Paspampres Culik Pemuda Aceh
Keseharian Imam Masykur Pemuda Aceh Tewas Dianiaya Oknum Paspampres, Ramah dan Kerap Ajak Sholat
Sosok Imam Masykur sendiri dikenal sebagai warga baru yang bekerja sebagai penjaga toko kosmetik di jalan Sandratek, RT02/06, kecamatan Ciputat Timur,
TRIBUNSUMSEL.COM -- Keseharian almarhum Imam Masykur pemuda Aceh yang tewas dianiaya oknum Paspampres usai diculik diungkap warga.
Sosok Imam Masykur sendiri dikenal sebagai warga baru yang bekerja sebagai penjaga toko kosmetik di jalan Sandratek, RT02/06, kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan baru selama 5 bulan.
Melansir dari Wartakotalive.com, Senin (28/9/2023) serang pengemudi ojek yang enggan disebutkan namanya menyebut Imam Masykur sosok orang baik.
"Orangnya baik banget bang. Dia kadang ngajakin shalat. Sering nanyain juga ke kita-kita apakah sudah dapat orderan "ojek" atau belum," katanya.
Ia menuturkan, saat dirinya belum mendapat orderan, korban kerap memintanya membelikan minuman dingin dan kembalian uang tersebut diberikan padanya.
Korban dikenal pula ramah kepada anak-anak yang kerap jadi tukang parkir di lokasi.
Kematian korban pun membuatnya kaget.
Katanya, saat korban diculik, banyak yang jadi saksi mata.
Bahkan warga sempat campur tangan ingin membantu korban. Namun, semua tak berkutik usai para pelaku mengaku membawa surat tugas.
"Kagetlah. Apalagi korban baik dan ramah. Tapi tiba-tiba terjadi begitu," katanya.
Ia pun berharap agar motif penculikan Imam bisa diungkap.
Sebelumnya, Imam iculik oleh oknum anggota Paspampres beserta rekannya yang merupakan anggota TNI.
Dari pantauan Warta Kota di toko tempat Imam bekerja, kondisi toko tengah ditutup dengan dua buah gembok.
Tak banyak saksi yang berani terang-terangan usai mengetahui fakta penculik merupakan oknum dari aparat.
Namun, salah satu saksi inisial B (40) menyebut penculikan terjadi di sore hari.
B yang tengah shalat sempat mendengar kata-kata rampok.
Ia dan warga sekitar pun sempat ke lokasi dan melihat langsung Imam dibawa.
"Sebenarnya sudah saya videoin. Tapi saya hapus. Saya takut;" katanya, Senin (28/8/2023).
Ketakutan B berkaitan pelaku penculikan mengaku ada surat tugas.

Saat penculikan, Imam masing ingat ciri-ciri pelaku.
"Tidak pake seragam. Yang satu tinggi, yang satu pendek. Yang pendek masuk ke dalam pakai masker. Sementara dua orang tidak pakai masker. Satunya tinggi, satunya sedang," ujarnya.
Selain tiga pelaku di luar mobil, saksi menjelaskan ada pula yang di dalam mobil.
B mengatakan, pelaku juga sempat membentak tukang parkir yang sehari-harinya di situ.
B sendiri tak bisa berbuat banyak seusai pelaku mengaku membawa surat tugas.
Meskipun sempat merasa janggal, B takut untuk lebih tahu lagi.
Begitu pula dengan orang-orang yang ada di lokasi yang hanya bisa melihat saja.
Kata B, semua tak berani bertindak maupun bertanya karena pelaku mengaku punya surat tugas.
Motif Penganiayaan
Keluarga korban akhirnya ungkap motif pelaku dibalik kasus ini.
Said Sulaiman, seorang anggota keluarga keluarga Imam Masykur mengatakan selama korban berada di Jakarta, almarhum tidak pernah memiliki masalah dengan siapa pun.
Terlebih selama satu tahun merantau di Ibu Kota, pemuda tersebut senantiasa berada dengan Said Sulaiman.
"Almarhum tidak ada masalah dengan siapapun, biasa saja,” kata Said Sulaiman di rumah duka Desa Mon Keulayu, Bireun, Aceh, Minggu (27/8/2023).
Said mengaku belum mengetahui pasti dugaan yang menyebabkan almarhum disiksa dan dibunuh.
Namun, kuat dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia tersebut bermotif perampokan.
Kasus tersebut katanya sudah ditangani di Jakarta dan dalam proses oleh aparat penegak hukum.
Keluarga korban berharap pelaku penganiayaan dapat dihukum.
“Informasinya pelaku sudah ditangkap dan sedang dalam pemeriksaan di Jakarta,” ujar Said Sulaiman.
Imam Masykur selama di Jakarta tinggal bersama Said Sulaiman di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, pada 12 Agustus 2023.
Sebelum meninggal dunia korban sempat didatangi terduga pelaku pada 12 Agustus 2023.
Kemudian Imam Masykur dibawa pergi secara paksa.
Sebelum meninggal, Imam Masykur dikabarkan sempat menelepon keluarganya dan mengaku dirinya sedang dianiaya pelaku yang menjemputnya.
Setelah itu, korban tidak lagi bisa dihubungi dan tidak pulang-pulang lagi ke rumah.
Karena itu, keluarga korban pun melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
Setelah beberapa hari tak ada kabar lagi tentang Imam Masykur, baru pada tanggal 24 Agustus 2023, keluarga mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.
Jenazahnya lantas diterbangkan ke Medan, lalu diangkut menggunakan ambulans ke Bireuen.
Jenazah tiba sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (25/08/2023) dan dikebumikan beberapa saat kemudian di perkuburan keluarga.
Sudah Tersangka
Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan, pihaknya telah mengamankan tiga orang dalam kasus pembunuhan dan penyiksaan warga sipil asal Aceh, Imam Masykur (25).
"Sementara yang kami amankan 3 orang," katanya kepada wartawan, Senin (28/8/2023). Irsyad mengatakan, tiga orang yang diamankan merupakan prajurit TNI, salah satunya Praka RM yang merupakan prajurit dari kesatuan Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres).
Adapun dua orang lainnya adalah anggota TNI, namun Irsyad tidak memberikan jawaban secara rinci terkait kesatuan tempat dua pelaku lain ini bertugas.
"TNI semua, yang dari Paspampres 1 orang," imbuh dia.
Ketiga prajurit TNI ini disebut sudah ditetapkan sebagai tersangka. =
Sebagai informasi, dalam unggahan yang beredar viral di media sosial Instagram, korban dalam kasus ini bernama Imam Masykur asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Dalam unggahan yang sama, Imam disebut sempat diculik sebelum akhirnya tewas dianiaya oleh terduga pelaku Praka RM.
Disebutkan juga oknum Paspampres itu sempat meminta uang tebusan sebesar Rp 50 juta. Saat ini, Pomdam Jaya sedang menyelidiki peristiwa tersebut.
Danpaspampres Mayjen Rafael Granada memastikan akan memberikan sanksi tegas kepada Praka RM jika terbukti melakukan penganiayaan.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta agar pelaku dihukum berat, maksimal hukuman mati dan minimal penjara seumur hidup jika terbukti melakukan kejahatan yang dituduhkan.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penerangan TNI Laksma Julius Widjojono.
"Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus ini agar pelaku dihukum berat, maksimal hukuman mati, minimal hukuman seumur hidup," ujar Julius
(*)
Tribunsumsel.com
Imam Masykur
Praka RM
Paspampres Tersangka Penganiayaan Warga Aceh
Paspampres Aniaya Warga Aceh
Berita viral
Praka Riswandi Oknum Paspampres Minta Dibebaskan Hukuman Mati, Alasan Punya Tanggung Jawab Keluarga |
![]() |
---|
Update Nasib 3 Oknum TNI Kasus Pembunuhan Imam Masykur, Dituntut Hukuman Mati dan Dipecat |
![]() |
---|
Pilunya Ibu Imam Masykur Anaknya Tewas Dibunuh 3 Oknum TNI Minta Keadilan: Mereka Pun Harus Mati |
![]() |
---|
Nasib 3 Anggota TNI Aniaya Imam Masykur Hingga Tewas, Terancam Penjara Seumur Hidup |
![]() |
---|
5 Fakta Sidang Pembunuhan Imam Masykur, Oknum Paspampres Akui 14 Kali Culik & Peras Pedagang Obat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.