Subang seperti yang dituduhnya Danu.

"Insya Allah saya pasti tidak terlibat dalam kasus ini," tegas Arighi.

Jika ditelisik lebih lanjut, terkuak jarak dari tempat kerja Arighi di Cikubang, Purwakarta menuju Jalan Cagak TKP pembunuhan Tuti dan Amalia.

Ditelisik dari google maps, jarak dari tempat kerja Arighi ke TKP adalah 52,3 Km.

Dengan jarak tersebut, Arighi memerlukan waktu 1 jam 22 menit jika mengendarai sepeda motor dari TKP pembunuhan kasus Subang ke tempat kerjanya.

Jarak dari TKP pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang dengan lokasi kerja Arighi anak Mimin yang berjarak kurang lebih 52,3 Km (Google Maps)
Lebih lanjut diakui Fadhil, sepanjang malam dirinya bermain game dengan Arighi bahkan hingga nyaris dini hari.

Untuk diketahui, perkiraan waktu kematian Tuti adalah pukul 02.00 - 04.00 Wib. Sementara Amalia adalah pukul 04.00 - 06.00 Wib.

Sementara Arighi membawa saksi kunci dirinya tidak terlibat dalam kasus Subang, Danu tetap yakin pada pendiriannya.

Terlebih kepada penyidik Polda Jabar, Danu sudah blak-blakan mengurai peran lima tersangka termasuk dirinya dalam pembunuhan Tuti dan Amalia.

"MR (Danu) diminta oleh YH (Yosef) untuk menemani ke TKP rumah korban. Kemudian dia (Danu) menunggu di luar kemudian diminta mengambil golok. Setelah dia mengambil golok ini dia tidak mengetahui bagaimana para pelaku melakukan eksekusi kepada korban," kata Ditkrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan.

Diungkap pengacara Danu, Achmad Taufan, kliennya menceritakan kronologi kejadian.

Yakni sekira pukul 22.00 Wib Danu diajak Yosef ke TKP.

Namun setibanya di TKP yakni rumah Tuti, Danu malah disuruh berjaga di luar.

Hingga dua jam kemudian, Danu melihat kedatangan Abi dan Arighi ke rumah korban.

"Tengah malam jam 12 mau jam 1 itu datang Arighi sama Abi. Danu enggak dekat tapi Danu tahulah keluarga Pak Yosep, Danu pernah dikenalkan dulu waktu masa sekolah," ungkap Achmad Taufan saat dihubungi TribunenwsBogor.com.

Setelah itu, Danu pun menyebut dirinya sempat disuruh mengambil golok oleh Yosef.

Golok itu lantas diambil Arighi yang kegunaannya tidak diketahui Danu.

"Danu disuruh Pak Yosef ambil golok di dapur di atas meja, Danu ambil, waktu itu garasi gelap, ruang dalam gelap, yang terang cuma dapur. Goloknya diambil Danu, diambil Arighi, Danu disuruh jaga depan lagi, alasannya untuk jaga situasi," terang Taufan.

Kepada penyidik juga, Danu mengurai cerita soal momen Amalia atau Amel disiksa pelaku.

"Setelah Danu ke luar, dia dengar teriakan Amel. Langsung masuk dia (Danu) ke kamar Amel, itu sebelum subuh. Danu masuk ke dalam (kamar), melihat Amel lagi koma sakaratul maut gitu, dia hanya lihat Abi jedukin kepalanya (Amel) ke tembok. Danu lihat bu Tuti tergeletak," kata Achmad Taufan.

Baca juga: Semringahnya Yosef Bertemu Mimin Meski jadi Tersangka Pembunuhan di Subang, Ada Momen Cipika-cipiki

Baca juga: Yosef Tak Berkutik Diskakmat Danu Sebut Ngarang Cerita Kasus Pembunuhan Subang, Polisi Temukan Bukti

Motif Lain

Dalam tayangan Insert TV, Yoris menahan tangis tatkala mengingat pembunuhan Tuti dan Amalia.

Pria bernama asli Yoris Raja Amanullah itu lantas mengurai gelagat aneh sang ayah sebelum jadi tersangka.

Diakui Yoris, Yosef selama dua tahun ditinggal Tuti dan Amalia bersikap tak wajar.

Alih-alih mendekatkan diri ke anak kandungnya, Yosef malah menjauh dari Yoris.

"Dua tahun setelah kejadian, si pelaku ini diam-diam aja. Jadi enggak terlalu dekat, enggak terlalu dekat, dia menutup diri," ungkap Yoris dilansir TribunnewsBogor.com, Rabu (25/10/2023).

Bukan cuma tak wajar, gerak-gerik Yosef juga diakui Yoris tampak aneh.

Sebab kala diajak memburu pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia, Yosef pasti menolak.

Yosef justru meminta Yoris untuk mengikhlaskan kasus Subang.

"Waktu itu (Yoris bilang) 'pah, kita cari yuk pelakunya'. (Yosef jawab) 'yang udah mah udah', dia bilang gitu. Saya langsung marah waktu itu. Ini kan (yang meninggal) mama sama Amel," tegas Yoris.

Lantaran hal tersebut, Yoris kini bisa menebak kenapa Yosef akhirnya jadi tersangka dan disangkakan pada pasal pembunuhan.

Menurut Yoris, dugaan motif Yosef tega menghabisi nyawa Tuti dan Amalia karena ketidakharmonisan mereka.

Diakui Yoris, keluarganya memang tidak akur.

Bahkan Yoris menyebut ia dan adiknya, Amalia adalah korban broken home.

Meskipun belum bercerai, Yosef dan Tuti disinyalir kerap bertengkar.

Hal itu yang membuat Yosef lebih sering di rumah istri mudanya, Mimin ketimbang di rumah Tuti.

"Mungkin karena ketidakharmonisan dalam keluarga. Mungkin (keluarga) saya termasuk keluarga yang broken home juga," kata Yoris.

Dikenang Yoris, adik dan ibunya kerap menangis semasa hidupnya.

Hal itu karena ulah Yosef.

"Mama sama Amel itu berjuang sama saya. Kalau misalnya mereka nangis, saya yang selalu ngusap air mata mereka," ucap Yoris seraya menahan tangis.
Selain karena keluarga, dugaan alasan Yosef membunuh Tuti dan Amalia adalah karena yayasan.

Diungkap Yoris, ada kemungkinan motif Yosef diduga membunuh karena ingin menguasai yayasan yang dulu diurus korban.

"Mungkin (karena) diduga harta yang enggak seberapa. Yayasan SMP sama SMK. Beberapa bulan (Tuti dan Amel meninggal) Yoris dikeluarkan (dari yayasan oleh Yosef)," ungkap Yoris.

"Berapa dana yang diminta untuk dicairkan selepas kepergian (Tuti dan Amel)?" tanya Rian Ibram.

"Rp22 juta," pungkas Yoris.

Mengetahui aksi sadis sang ayah membunuh ibu dan adiknya, Yoris murka.

Dengan nada bicara tegas, Yoris meminta agar Yosef dihukum berat.

"Kemarin diperlihatkan gimana ininya (kronologi pembunuhan) terakhir mama sama Amel. Terlalu sadis buat saya, biadab. Hukum seberat-beratnya lah kalau kayak gini, apalagi ini anak sama ibu, keterlaluan," tegas Yoris.

Sementara Yoris ngotot meminta agar sang ayah dihukum seberat-beratnya, pihak Yosef justru balik mencurigai Yoris.

Pengacara Yosef, Rohman Hidayat beberapa waktu lalu bahkan menyentil Yoris selaku anak sulung korban dan tersangka.

Diungkap Rohman, selepas Tuti dan Amalia tiada, yang kini menguasai harta almarumah adalah Yoris.

Rohman pun menyebut bahwa kliennya, Yosef dan Mimin sama sekali tidak menguasai kekayaan korban.

"Itu TKP dikuasai Yoris sekarang, pak Yosef enggak megang itu kunci TKP," kata Rohman Hidayat saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

Kepada pengacaranya, Yosef pun mengakui bahwa harta istri dan anaknya sekarang dipegang oleh sang anak tertua, Yoris.

Yosef hingga kini tidak mengetahui terkait kekayaan Tuti dan Amalia.

"Tempat itu (TKP) diklaim sama Yoris hari ini, dikuasai sama Yoris. Waktu saya sempat mau main ke sana sama Pak Yosef sebulan yang lalu setelah kami ziarah kubur, kami enggak bisa masuk karena kuncinya dipegang Yoris," ungkap Rohman.

 

(TribunnewsBogor.com)

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved