Guru Dimutasi Tolak Toilet Berbayar

Kronologi Guru MAN 1 Pamekasan Dimutasi Gegara Tolak Aturan Toilet Sekolah Dikenakan Tarif Rp 500

Kronologi seorang guru Madrasah Aliyah Negeri(MAN) 1 di Pamekasan, Madura dimutasi setelah menyatakan menolak adanya pemberlakuan tarif toilet sekolah

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
ig/ndorobei.official
Mohammad Arif, seorang guru Madrasah Aliyah Negeri(MAN) 1 di Pamekasan, Madura dimutasi setelah menyatakan menolak adanya pemberlakuan tarif toilet sekolah sebesr Rp 500 rupiah 

TRIBUNSUMSEL.COM- Kronologi seorang guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 di Pamekasan, Madura dimutasi setelah menyatakan menolak adanya pemberlakuan tarif toilet bagi siswa.

Diketahui sosok guru tersebut bernama Mohammad Arif menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan.

Penolakan Mohammad Arif atas aturan toilet dikenakan tarif Rp 500 rupiah itu terjadi dalam rapat sekolah.

Baca juga: Sosok Mohammad Arif Guru MAN 1 Pamekasan Dimutasi Gegara Tolak Aturan Toilet Sekolah Berbayar Rp 500

Arif menentang keputusan secara sepihak oleh kepala sekolah MAN 1 Pamekasan.

Pengakuan Arif soal dirinya dimutasi ini diunggah oleh akun instagram @ndorobei.official, Kamis (21/9/2023)

"Siswa masuk ke kamar mandi harus bayar Rp 500, dalam rapat saya tidak setuju karena MAN 1 adalah milik negara yang semua fasilitas sebesar-besarnya untuk rakyat atau untu siswa," ujar Arif, Kamis (21/9/2023).

Kepala sekolah memutuskan menggunakan tarif sebesar Rp500 untuk siswa yang ke toilet.

Arif lantas mengatakan alasan dirinya tak setuju soal keputusan penetapan tarif toilet untuk para siswa.

Pasalnya, ia merasa kasihan pada para siswa yang selama tahun 2018 tidak mempunyai Ruang kelas dan belajar menggunakan tempat seadanya dan masih harus bayar saat ke toilet.

Baca juga: Pengakuan Meliana Istri Pengelola Panti Asuhan di Medan Viral Ngemis Online, Bantah Eksploitasi Anak

Menurutnya, sekolah MAN 1 Pamekasan milik negara dan semua fasilitas ditujukan untuk siswa.

Oleh karena itu ia menentang dengan keras aturan yang dibuat kepala sekolah.

"Dalam rapat saya tidak setuju, karena MAN 1 milik negara, semua fasilitas untuk rakyat alias siswa," ucapnya.

Namun hal tersebut membuat dirinya justru mendapat perlakuan yang tak mengenakan.

Peristiwa tersebut rupanya berbuntut panjang berkaitan dengan jabatan dan karirnya sebagai seorang guru.

Dirinya diberhentikan tanpa adanya pemberitahuan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved