Berita Banyuasin

Banyuasin Dikepung Kabut Asap Karhutla, Terpantau Ada Sembilan Titik Hotspot

Banyuasin Dikepung Kabut Asap Karhutla, Terpantau Ada Sembilan Titik Hotspot

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/M. ARDIANSYAH
Kabut asap menyelimuti wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumsel. 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Kabupaten Banyuasin ikut menjadi wilayah di Sumsel yang terkepung kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Intensitas kepekatan kabut asap juga terus meningkat di Banyuasin terutama menjelang sore hari.

Hal ini sudah sangat dirasakan ketika berada di luar rumah dengan ciri mata perih dan dada terasa sesak.

Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra tak menampik adanya sejumlah titik Hot spot yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyuasin khususnya di tiga kecamatan.

Setidaknya, hingga semalam tim gabungan sudah melakukan pemadaman di sembilan titik hot spot. 

"Ada di kecamatan Talang Kelapa, kecamatan Rambutan, dan kecamatan Betung. Jumlahnya ada sembilan titik, alhamdulillah pagi ini semuanya sudah berhasil dipadamkan," kata Ferly, Minggu (1/10/2023). 

Baca juga: BREAKING NEWS: Remaja Bonceng Tiga Kecelakaan Maut Jalan Soekarno Hatta Palembang, 1 Tewas, 2 Koma

Lanjut Ferly, tim gabungan terus melakukan pemantau terkait karhutbunlah sebagai langkah antisipasi dan juga tindakan cepat untuk pemadaman.

Namun, karena sulitnya medan dan juga lokasi terjadinya kebakaran hutan, kebun dan lahan (kahutbunlah) kerap kali sulit untuk dijangkau tim gabungan. 

Belum lagi, dengan kurangnya sumber air, membuat tim semakin kesulitan untuk sesegera mungkin melakukan pemadaman. Tindakan yang dilakukan, setidaknya memanfaatkan ranting pohon sebagai upaya agar menghentikan meluasnya karhutbunlah yang terjadi. 

"Apabila ada laporan dari satelit, tim akan langsung mendatangi lokasi. Akan tetapi, satelit mendeteksi adanya hot spot, terkadang wilayah yang di datangi ternyata sudah bukan wilayah Kabupaten Banyuasin. Seperti di Perigi yang masuk wilayah Muba, dan memang ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tungkal Ilir. Ini juga kadang jadi kendala, tim yang sudah ke lokasi jauh ternyata wilayahnya berbeda," ungkapnya.

Pihaknya sendiri, sudah melakukan berbagai upaya bersama Kodim 0430 Banyuasin dan juga Pemkab Banyuasin.

Seperti, tim gabungan selalu stanby di posko-posko karhutbunlah sebagai salah satu upaya untuk reaksi cepat pemadaman bila mendapatkan informasi dari satelit. 

Hari ini ungkap Ferly, Polres Banyuasin akan mengikuti rapat koordinasi yang dipimpin langsung Kapolda Sumsel terkait karhutbunlah. 

Sedangkan Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo yang mengirimkan informasi kepada Tribunsumsel.com, bila pihaknya terus melakukan pemantauan.

Setidaknya, dalam dua jam terus mengalami penambahan titik hot spot di sejumlah kabupaten.

Setidaknya, beberapa titik api terjadi di Kabupaten Ogan Komerjng Ilir, Ogan Ilir, dan juga Banyuasin.

"Sekitar pukul 01.30 dini hari, terpantau cukup banyak titik api di wilayah Kabupaten OKI dan Ogan Ilir. Pukul 03.25, titik api masih terpantau di OKI, Ogan Ilir dan bertambah di wilayah Banyuasin. Karena arah angin menuju Palembang, sehingga asap terbawa ke kota Palembang," kata jenderal bintang dua ini. 

Lanjut Rachmad, dirinya bersama Danrem 044/Gapo terus melakukan memantau situasi kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir.

Melalui udara, terlihat banyak titik api di rute yang dilewati sesuai pantauan satelit BRIN, terutama di daerah Tulung Selapan, Jungkal dan Tanjung Raja.

Dari beberapa kali patroli udara yang dilaksanakan, diyakini bahwa kebakaran ini disebabkan peladang yang membuka lahan dengan cara membakar. Karena, cara ini memang mudah dan murah, untuk membuka lahan.

"Perlu disadari bahwa perbuatan ini membuat orang lain menderita karena iritasi mata, infeksi saluran pernapasan dengan gejala sesak napas dan batuk, serta bisa berakibat kematian bagi penderita penyakit tertentu. Sebagai umat manusia yang bersifat sosial, jangan memikirkan diri sendiri untuk membuka lahan dengan cara mudah dan murah, tetapi mengabaikan kepentingan orang lain," jelas orang nomor satu di Polda Sumsel ini. 

Pemandaman terus dilakukan, akan tetapi sulitnya akses jalan untuk mencapai lokasi api, minimnya peralatan serta ketersediaan air menjadi kendala petugas dilapangan untuk sesegera mungkin melakukan pemadaman.

"Sebesar apapun biaya yang dikeluarkan, dan seberat apapun upaya pemadaman yang dilakukan, tidak akan ada artinya bila masyarakat masih membuka lahan dengan cara membakar. Kami himbau dan kami harapkan, untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dampaknya akan banyak orang yang merasakan," pungkasnya. 

 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved