Buaya Riska Dituding Terkam Warga

Cium Buaya Riska di Penangkaran, Pak Ambo Sempat Menangis Ingat Tak Diajak BKSDA Saat Evakuasi

Pak Ambo sempat berlinang airmata saat buaya Riska ditangkap tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.Hal tersebut lantaran di

Editor: Moch Krisna
Youtube Fitriyani Riska
Pak Ambo Menangis Buaya Riska Ditangkap BKSDA 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pak Ambo sempat berlinang airmata saat buaya Riska ditangkap tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.

Hal tersebut lantaran dirinya tak ikut saat proses evakuasi buaya Riska, dia tidak dilibatkan.

"Aku ndak bisa, aku ndak bisa melihat fotonya, dia seperti disiksa," ucap Pak Ambo sambil menangis dalam Youtube Fitriyani Riska, Senin (9/10/2023).

"Jadi buaya Riska dievakuasi sekitar pukul 04.00 WIB tanpa sepengetahuan saya," tambahnya.

"Saya kecewanya, saat penangkapan Riska, saya tidak dihadirkan," bebernya.

Melansir dari Tribunnewsbogor.com, seolah tak ingin persahabatannya berakhir, Pak Ambo langsung pergi ke Balikpapan, tempat di mana buaya Riska dirawat.

Sesampainya di penangkaran buaya, Pak Ambo langsung membeberkan ciri-ciri buaya Riska.

"Ini Riska ada tahilalatnya di hidung, saya hafal betul," jelasnya.

Seolah mengerti dengan permintaan Pak Ambo, buaya Riska menutup matanya.

"Ini saya buktikan (mencium) ya. Ini saya tidak berani kalau bukan punya saya," jelasnya.

Baca juga: 26 Tahun Bersahabat, Pak Ambo Terancam Berpisah dengan Hewan Buas, Buaya Riska Difitnah Makan Orang

Buaya Riska jantan

Selain itu, fakta baru tentang buaya Riska terungkap.

Jika selama ini Pak Ambo menilai buaya Riska perempuan rupanya salah.

Sebab, buaya Riska ternyata jenis kelaminnya jantan.

"Ini saya kasih nama Riska karena saya kira dia betina. Soalnya waktu itu ada buaya kecil yang ikut dia. Tapi setelah diperiksa ternyata Riska jantan," tuturnya.

BKSDA bersuara

Menurut BKSDA Kaltim, kebiasaan memberikan makan buaya memicu satwa liar tersebut kerap menampakkan diri di tengah pemukiman warga.

Pada dasarnya, satwa liar akan tetap berbahaya dan bisa mengancam kapan saja meski prilakunya tampak jinak.

Kebiasaan itu akan membuat ketergantungan buaya untuk selalu datang ke tempat tersebut dan justru bisa mengancam keamanan warga.

"Walaupun itu jinak,” ungkap Kepala Seksi Wilayah II Tenggarong BKSDA Kaltim Suriawati dikutip dari TribunKaltim.co, Minggu (13/8/2023).

Bukan hanya kebiasaan memberikan makan, kemunculan buaya juga disebab habitatnya terganggu.

“Biasa juga karena pengaruh habitatnya terganggu jadi dia masuk ke pemukiman warga,” bebernya.

(*)

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved