Mati Batang Otak usai Operasi Amandel

Penyebab Bocah Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel, RS Kartika Husada Janji Cari Dokter Ahli

Penyebab bocah berinisial A (7) alami mati batang otak setelah jalani operasi amandel dijelaskan rumah sakit (RS) Kartika Husada Jatiasaih, kota bekas

Editor: Moch Krisna
(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi, Jumat (29/9/2023). Pihak RS menanggapi berkait adanya keluhan dari Albert, orangtua pasien A (7) yang didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Penyebab bocah berinisial A (7) alami mati batang otak setelah jalani operasi amandel dijelaskan rumah sakit (RS) Kartika Husada Jatiasaih, kota bekasi, sabtu (30/9/2023).

Dalam pernyataannya, pihak RS Kartika Husada menyebut sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur yang ada.

Sayangnya, hal yang tidak diinginkan terjadi setelah operasi amandel selesai dilakukan.

Perwakilan Manajemen RS Kartika Husada Bekasi, Rahma Indah Permatasari menuturkan, salah satu risiko pembiusan dari tindakan operasi adalah terjadinya henti napas seperti yang dialami A.

"Kami melakukan tindakan pertolongan pertama sampai akhirnya bernapas normal dan perawatan dilanjutkan di ruang intensive," ujarnya melansir dari Kompas.com

Kendati demikian, meski sudah berupaya memberikan perawatan semaksimal mungkin, kondisi A terus menurun.

"Kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada perawatan hari keempat, tim dokter mendiagnosis pasien diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," jelasnya.

Sampai dengan saat ini, lanjut Rahma, mereka masih memberikan pelayanan kepada A dan dukungan psikologis untuk keluarga.

"Upaya terbaik terus dilakukan demi memberikan pelayanan bagi pasien," ucapnya.

 Janji Datangkan Dokter Ahli

Pihak RS juga telah berkoordinasi ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan stakeholder lainnya sebagai upaya meminta bantuan dokter yang bekompeten menangani A.

"Kami berupaya untuk meminta bantuan dokter-dokter ahli ke sini. Untuk sama-sama kita menyelamatkan kondisi pasien," ucap Rahma.

Selain menghadirkan dokter ahli yang berkompeten, pihak RS juga mencari rujukan rumah sakit lain untuk A.

"Namun (rujukan) belum bisa dilakukan karena kondisi pasien belum stabil untuk dilakukan perujukan ke rumah sakit lain," ujar Rahma.

Saat ini, tim medis RS Kartika Husada masih terus melakukan upaya perawatan yang maksimal demi keselamatan A.

"Upaya terbaik terus dilakukan demi memberikan pelayanan bagi pasien," ujarnya.

Rahma menuturkan, pihaknya telah membangun komunikasi dengan pihak keluarga A dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.

"Selain dari sisi medis, kami juga memberikan dukungan psikologis spiritual terhadap pasien dan keluarga pasien," ungkapnya.

Kronologi Kejadian

Sebagai informasi, operasi amandel A dilakukan pada Selasa (19/9/2023).

Namun usai operasi, kondisi A terus menurun, sempat henti napas dan henti jantung.

A terpaksa dirawat di ruang intensif dan beberapa hari setelahnya, tim dokter mendiagnosis A mati batang otak.

"Pada perawatan hari keempat tim dokter mendiagnosis pasien yang diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," ujar Rahma.

Ayah A, Albert menyatakan anaknya dalam keadaan yang sehat sebelum operasi.

Hanya mengeluhkan sakit amandel dan dirujuk dari puskesmas ke RS untuk operasi.

Albert menuturkan, pihak RS tidak menjelaskan secara rinci penyebab anaknya bisa terdiagnosis mati batang otak usai operasi amandel.

Albert kini masih menanti anaknya bangun dari tidur panjangnya atau koma. Ia berharap pihak RS bisa bertanggung jawab atas hal yang dialami anaknya.

"Kondisi anak saya masih tidak sadarkan diri juga alias koma dengan diagnosis mati batang otak. Belum ada kemajuan yang berarti," ujar Albert.

(*)

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved