Kualitas Udara Palembang

Kabut Asap Hingga Kualitas Udara Palembang Sangat Tidak Sehat, Herman Deru: Masih Fluktuatif

Kabut Asap Hingga Kualitas Udara Palembang Sangat Tidak Sehat, Herman Deru: Masih Fluktuatif

Kolase Tribun Sumsel
Gubernur Sumsel Herman Deru angkat bicara terkait kualitas udara Palembang yang masuk kategori sangat tidak sehat, Selasa (26/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumsel Herman Deru angkat bicara terkait kualitas udara Palembang yang masuk kategori sangat tidak sehat akibat diselimuti pekatnya kabut asap, Selasa (26/9/2023). 

Menurut Deru, kondisi udara tersebut masih fluktuatif alias tidak menentu. 

"Iya, tadi pagi sempat meningkat, tapi saat ini sudah ada penurunan. Artinya masih fluktuatif," kata Herman Deru.

Diketahui, berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Palembang pada pagi hari tadi mencapai 206 mikro gram per meter kubik.

Artinya kualitas udara di Palembang sangat tidak sehat.

Baca juga: Hampir Dipastikan Agus Fatoni Pj Gubernur Sumsel, Sebelumnya Dicoret dari Usulan DPRD

Kabut asap mengakibatkan kualitas udara Palembang masuk dalam kategori sangat tidak sehat, Selasa (26/9/2023).
Kabut asap mengakibatkan kualitas udara Palembang masuk dalam kategori sangat tidak sehat, Selasa (26/9/2023). (TRIBUNSUMSEL.COM/HARTATI)

Terkait hal tersebut, Herman Deru menilai saat ini belum perlu dilakukan peningkatan dari status dari siaga darurat Karhutla menjadi tanggap darurat Karhutla. 

"Kalau ISPU nya konstan diatas 200 baru akan diubah statusnya. Karena tidak bisa juga serta merta merubah status, kalau masih fluktuatif. Nanti kalau konstan, baru akan kita tingkatkan statusnya," katanya singkat 

Sementara itu Penjabat (Pj) Walikota Palembang Ratu Dewa dalam apel siaga kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran mengatakan bahwa Pemkot akan secepatnya melakukan siaga pengaman titik api seperti daerah gambut khusunya pengaman di TPA Sukawinatan yang beberapa waktu lalu mengalami kebakaran.

"Kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait berserta TNI dan Polri, kita lakukan kerjasama dalam mengatasi masalah titik api yang terjadi dibeberap titik api di kota Palembang," katanya
 

Kekeringan Meteorologis

Selain akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel, kondisi buruknya kualitas udara di Palembang juga terjadi karena kondisi kering akibat kemarau. 

Berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian kedepan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis di wilayah Sumsel.

"Kekeringan meteorologis biasanya diikuti antara lain, berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, Nandang Pangaribowo, Selasa (26/9/2023).

Menurutnya, curah hujan yang terjadi di Sumatera Selatan selama beberapa hari terakhir belum jatuh secara merata atau belum sampai membasahi lahan-lahan yang kering.

Memang masih terdapat peluang hujan 10 hari ke depan, namun dengan intensitas masih rendah dan belum merata. Keadaan ini tentunya masih menyebabkan tingginya potensi tingkat kebakaran. 

Hal ini juga masih akan meningkatkan penurunan kualitas udara dengan penyebaran asap yang bersumber dari Karhutla.

Terlebih arah angin yang berhembus dari Timur-Tenggara akan membawa penyebaran asap ke arah utara yang meliputi wilayah Palembang hingga Musi Banyuasin.

Imbaunya, kepada masyarakat agar menghindari berbagai kegiatan yang dapat memicu terbakarnya lahan di lingkungannya. 

Tingkat polusi partikulat yang masuk ke udara karena adanya asap perlu diantisipasi dengan penggunaan masker dan juga kacamata pelindung mata jika beraktivitas di luar ruangan. 

Berdasarkan data yang ada HTH di Sumsel sebagai berikut :

Kota Palembang, untuk wilayah Gandus 30 hari tanpa hujan dan Seberang Ulu I, 24 hari tanpa hujan.

Kabupaten Lahat di Mulak Ulu, 25 hari tanpa hujan. Lalu Kabupaten Muara Enim di Gunung Megang, 31 hari tanpa hujan dan

Kabupaten Ogan Ilir, Indralaya 26 hari tanpa hujan, Indralaya Utara 29 hari tanpa hujan serta Tanjung Batu 25 hari tanpa hujan.

Kemudian Kabupaten OKI di Jejawi 25 hari tanpa hujan, Lempuing 25 hari tanpa hujan, Pampangan 28 hari tanpa hujan, Pangkalan Lampam 26 hari tanpa hujan dan Kayu Agung 70 hari tanpa hujan.

Kabupaten OKU di Lubuk Batang 25 hari tanpa hujan. Kabupaten OKU Timur di Belitang 25 hari tanpa hujan, Buay Madang 25 hari tanpa hujan dan Kabupaten OKU Selatan di Buay Rawan 30 hari tanpa hujan.

Untuk diketahui, berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Palembang yang pada pagi hari mencapai 206 mikro gram per meter kubik, Selasa (26/9/2023). 

Sebagaimana diketahui kategori ISPU:

  • 1-50 kategori baik, 51-100 kategori sedang, 100-200 kategori tidak sehat,
  • 200-300 kategori sangat tidak sehat dan diatas 300 sangat berbahaya.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved