Ibu dan Bayi Tertahan di RS

Alasan Rumah Sakit Tahan Titin Usai Persalinan, Bantah Biaya Rp15 Juta : Semampu Mereka Saja

Pihak RS Erni Medika bantah biaya persalinan ibu tertahan sebesar Rp15 juta.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TribunJambi.com/Abdullah Usman
Pihak RS Erni Medika bantah biaya persalinan ibu tertahan sebesar Rp15 juta. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pihak RS Erni Medika bantah biaya persalinan ibu tertahan sebesar Rp15 juta.

Diketahui, kisah Titin Rohayatin yang tak bisa pulang dari RS Erni Medika di Talang Bakung Jambi, ramai diperbincangkan.

Titin Rohayatin tak bisa pulang dari RS Erni Medika, di Talang Bakung, Kota Jambi.

Dalam pengakuan Arif, istrinya sudah 13 hari menjalani operasi cesar dan melahirkan anak laki-laki.

Namun, karena tidak mempunyai biaya persalinan, terpaksa istri dan bayinya tidak diperbolehkan keluar dari RS tersebut.

Adapun total biaya persalinan yang harus dibayar Titin mencapai Rp15 juta, namun ada keringanan sebesar Rp2 juta sehingga total keseluruhan yang harus dibayar Rp13,5 juta.

Menanggapi hal itu, pihak RS Erni Medika akhirnya buka suara.

Kepada TribunJambi.com, pihak RS Erni Medika Jambi menanggapi terkait pasienya yang hingga saat ini belum diperbolehkan pulang, terkait persoalan administrasi.

Sosok ibu yang melahirkan tertahan di RS Erni Medika Jambi karena tak punya biaya pelunasan persalinan.
Sosok ibu yang melahirkan tertahan di RS Erni Medika Jambi karena tak punya biaya pelunasan persalinan. (TribunJambi.com)

Disampaikan langsung oleh owner RSU Erni Medika, Erni mengatakan soal kabar pasien tertahan akibat tidak bisa melunasi biaya persalinan sebesar Rp15 juta tersebut tidak benar.

Pihak pasien sebenarnya membayar uang tersebut Rp13,5 juta.

"Kalau Rp15 juta itu tidak benar. Kalau biaya seharusnya itu sebesar Rp13.5 juta, saya sampaikan ke mereka, tapi kalau bapak tidak ada uang bisa bayar seberapa bapak sanggup. Dan suaminya pulang mengambil uang ke jawa," bebernya. Senin (25/9/2023).

Baca juga: Sosok Titin, Ibu Tertahan di Rumah Sakit Gegara Tak Punya Biaya Persalinan, Dilunasi Kapolda Jambi

Dijelaskan Erni alasan pihak RS belum pulangkan pasiennya lantaran tidak ada suaminya saat itu.

"Dan sampai sekarang kita masih menunggu, dan istrinya juga masih dalam perawatan. Tidak mungkin kita pulangkan karena suaminya juga tidak ada di rumah jadi biar di sini dulu," sambungnya.

Nasib Titin Rohayatin Ibu Tertahan di RS Jambi Usai Melahirkan, Bisa Pulang Biaya RS Dibayarkan YLKI
Nasib Titin Rohayatin Ibu Tertahan di RS Jambi Usai Melahirkan, Bisa Pulang Biaya RS Dibayarkan YLKI (Tribun Jambi / instagram/memomedsos)

Lanjut Erni, terkait besaran biayar semampunya tersebut pihak RS tidak mematok angkanya.

Semua diserahkan ke pihak keluarga seberapa mampunya untuk membayar.

Bahkan pihak RS menegaskan tidak mematokan biaya persalinan, semampu pasien saja membayar.

Baca juga: Keseharian Brigadir Setyo Ajudan Kapolda Kaltara Tewas Tertembak, Dikenal Mudah Bergaul & Ceria

Namun dengan syarat harus ada suami bisa dipulangkan.

"Semampu mereka saja, tidak ada patokan, meskipun di bawah Rp. 5 juta dengan catatan harus ada suaminya baru bisa dipulangkan," jelasnya.

Kisah Ibu dan Bayi Tertahan di RS Jambi, Tak Boleh Pulang Sebelum Lunasi Tagihan Rp 15 Juta
Kisah Ibu dan Bayi Tertahan di RS Jambi, Tak Boleh Pulang Sebelum Lunasi Tagihan Rp 15 Juta (instagram/memomedsos)

Berdasarkan informasi terbaru, terkait persoalan biaya persalinan tersebut baru saja telah diselesaikan. Namun untuk dapat keluar masih menunggu suaminya.

Adapun peluanasan dijelaskaan Erni sudah dilunasi langsung oleh Kapolda Jambi.

"Barusan saya mendapat informasi, bahwa semua biaya persalinan ibu tadi sudah dilunasi oleh Kapolda Jambi." pungkasnya.

Baca juga: Awal Mula Farida Nurhan Serang Codeblu Tak Terima Kritik Warung Nyak Kopsah Hingga Berujung Disomasi

Ucap Syukur Arif Biaya Sudah Persalinan Dilunasi

Ucap syukur Arif, suami Titin ternyata ada orang yang membantu kesulitan anak dan ibu yang melahirkan tersebut, membayar biaya persalinan kepada pihak rumah sakit.

"Alhamdulillah iya (sudah dibayarkan), orang baik itu tidak mau disebutkan namanya. Dia meminta saya untuk menutupi namanya," kata Arif Suami dari Titin Rohayati, Minggu (24/9/2023).

Lanjutnya, orang baik tersebut setelah melunasi biaya bersalin itu langsung mengirimkan foto bukti pelunasan. Tanpa diketahui oleh Arif sebelumnya.

"Siang ini dilunasi oleh orang itu, setelah itu baru dia bertemu dengan anak dan istri," ujarnya.

Arif mengaku sangat berterimakasih kepada orang baik yang telah membantu dirinya serta anak dan istrinya. Akhirnya keluarga kecilnya dapat keluar dari rumah sakit.

"Alhamdulillah orang sore ini kami sudah bisa pulang, kami dibantu juga untuk diantar pulang pakai mobil oleh orang ini, kami sangat berterima kasih banyak," ungkapnya.

Menurutnya, orang baik tersebut membantu secara keseluruhan biaya sebesar 9.5 juta rupiah kepada pihak rumah sakit.

Sebelumnya, Arif Rahman Hakim, suami Titin menceritakan, istrinya sudah 13 hari menjalani operasi cesar dan melahirkan anak laki-laki.

Namu karena tidak mempunyai biaya persalinna, terpaksa istri dan bayinya tidak diperbolehkan keluar dari RS tersebut.

Adapun total biaya persalinan yang harus dibayar Titin mencapai Rp15 juta, namun ada keringanan sebesar Rp2 juta sehingga total keseluruhan yang harus dibayar Rp13,5 juta.

"Total tagihan 15 juta 500 ribu rupiah, ada keringanan sebesar 2 juta. Jadi total biayanya 13 juta 500 ribu rupiah," kata Arif. Dilansir TribunJambi.com, Senin (25/9/2023).

Dijelaskan suami Titin, saat hendak bersalin Ia membawa istrinya ke sebuah klinik di Km 73, di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

Namun, pihak klinik mengarahkan untuk di rujuk ke RS Erni Medika. Meski tidak memiliki dana, Arif nekat karena demi keselamatan istri dan sang anak.

"Kami tidak punya BPJS, sebelumnya saya pernah ngurus tapi NIK istri saya ini ternyata beda orangnya. Kesalahan data di KTP, dan kesulitan," jelasnya.

Arif sempat bernegosiasi dengan pihak rumah sakit agar dapat melunasi biaya persalinan dengan cara di cicil. Namun, pihak rumah sakit tidak dapat memberikan hal tersebut.

"Kalau rumah sakit, harus dilunasi dulu baru anak dan istri bisa keluar. Saya sempat mengajukan cicil dengan jaminan KTP dan kartu ATM agar bisa di potong setiap bulan gaji saya, tapi tidak biasa juga. Saya tidak punya apa-apa," ujarnya.

Sehari-hari Arif bekerja sebagai buruh harian lepas di sebuah perusahaan kelapa sawit di Kabupaten Muaro Jambi.

Dirinya juga sudah meminta bantuan pinjaman kepada atasannya namun tidak ada tanggapan.

"Sudah saya ajukan pinjaman ke atasan mandor, tapi atasan yang di atas lagi tidak ada tanggapan. Mungkin karena saya pekerjaan harian lepas, gaji 2 jutaan sebulan. Keluarga juga orang tidak punya, ke orang juga tidak ada yang mau kasih pinjaman," bebernya.

Kendati demikian, Arif sangat berharap agar ada yang dapat menolong keluarganya dalam kesulitan ini.

Bahkan sang istri memohon kepada pemerintah agar membantu rakyat kecil yang sedang kesusahan ini.

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved