Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak Subang

Rara Pawang Hujan Sebut Ada Konflik Cinta Segitiga Kasus Subang, Ngaku Dapat Bisikan Tuti & Amalia

Mbak Rara Pawang Hujan menyebut adanya konflik cinta segitiga dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Klaim dapat bisikan Tuti dan Amalia

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Tribun Jabar/ Ahya Nurdin
Mbak Rara Pawang Hujan menyebut adanya konflik cinta segitiga dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Klaim dapat bisikan Tuti dan Amalia 

Rara menambahkan, dirinya menyakini kasus ini akan terungkap dan berhasil dituntaskan oleh pihak kepolisian.

"Kebenaran suatu saat nanti akan terbuka juga, walaupun kasus ini sudah berlalu 2 tahun, namun kebenaran akhirnya saat ini mulai terungkap juga," ujarnya.

Cara Kejam Yosef Habisi Nyawa Tuti dan Amalia, Hasil Otopsi Ungkap Korban Ditonjok dan Dibenturkan
Cara Kejam Yosef Habisi Nyawa Tuti dan Amalia, Hasil Otopsi Ungkap Korban Ditonjok dan Dibenturkan (TribunnewsBogor.com)

Sebagai informasi, terpecahkannya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini dikarenakan Danu menyerahkan diri ke polisi, pada Selasa, (17/10/2023).

M Ramdanu alias Danu merupakan keponakan Tuti Suhati atau sepupu Amalia Mustika Ratu.

Selama 2 tahun kasus pembunuhan itu misterius, Danu mengaku mendapat ancaman dari tersangka lain, yang merupakan suami Tuti, yakni Yosef.

Kepada polisi pula, Danu mengaku sempat menuruti permintaan Yosef untuk membersihkan TKP.

Ia pun pasrah tak memberikan perlawanan saat diminta menjadi 'kaki tangan' Yosef untuk menghabisi nyawa Tuti dan Amalia.

Pada 1 November 2021, Danu sempat dicecar pertanyaan dan salah satunya adalah tentang keberadaan Danu yang sempat membersihkan bak mandi pasca pembunuhan.

Danu juga sempat mendatangi tempat kejadian perkara untuk menjaga rumah tersebut, Pada 19 Agustus 2021.

Danu datang atas permintaan Yoris, anak korban Tuti yang juga kakak korban, Amalia.

Hal tersebut diungkapkan Achmad Taufan, kuasa hukum Danu.

"Danu pagi diminta sama keluarganya dalam hal ini Yoris dan itu diakui semua keluarga, bahwa Danu diminta untuk standby di dekat TKP, tujuannya untuk menjaga rumah, jangan ada yang masuk dan lain-lain," kata Taufan saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/11/2021).

Menurut Taufan, saat itu Danu memantau kondisi rumah dari salah satu gedung SMA yang ada di dekat TKP sesuai dengan perintah Yoris. Saat memantau, Danu mengaku melihat pria yang ia kira polisi masuk ke dalam rumah korban.

Pria yang ia kira polisi tersebut kemudian meminta Danu untuk menguras bak kamar mandi.

Belakangan terungkap pria tersebut bukanlah polisi.
"Kalau keterangan dari Danu, awalnya Danu mengira itu pasti polisi karena yang berhak masuk ke TKP kan polisi, penyidik, nah ke sininya kan Danu baru tahu kalau itu Banpol, bantuan polisi. Danu ini kan kalau lihat ini orangnya itu lugu, jadi kalau ada dikira oknum polisi yang nyuruh ya pasti di jalankan," lanjut Taufan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved