Ibu dan Bayi Meninggal saat Melahirkan
Ikhlaskan Istri & Bayi, Alasan Ardiansyah Maafkan RSUD Sumedang, Dapat Mimpi : Biar Saya yang Sakit
Kisah pilu yang dialami Ardiansyah Apandi istri dan bayi meninggal saat jalani proses persalinan di RSUD Sumedang.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Pada Sabtu, 30 September 2023, Ardiansyah membawa Mamay ke dokter kandungan di daerah Dano, Sumedang Utara. Tetapi klinik itu penuh.
Mereka pun lantas kembali berkeliling mencari klinik, hingga akhirnya sampai ke klinik di Kecamatan Ganeas. Nama dokternya dr Dani Ardiansyah.
Kepada dr Dani, Ardiansyah mengatakan, Mamay pernah diberi tindakan vakum saat melahirkan anak pertama di RS AMC Cileunyi.
Namun, setelah melihat kondisi istrinya, kata Ardiansyah, dr Dani memastikan bahwa bayi dan istrinya sehat. Akan tetapi untuk persalinan, lebih cepat tindakan lebih baik.
"Karena itu meski ada waktu hingga empat hari lagi. Saya pilih segera. Dokter memberi rujukan ke RSUD Sumedang," katanya.
Akhirnya Mamay dibawa ke RSUD Sumedang, dengan menggunakan BPJS kelas 1, Mamay diterima.
Saat itu, keduanya sampai di RSUD pukul 19.30. Setelah pemeriksaan, Mamay diharuskan mendapatkan induksi.
Berkaca pada pengalaman lima tahun lalu, Ardiansyah lalu meminta bidan untuk berhati-hati dengan induksi itu.
Jika lebih dari 10 jam tidak ada reaksi, lebih baik vakum atau operasi caesar.
"Saya katakan itu. Tolong dicatat bidan, istri saya pernah susah melahirkan waktu anak pertama, bahkan harus pakai vacum," jelas Ardiansyah.
Ardiansyah menirukan jawaban bidan, "Insyaallah Pak, kita berusaha maksimal, kita bismillah, bismillah."
Saat itu ada empat form induksi yang harus ditandatangani. Induksi diberikan setiap empat jam.
Pukul 09.00, Minggu (1/10), Mamay masuk ruang bersalin. Sebelumnya Ardiansyah tak bisa menemani. Tapi di ruang bersalin bisa.
"Di ruangan itu masih sehat, bisa makan, minum. Tapi yang aneh, bidan di ruangan itu cengengesan, dengerin musik, mainin ponsel," katanya.
Dalam prosesnya, bayi sudah terlihat.
Tapi kondisi istrinya sudah lemah karena kehabisan tenaga. Tetapi, tim medis justru akan menginduksinya sekali lagi dan meminta tanda tangan persetujuan Ardiansyah.
"Kok masih dikasih obat?" katanya.
Pukul 12.00, ketika badan Mamay sudah betul-betul tak bergerak, barulah dimasukkan ruang operasi.
Sayang, semuanya sudah terlambat.
Mamay dan bayinya meninggal dunia, tanpa sempat bayinya dikeluarkan terlebih dahulu.
Ardiansyah mengatakan, ia akan membawa kasus kematian istri dan anaknya ke ranah hukum.
"Untuk sekarang biarkan kabar ini tersiar di media saja dulu, supaya orang tahu. Jangan sampai terulang terjadi kejadian ini kepada orang lain," kata Ardiansyah.
"Saya memberikan masukan sekaligus menolak tanda tangan induksi via infusan. Saya minta segera ada caesar, minta vakum," kata Ardiansyah.
Namun, bidan tak mengabulkannya.
"Tenang Pak, ini sesuai SOP, lagipula istrinya masih bisa menjerit-jerit," ujar bidan seperti ditirukan Ardiansyah.
Ardiansyah melihat bibir istrinya sudah menjadi berwarna hijau, badan istrinya dingin, dan terlihat sangat lemah.
"Kok masih dikasih obat?" katanya.
Pukul 12.00 WIB, ketika badan Mamay sudah betul-betul tak bergerak, barulah dimasukkan ruang operasi.
Sayang, semuanya sudah terlambat.
Mamay dan bayinya meninggal dunia, tanpa sempat bayinya dikeluarkan terlebih dahulu.
Ardiansyah mengatakan, ia akan membawa kasus kematian istri dan anaknya ke ranah hukum atas dugaan kelalaian.
"Untuk sekarang biarkan kabar ini tersiar di media saja dulu, supaya orang tahu. Jangan sampai terulang terjadi kejadian ini kepada orang lain," kata Ardiansyah.
"Besok ke Polres Sumedang. Ada dugaan kelalaian." pungkasnya.
Penjelasan RSUD Sumedang
Pihak RSUD Sumedang akhirnya buka suara.
Direktur RSUD Kabupaten Sumedang, dr. Enceng, mengatakan bahwa pihaknya sudah dan terus berkomunikasi dengan keluarga ibu dan bayi yang meninggal dunia saat persalinan.
Ia mengatakan, RSUD Sumedang telah menyampaikan ucapan bela sungkawa serta menyatakan kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan Mamay Maida dan bayinya meninggal dunia.
"Sudah saya sampaikan bahwa SOP sudah dijalankan, masukan dari keluarga akan kami tindak lanjuti, kami masih berkomunikasi terus," kata Enceng saat dihubungi, Rabu (4/10).
Lebih lanjut, Enceng mengatakan masing-masing pihak perlu proses dan RSUD Sumedang menghargai hal tersebut.
Dijelaskannya, dugaan Mamay Maida dan bayinya meninggal dunia saat persalinan karena kelalaian pihak RSUD dan karena pasien memakai BPJS, itu hanyalah dugaan.
"Ya, itu dugaan saja. Pelayanan tidak dipengaruhi jaminan. Prosedurnya begitu," katanya.
Namun setelah dilakukan audit medis, Enceng menyebutkan tidak ada unsur kelalaian.
Penyebabnya sesuai literatur yang ada penyumbatan air ketuban.
"Penyebabnya, sesuai literatur yang ada adalah emboli air ketuban," jelasnya.
Emboli air ketuban disebut juga amniotic fluid embolism.
Menurut Wikipedia, peristiwa ini adalah kejadian kelahiran yang sangat langka. Di mana air ketuban masuk ke aliran darah ibu melahirkan.
Baca berita lainnya di Google News
Isi 5 Wasiat Mamay, Ibu di Sumedang Meninggal saat Melahirkan: Minta Suami Tunda Menikah Lagi |
![]() |
---|
Nasib Ardiansyah usai Istri Meninggal Saat Melahirkan di RSUD Sumedang, Harus Jalankan 5 Wasiat |
![]() |
---|
Nasib RSUD Sumedang usai Kasus Ibu dan Jabang Bayi Meninggal Jelang Lahiran, Terancam Dipolisikan |
![]() |
---|
Cerita Pilu Ardiansyah, Istri & Bayi Meninggal Melahirkan di RSUD Sumedang, Nazar Acara Wayang Golek |
![]() |
---|
Sosok Ardiansyah, Suami Ibu yang Meninggal Bersama Bayi Jelang Lahiran di Sumedang, Guru Honorer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.