Heboh Bayi Tertukar di Bogor

Sindiran Menohok Hotman Paris ke RS Sentosa Soal Bayi Tertukar : Ngaku Salah Tapi Tak Mau Rugi

Hotman Paris memberikan sindiran menohok ke RS Sentosa imbas ganti rugi ke orangtua bayi tertukar di Bogor kecil, sebut Direktur tak ingin uang rugi

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
youtube/METRO TV
Sindiran Menohok Hotman Paris ke RS Sentosa, Sebut Direktur Tak Ingin Rugi Uang 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea memberikan sindiran menohok ke pihak Rumah Sakit Sentosa,  imbas bayi tertukar di Bogor.

Hotman menyindir soal ganti rugi yang ditawarkan pihak rumah sakit kepada orangtua bayi tertukar.

Baca juga: Geramnya Hotman Paris Tahu Ganti Rugi RS Sentosa ke Ibu Bayi Tertukar di Bogor : Terlalu Ringan

Menurut Hotman Paris, Direktur RS Sentosa hanya meminta maaf namun tak ingin rugi ganti uang dan memberikan penawaran damai tak sesuai.

Hotman Paris Geram Tau Ganti Rugi RS Sentosa ke Ibu Bayi Tertukar di Bogor, Sebut Tak Sesuai
Hotman Paris Geram Tau Ganti Rugi RS Sentosa ke Ibu Bayi Tertukar di Bogor, Sebut Tak Sesuai (youtube/METRO TV)

Hotman Paris dengan geramnya bahkan menyebut Direktur RS Sentosa hanya memberikan janji yang juga kosong.

"Kalau cara ibu hanya mengulur waktu nih kalau cuma janji pendidkan. Apa perlu saya dampingi antar satu truk rupiah," kata Hotman Paris ke Direktur RS Sentosa dalam tayangan Hot Room MetroTV, dilansir dari TribunnewsBogor, Kamis (31/8/2023).

Margaretha, Direktur RS Sentosa awalnya berusaha mengelak.

"Kami menyadari ada kerugian yang diderita kedua ibu, terkait masalah ini kami akan menyerahkan ke kuasa hukum untuk mempelajari," kata Margaretha.

"Kuasa hukum kan perintah ibu. Jadi belum ada itikad baik untuk ganti rugi ? masih terlalu kecil bu hanya untuk biasa pendidikan, biaya kesehatan," kata Hotman Paris.

Hotman sampai menilai bahwa RS Sentosa mengaku salah, tapi tidak mau rugi.

"Gimana ibu sudah ngaku salah tapi gak mau rugi," kata Hotman.

Baca juga: Alasan Ibu Bayi Tertukar Tolak Damai usai Diimingi RS Sentosa, Segera Lapor Polisi : Tak Sebanding

Baca juga: Viral Kisah WNI Iseng Melahirkan di Jepang Malah Dapat Subsidi Rp50 Juta, Sempat Dilarang Berangkat

Bahkan Hotman Paris mengatakan dua tawaran tersebut RS Sentosa belum serius menyatakan tanggung jawab atas tindakannya.

"Sepertinya ibu belum merasa tanggung jawab, kok kasih tawaran ganti ruginya terlalu ringan begitu," kata Hotman.

Hotman Paris skakmat direktur RS Sentosa soal kasus bayi tertukar yang terjadi di Bogor. Hotman pun syok mendengar tawaran ganti rugi dari pihak rumah sakit ke dua ibu korban bayi tertukar
Hotman Paris skakmat direktur RS Sentosa soal kasus bayi tertukar yang terjadi di Bogor. Hotman pun syok mendengar tawaran ganti rugi dari pihak rumah sakit ke dua ibu korban bayi tertukar (Youtube channel metrotvnews)

Ia kemudian memberi sebuah contoh insiden jari putus yang dialami seorang bayi.

Dalam penyelesainnya, rumah sakit terkait memberi tanggung jawab dalam bentuk uang dengan nominal sesuai dengan kerugian pasien.

Margaretha yang dicecar soal ganti rugi, awalnya berusaha mengelak.

Namun akhirnya hal tersebut membuat Margaretha mengatakan akan kembali merunding soal bentuk ganti rugi untuk dua ibu bayi tertukar.

"Kami bersedia untuk berunding," katanya.

Hotman Paris Sebut Ganti Rugi RS Sentosa ke Ibu Bayi Tertukar di Bogor Tak Sesuai

Di sisi lain Hotman Paris bereaksi geram saat tau tawaran ganti rugi dari RS Sentosa ke Ibu bayi tertukar di Bogor.

Hotman Paris sebut tawaran ganti rugi dari RS Sentosa ke Ibu bayi tertukar di Bogor tak sesuai
Hotman Paris sebut tawaran ganti rugi dari RS Sentosa ke Ibu bayi tertukar di Bogor tak sesuai (instagram/hotmanparisofficial / TribunnewsBogor.com)

Menurut Hotman Paris tawaran ganti rugi dari RS Sentosa ke Ibu bayi tertukar di Bogor tak sesuai dengan apa yang dialami oleh Siti Mauliah dan Ibu Dian selama setahun terakhir.

"Apa tanggapan itu kalau rumah sakit anda digugat? apakah ada itikad baik?" tanya Hotman Paris dilansir dari youtube METRO TV, Kamis (31/8/2023).

"Tadi disampaikan Pak Rusdy, ini adalah masalah kemanusiaan. Kami sebetulnya sudah menawarkan bantuan kesehatan, dan bantuan pendidikan untuk kedua anak sampai dengan SMA," imbuh Margaretha Kurnia.

"Itu kan terlalu jauh," ujar Hotman Paris.

Baca juga: Cerita Yuni Mauliza Calon Tunangan Imam Masykur Pertama Kali Tahu Imam Diculik di Tokonya

Hotman Paris mengurai pendapatnya soal biaya ideal ganti rugi yang harusnya dibayar pihak RS Sentosa kepada korban bayi tertukar. Pengacara Siti Mauliah pun setuju dengan kompensasi fantastis yang disebutkan Hotman Paris.
Hotman Paris mengurai pendapatnya soal biaya ideal ganti rugi yang harusnya dibayar pihak RS Sentosa kepada korban bayi tertukar. Pengacara Siti Mauliah pun setuju dengan kompensasi fantastis yang disebutkan Hotman Paris. (Youtube channel metrotvnews)

Di sisi kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdy Ridho juga menyebut jika tawaran tersebut dengan keras ditolak oleh kedua ibu dari bayi tertukar itu.

Sebab kedua ibu tersebut yakni Siti Mauliah dan Ibu Dian juga merasa jika tawaran RS Sentos atak sesuai dengan kerugian yang mereka rasa dan alami setahun terakhir.

"Itu saya tolak, karena jaminan kesehatan kita sudah dapat dari BPJS sampai meninggal. Dan beasiswa pendidikan saya kira kalau sampai SMA, di pemerintahan Kabupaten Bogor itu memang gratis. Jadi pendidikan dan kesehatan itu sudah hak dasar warga negara Indonesia," pungkas Rusdy.

Setali tiga uang dengan Rusdy, Hotman Paris pun tidak setuju dengan tawaran dari pihak rumah sakit kepada dua ibu tersebut.

Dua Ibu Tolak 'Iming-iming'

Dua ibu di Bogor, Siti Mauliah dan Dian, menolak damai dengan Rumah Sakit Sentosa, yang menjadi tempat bayinya tertukar setahun lalu.

Keduanya tak tergoda dengan 'iming-iming' pihak rumah sakit yang menjanjikan jaminan kesehatan dan beasiswa kepada dua bayi tersebut.

Penolakan itu terungkap dari hasil mediasi antara keluarga dua bayi dan pihak rumah sakit yang digelar di Mako Polres Bogor pada Rabu (30/8/2023).

Mediasi yang memakan waktu 1 jam 30 menit ini berujung jalan buntu atau belum sampai pada kesepakatan.

"Hasil mediasinya terakhir tadi masih belum menemui kesepakatan," kata Binsar Aritonang, kuasa hukum Ibu D saat ditemui TribunnewsBogor.com di Mako Polres Bogor.

Melalui kuasa hukumnya, disebutkan bahwa awalnya kedua ibu bayi tertukar di Bogor itu sangat beritikad baik jika terjadi perdamaian antara pihaknya dan pihak rumah sakit.

Bukan tanpa sebab, hal tersebut karena Siti Mauliah dan Ibu Dian merasa jika tawaran yang diberikan oleh pihak RS Sentosa tak dapat menggantikan kerugian yang mereka alami selama setahun terakhir.

"Penawaran-penawaran tersebut saya rasa belum bisa menggantikan kerugian yang korban alami," kata Binsar Aritonang.

Mereka tak menerima tawaran pihak RS ini diketahui antara lain berupa beasiswa sampai SMA, akses kesehatan hingga kompensasi.

Menanggapi tawaran tersebut, Binsar mengurai alasan keluarga korban menolak janji manis RS Sentosa.

"Karena kan terkait beasiswa dan kesehatan sudah ditangani negara, dalam artian kesehatan ada BPJS dan di Bogor pun menjamin untuk pendidikan. Jadi bukannya kami menolak terkait itu, tapi saya rasa ada hal-hal lain yang perlu diselesaikan dimana kami sebagai korban," kata Binsar Aritonang.

Maka dari itu, upaya hukum tetap akan dilakukan sesegera mungkin.

"Kami akan menempuh sesegera mungkin, akan menempuh upaya-upaya hukum terkait kejadian yang terjadi yang mana kami Ibu Siti Mauliah dan Ibu D sebagai korban," kata Binsar Aritonang.

Sementara kini pihak korban akan segera membuat laporan polisi terkait rumah sakit tempat bersalin bayi tertukar tersebut.

"Pasti (laporan polisi), kami juga gak berlarut-larut gitu. Untuk terjadinya perdamaian atau mediasi kan tidak perlu menunggu itu juga terlalu lama gitu kan, karena kami di sini juga harus bertanggung jawab terhadap klien kami juga, upaya apa yang akan kami lakukan. Dimana klien kami juga sepakat kita akan melakukan upaya hukum," ungkap Binsar Aritonang.

Hasil tes DNA terkait bayi yang diduga tertukar di Bogor diumumkan oleh Polres Bogor pada Jumat (25/8/2023) malam. Momen haru terlihat saat keduanya berpelukan (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Di sisi lain, Siti Mauliah dengan tegas menolak tawaran pihak RS Sentosa.

Disampaikan kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdy Ridho bahwa pihak ibu bayi tertukar menolak tawaran beasiswa tersebut dan akan tetap menempuh jakur hukum.

Menurutnya, sampai SMA memang gratis jika di negeri, sementara terkait kesehatan sudah memiliki BPJS.

"Kita tolak lah, sampe SMA kan gratis kalo negeri, untuk kesehatannya kan ada BPJS," ucap kuasa hukum Siti. Dilansir TribunnewsBogor.com, Rabu (30/8/2023).

Rusdy mengatakan tawaran yang diberikan pihak RS Sentosa ini dinilai tidak sebanding dengan kerugian yang dialami kedua pihak keluarga bayi.

Pasalnya, di dalam persoalan ini terdapat kerugian materil maupun inmateril yang dialami oleh kedua pihak korban yang harus dipertimbangkan.
 
Bahkan menurutnya, tawaran itu dilakukan oleh pihak RS Sentosa hanya sekdar pemanis saja.

"Ngapain lah, itu pemanis aja, kita engga kesana arah kompensasinya. Engga seimbang, semua udah di cover sama negara," tegasnya.

Kendati demikian, kedua korban bayi tertukar ini telah sepakat tetap menempuh jalur hukum.

"Kita udah sepakat sama keluarga bu D, satu perahu lah untuk menggugat rumah sakit dan melaporkan ke polisi," pungkasnya.

Pihak RS Sentosa Salahkan Perawat

Pihak Rumah Sakit sentosa sebut bayi tertukar murni kesalahan dari perawat yang lalai.

Bahkan rumah sakit Sentosa disini ikut jadi korban atas kelalaian yang dilakukan perawat.

Juru Bicara RS Sentosa Sebut Bayi Tertukar Murni kesalahan perawat lalai, Rumah Sakit Jadi Korban (Kolase/tribunbogor)

Hal tersebut disampaikan juru bicara RS Sentosa, Gregorius B Djako melansir dari Tribunnewsbogor.com, Rabu (30/8/2023).

Dikatakan Gregg, selama ini perawatnya itu tidak pernah menginformasikan peristiwa itu ke rumah sakit.

"Dan (perawat) menutupi kasus begitu lama," tandasnya.

Ia mengatakan, pihak RS Sentosa sendiri baru mengetahui kasus itu pada Mei 2023.

Sehingga menurutnya RS Sentosa dalam kasus ini juga sebagai korban.

"Rumah sakit juga adalah korban karena tidak mendapat informasi itu," pungkasnya.

Lebih jauh, Greg mengatakan, pihaknya diketahui akan memberikan dua poin tanggung jawab kepada bayi tertukar.

Pertama, yakni berupa cover kesehatan kepada dua bayi selama usia anak.

"Sakit kah, rawat kah," katanya

Selain itu, pihak RS Sentosa juga akan memberikan beasiswa kepada kedua anak.

"Akan diberikan beasiswa pendidikan sampai SMA," ungkapnya.

Namun rupanya tawaran itu tak membuat kedua ibu bayi tertukar mengurungkan niatnya.

Siti Mauliah dan Dian tetap akan melaporkan RS Sentosa ke polisi.

Gregg Djako mengklaim, selama ini pihak rumah sakit tidak pernah lepas tangan.

Untuk itu, ia akan terus berupaya agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Hal itu akan ia lakukan dengan meminta kepada kepolisian agar mendorong kasus ini diselesaikan secara Restorative Justice.

Pasien RS Sentosa Menurun

Dampak yang drastis ternyata dialami oleh Rumah Sakit Sentosa dimana kasus bayi tertukar di Bogor terjadi.

Gegara kelalaian tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut membuat jumlah pengunjung kini anjlok.

Juru Bicara Rumah Sakit Sentosa, Gregg Djako mengatakan hal tersebut.

"Jelas dampaknya sangat dirasakan, pasien menurun jauh," ujar Gregg Djako .

Gegara Kasus Bayi Tertukar, Pengunjung RS Sentosa Kini Anjlok, Nasib 300an Karyawan Jadi Perhatian (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani - Tribun Bogor)

Dia mengatakan bahwa karena kasus ini pihaknya kini menjadi sorotan dan ini merupakan sanksi sosial yang harus diterima.

Namun, kata dia, di rumah sakit ini ada 300 lebih karyawan yang juga perlu jadi perhatian semua pihak.

"Kita harus akui ada 300 lebih karyawan yang bekerja di dalamnya, menggantungkan hidupnya di situ bersama keluarganya," kata Gregg Djako.

Bagaimana ini pun juga, kata dia, peristiwa bayi tertukar ini adalah hal yang juga tak diharapkan oleh pihak rumah sakit.

"Tidak ada niat sedikitpun dari orang atau pegawai atau RS sekalipun untuk membuat peristiwa ini terjadi," ujar Gregg Djako.

Terkait kejadian bayi tertukar ini, kata dia, ada 5 tanaga kesehatan yang sementara ini masih dinonaktifkan sebagai tenaga kesehatan.

Dia mengaku masih menunggu perkembangan kasus ini ke depannya seperti apa.

"Mereka untuk sementara dinonaktifkan sebagai tenaga kesehatan, untuk sementara secara administrasi artinya tidak melayani kesehatan. Kami melihat perkembangan kasus ini sejauh mana," ungkapnya.

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved