Berita Palembang
Diperiksa 11 Jam, Kadis Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal Dicecar 38 Pertanyaan Terkait Investasi FEC
Diperiksa 11 Jam, Kadis Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal Dicecar 38 Pertanyaan Terkait Investasi FEC
Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal menjalani pemeriksaan selama 11 jam di Ditreskrimsus Polda Sumsel terkait kasus Investasi Bodong FEC.
Aufa mendatangi Polda Sumsel untuk memberikan keterangan pada Rabu (20/9/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.
"Yang bersangkutan AS mulai diperiksa sejak pukul 14.00 WIB siang sampai tadi malam pukul 01.00 WIB dinihari, " ujar Wadir Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Putu Yudha Prawira, Kamis (21/9/2023).
Penyidik mencecar 38 pertanyaan kepada Aufa seputar FEC dan mengenai statusnya sebagai mentor senior di Invetasi Online FEC.
"Pertanyaan mulai dari awal dia bergabung dan seterusnya, semuanya total 38 pertanyaan, " katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Rombongan KONI OI Kecelakaan di Tol Indraprabu, Mobil Dikemudikan Dirut RSUD OI

Pihaknya masih melanjutkan penyelidikan terkait kasus FEC dan tidak menutup kemungkinan akan kembali memanggil Aufa jika diperlukan.
"Tergantung hasil gelar perkara nanti, akan dilakukan pengecekan dan jika penyidik butuh keterangan dia lagi, baru akan dipanggil," katanya.
Kerugian Korban Capai Rp 3,5 Miliar
Saat in sudah ada 139 korban aplikasi investasi FEC dengan nilai kerugian Rp 3,5 miliar yang melapor ke Polda Sumsel.
Hal ini diungkap Wadir Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Putu Yudha Prawira saat mengatakan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal hadir untuk diperiksa terkait keterlibatannya dalam investasi FEC.
"Beliau datang sesuai undangan yang kami kirim. Ini sedang diambil keterangannya berupa klarifikasi," ujar Putu, Rabu (20/9/2023).
Putu menegaskan, sampai saat ini status Aufa Syahrizal masih sebagai saksi untuk dimintai keterangan.
"Status yang bersangkutan masih saksi, " katanya.
Setelah pemeriksaan Aufa lanjut dia, penyelidikan akan terus dilanjutkan mengingat sampai saat ini belum ada tersangka. Korban FEC pun kini terus bertambah.
"Penyelidikan terus berlanjut dan sampai saat ini ada 139 korban aplikasi investasi FEC dengan nilai kerugian Rp 3,5 miliar. Tersangka belum diketahui karena masih kami selidiki," sambungnya.
Pihaknya akan membuat aplikasi yang menampung keluhan korban FEC lainnya yang belum sempat melapor ke Polda Sumsel.
"Sedang kami buat aplikasinya. Memudahkan korban lainnya yang belum melapor jadi cukup isi data, nama, KTP, total kerugian dan kronologinya, " pungkasnya.
Klarifikasi Aufa Syahrizal
Sebelumnya, viral video Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel Aufa Syahrizal yang dengan bangga menyebut dirinya mentor investasi online FEC.
Video itu disebarkan oleh netizen tak lama setelah terungkap bahwa investasi online FEC ternyata bodong hingga menimbulkan kerugian bagi anggotanya.
Kepada Tribunsumsel.com, Aufa menegaskan, video yang beredar itu dibuat sebelum Investasi online FEC dinyatakan bermasalah alias bodong.
Bahkan, kata Aufa dirinya juga menjadi korban dari investasi bodong FEC.
"Mentor bukan perwakilan perusahaan, hanya prestasi kerja sebagai member dan dikasih bonus tambahan. Saya juga korban," kata Aufa Syharizal saat diwawancarai Tribun Sumsel, Jumat (15/9/2023).
Dalam video beredar, Aufa tampak begitu bangga menyatakan dirinya sebagai mentor berkat prestasinya di investasi online FEC.
Kini Aufa menjelaskan, mentor adalah suatu penghargaan atas prestasi kerja seorang member dalam aplikasi tersebut.
Dijelaskan apabila berhasil mengajak orang untuk bergabung maka bisa jadi mentor.
Namun ada tahapan-tahapannya seperti berdasarkan jumlah yang ikut, misal kalau berhasil mengajak tujuh orang dikatakan mentor magang Dengan tambahan bonus Rp 300 ribu per Minggu selama satu bulan.
Bila berhasil mengajak lebih 20 orang maka jadi mentor perantara atau naik level.
Tambahan bonusnya Rp 1 juta per Minggu.
Jika bisa mengajak diatas 50 orang, maka naik lagi dan mendapatkan prestasi dan seterusnya sampai mentor kehormatan.
"Tapi tidak dari itu saja, misal yang kita rekrut juga mengajak yang lain atau mengembangkan diri juga bisa jadi mentor magang dan begitu juga dengan kita naik level juga," katanya
Menurut Aufa, investasi online FEC hampir mirip dengan MLM tapi disini tidak dipaksa.
Disini ada transaksi ditawarkan jual barang, ada harga dan jenis barang.
Namun seiring berjalannya waktu tiba-tiba awal Agustus dalam diskusi berkembanglah certia perusahaan akan mengumpulkan para mentor dari magang sampai kehormatan untuk mengadakan seminar nasional.
"Awalnya seminar nasional akan diadakan di Jakarta, Bandung dan Surabaya, karena ini sifatnya seminar nasional maka naluri kepariwisataan saya muncul. Kalau seminar nasional akan banyak datang orang dari berbagai daerah, maka saya sepontan menyampaikan kalau tiga daerah tadi tidak sanggup maka Palembang siap," ungkapnya
Menurutnya, seminar ini bisa ditarik ke Palembang maka ini event MICE atau Meeting, Incentive, Conference and Exhibition.
Berarti ada meeting atau pertemuan.
Kemudian ada diskusi lagi dan ada pendapat-pendapat peserta di zoom meeting menyetujui diadakan di Palembang.
"Dalam diskusi saya tanya lagi, karena saya tidak mau ketempuhan tahlil. Kalau seminar di Palembang yang biayain sapa, disebutkan semua biaya ditanggung perusahaan dan kita hanya menyiapkan tenaga saja," katanya
Kemudian tidak mungkinkan dikerjakan sendiri, lalu ia memberikan masukan untuk menggunakan EO.
Dari perusahaan dalam seminar menginginkan ada kegiatan kebudayaan dan forum diskusi.
Lalu jadilah seminar yang dihadiri kurang lebih 700 orang. Mentor kehormatan ada pak Surya dari Lombok, ada pak Jalil dari Cirebon dan lain-lain.
"Saya sebagai ketua panitia membuka acara dengan ucapan selamat datang para peserta seminar yang menyempatkan datang di Sumsel. Saya sampaikan potensi wisata, UMKM dan lain-lain," katanya.
Seminar itu dihadiri para mentor-mentor, berbagai cerita dan kebahagiaan dengan orang-orang yang sudah sukses.
Dampaknya hotel dibeberapa lokasi penuh misal Aryaduta, Excelton, Boston, Swarna Dwipa, Batiqa dan lain-lain.
Artinya seminar ini berdampak pada peningkatan ekonomi di Palembang.
Awalnya berjalan normal namun permasalahan nya karena belum dapat ijin OJK saja, jadi dibekukan OJK/PAKI. Kabarnya mereka sudah cek mendatangi kantor di Jakarta namun tidak mendapatkan penjelasan karena kantor tutup.
"Masyarakat Palembang banyak menyalahkan saya, dianggap saya perwakilan dari perusahaan, padahal
saya hanya mentor dan juga korban," katanya
Menurutnya, ia sudah diperiksa Direskrim sus dan sudah menyampaikan laporan baik bukti transaksi, kerugaian dan lain-lain. Kalau ada data belum lengkap ia siap dipanggil, dan menjelaskan secara detail.
"Harapannya polisi bisa melacak dan perusahaan mau menganti rugi kerugaian atau aktifkan kembali FEC supaya member bisa menarik dana yang ada, baru dibekukan," katanya
Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 pada Anak, DSA Sebut Pentingnya Pola Hidup Sehat Sejak Dini |
![]() |
---|
Pemprov Sumsel Pastikan Rombak Manajemen Sejumlah BUMD, DPRD Dorong Profesionalitas |
![]() |
---|
Viral Tukang Susu Keliling Diduga Berbuat Asusila ke Siswa SDN 113 di Sako Palembang, Sekolah Tegas |
![]() |
---|
Herman Deru Pastikan Pembangunan Palembang New Port Seluas 59 Hektare di Tanjung Carat Siap Dibangun |
![]() |
---|
Diabetes dan TBC Masih Signifikan di Indonesia, Generali Ajak Masyarakat Rutin Cek Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.