Heboh Bayi Tertukar di Bogor

Hasil Mediasi Keluarga Bayi Tertukar dengan Rumah Sakit Sentosa Berakhir Buntu, Lanjut Lapor Polisi

Hasil mediasi antara keluarga bayi tertukar dengan rumah sakit Sentosa di gelar Mako Polres Bogor berakhir buntu.Memakan waktu 1 jam 30 menit, tak a

Editor: Moch Krisna
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Bayi Tertukar di Bogor Saat Dipertemukan Dengan Orang Tua Kandung Masing Masing 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Hasil mediasi antara keluarga bayi tertukar dengan rumah sakit Sentosa di gelar Mako Polres Bogor berakhir buntu.

Memakan waktu 1 jam 30 menit, tak ada kesepakatan yang tersampaikan dari mediasi tersebut.

Hal tersebut disampaikan kuasa hukum ibu Dian melansir dari Tribunnewsbogor.com, Rabu (30/8/2023).

"Hasil mediasinya terakhir tadi masih belum menemui kesepakatan," kata Binsar Aritonang.

Meski begitu, kata dia, pihaknya selaku kuasa hukum korban sangat beritikad baik jika terjadi perdamaian antara pihaknya dan pihak rumah sakit.

Namun, kata dia, upaya hukum tetap akan dilakukan sesegera mungkin.

"Namun kami juga akan menempuh sesegera mungkin, akan menempuh upaya-upaya hukum terkait kejadian yang terjadi yang mana kami Ibu S dan Ibu D sebagai korban," kata Binsar Aritonang.

Dia mengaku pihaknya selaku korban akan segera membuat laporan polisi terkait rumah sakit tempat bersalin bayi tertukar tersebut.

"Pasti (laporan polisi), kami juga gak berlarut-larut gitu. Untuk terjadinya perdamaian atau mediasi kan tidak perlu menunggu itu juga terlalu lama gitu kan

karena kami di sini juga harus bertanggung jawab terhadap klien kami juga, upaya apa yang akan kami lakukan. Dimana klien kami juga sepakat kita akan melakukan upaya hukum," ungkap Binsar Aritonang.

Meski begitu, dia mengaku bahwa pihaknya masih tetap terbuka jika akan dilakukan mediasi kembali di kemudian hari.

Salahkan Perawat

Pihak Rumah Sakit sentosa sebut bayi tertukar murni kesalahan dari perawat yang lalai.

Bahkan rumah sakit Sentosa disini ikut jadi korban atas kelalaian yang dilakukan perawat.

Hal tersebut disampaikan juru bicara RS Sentosa, Gregorius B Djako melansir dari Tribunnewsbogor.com, Rabu (30/8/2023).

Dikatakan Gregg, selama ini perawatnya itu tidak pernah menginformasikan peristiwa itu ke rumah sakit.

"Dan (perawat) menutupi kasus begitu lama," tandasnya.

Ia mengatakan, pihak RS Sentosa sendiri baru mengetahui kasus itu pada Mei 2023.

Sehingga menurutnya RS Sentosa dalam kasus ini juga sebagai korban.

Juru Bicara RS Sentosa Sebut Bayi Tertukar Murni kesalahan perawat lalai, Rumah Sakit Jadi Korban
Juru Bicara RS Sentosa Sebut Bayi Tertukar Murni kesalahan perawat lalai, Rumah Sakit Jadi Korban (Kolase/tribunbogor)

"Rumah sakit juga adalah korban karena tidak mendapat informasi itu," pungkasnya.

Lebih jauh, Greg mengatakan, pihaknya diketahui akan memberikan dua poin tanggung jawab kepada bayi tertukar.

Pertama, yakni berupa cover kesehatan kepada dua bayi selama usia anak.

"Sakit kah, rawat kah," katanya

Selain itu, pihak RS Sentosa juga akan memberikan beasiswa kepada kedua anak.

"Akan diberikan beasiswa pendidikan sampai SMA," ungkapnya.

Namun rupanya tawaran itu tak membuat kedua ibu bayi tertukar mengurungkan niatnya.

Siti Mauliah dan Dian tetap akan melaporkan RS Sentosa ke polisi.

Gregg Djako mengklaim, selama ini pihak rumah sakit tidak pernah lepas tangan.

Untuk itu, ia akan terus berupaya agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Hal itu akan ia lakukan dengan meminta kepada kepolisian agar mendorong kasus ini diselesaikan secara Restorative Justice.

Pasien Menurun

Dampak yang drastis ternyata dialami oleh Rumah Sakit Sentosa dimana kasus bayi tertukar di Bogor terjadi.

Gegara kelalaian tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut membuat jumlah pengunjung kini anjlok.

Juru Bicara Rumah Sakit Sentosa, Gregg Djako mengatakan hal tersebut. 

"Jelas dampaknya sangat dirasakan, pasien menurun jauh," ujar Gregg Djako .

Dia mengatakan bahwa karena kasus ini pihaknya kini menjadi sorotan dan ini merupakan sanksi sosial yang harus diterima.

Namun, kata dia, di rumah sakit ini ada 300 lebih karyawan yang juga perlu jadi perhatian semua pihak.

"Kita harus akui ada 300 lebih karyawan yang bekerja di dalamnya, menggantungkan hidupnya di situ bersama keluarganya," kata Gregg Djako.

Bagaimana ini pun juga, kata dia, peristiwa bayi tertukar ini adalah hal yang juga tak diharapkan oleh pihak rumah sakit.

"Tidak ada niat sedikitpun dari orang atau pegawai atau RS sekalipun untuk membuat peristiwa ini terjadi," ujar Gregg Djako.

Terkait kejadian bayi tertukar ini, kata dia, ada 5 tanaga kesehatan yang sementara ini masih dinonaktifkan sebagai tenaga kesehatan.

Dia mengaku masih menunggu perkembangan kasus ini ke depannya seperti apa.

"Mereka untuk sementara dinonaktifkan sebagai tenaga kesehatan, untuk sementara secara administrasi artinya tidak melayani kesehatan. Kami melihat perkembangan kasus ini sejauh mana," ungkapnya.

(*)

 

 

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved