Densus 88 Tangkap Teroris di OKI
Kemenag OKI Ingatkan Masyarakat Waspada Radikalisme, Terduga Teroris Teluk Gelam Bukan Orang Baru
Kantor Kementerian Agama Ogan Komering Ilir (OKI) mengingatkan masyarakat mewaspadai paham radikalisme, pasca penangkapan guru agama terduga teroris.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Kantor Kementerian Agama Ogan Komering Ilir (OKI) mengingatkan masyarakat mewaspadai paham radikalisme.
Imbauan ini pasca penangkapan seorang guru agama atau Ustadz inisial IW (38) terduga jaringan teroris asal Desa Mulya Guna, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror Polri.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakanmenag) OKI, H Syarip melalui Kasubag TU Muazni Masykur bahwa pihaknya belum menerima informasi secara utuh.
"Hingga sekarang kami belum menerima berita secara utuh mengenai penangkapan salah satu pimpinan ponpes di Kabupaten OKI tersebut," ujarnya saat ditemui pada Rabu (18/10/2023) sore.
Dengan adanya penangkapan terduga teroris ini, pihaknya menghimbau bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam menerima berbagai macam ajaran.
"Saya berharap untuk di Kabupaten OKI selalu dalam situasi kondusif. Jangan ada lagi yang seperti ini," ungkapnya.
Baca juga: Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Ajak Warga Cari Alternatif Pengganti Beras, Sikapi Harga Beras Naik
Dikonfirmasi terpisah Ketua Dewan Dakwah OKI, Ustadz Suparjon Ali Haq Al Tsabit menjelaskan, untuk informasi mengenai terduga teroris itu sebenarnya sudah mengetahui dari pihak kepolisian sekitar 6 jam setelah kasus penangkapan.
"Untuk yang ditangkap ini sebenarnya bukan orang baru, tetapi sudah lama yang bersangkutan dan lembaganya itu terindikasi radikalisme sebelumnya," jelas Tsabit.
Terkait radikalisme, saya sering dijadikan sebagai narasumber menyampaikan untuk menjauhi pemahaman radikalisme dan terorisme.
"Tetapi memang, kita tidak bisa menyentuh sampai ke semua lapisan," imbuhnya.
Lanjutnya, meskipun begitu mereka dari dahulu sampai hari ini tetap mengimbau masyarakat jauhi paham yang menyimpang.
"Seperti merasa lebih baik dari orang lain, menyebabkan tidak setuju dengan orang lain atau intoleransi. Merasa segala sesuatu itu harus diselesaikan dengan tindakan kekerasan, sehingga lahir terorisme,” bebernya.
Dikatakan masyarakat diminta terbiasa lah untuk menerima perbedaan yang ada.
"Jadi setiap apapun yang terjadi kita sikapi sebagai anak bangsa. Bukan berdasarkan ideologi atau pengaruh kesukuan kita masing-masing," pungkasnya.
Kronologi Penangkapan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.