Berita Pilpres 2024

Mencuat Kabar Surya Paloh yang Diduga Ingin Jadi Cawapres Anies Baswedan

Mencuat kabar Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh diduga ingin menjadi bakal cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024.

|
Editor: Rahmat Aizullah
Tribunnews.com
Anies Baswedan dan Ketum Partai Nasdem Surya Paloh 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mencuat kabar Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh diduga ingin menjadi bakal cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Kabar itu datang dari Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief.

Andi menduga ada sosok figur yang sedang diuji di survei sebagai cawapres oleh salah satu pimpinan partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Dugaan saya, ada nama yang sedang diuji di survei oleh salah satu pimpinan partai Koalisi Perubahan sebagai cawapres," kata Andi dalam cuitannya di Twitter.

Andi meminta Anies Baswedan menjelaskan jika benar Surya Paloh yang sedang diuji di survei untuk menjadi cawapresnya.

"Jika benar nama itu nama Pak Surya Paloh maka harus dijelaskan saat ini oleh Pak @aniesbaswedan," katanya.

Melansir Tribunnews.com, saat dikonfirmasi awak media, Andi Arief mengungkapkan dirinya mendapat informasi bahwa Surya Paloh memiliki keinginan untuk maju sebagai cawapres Anies.

Bahkan saat ini, kata Andi, Surya Paloh diduga sedang menguji tingkat elektabilitasnya di suatu lembaga survei.

"Kami dapat informasi mungkin Pak Surya Paloh yang sedang diuji elektabilitasnya melalui survei. Kami dapat informasi mereka sedang menguji itu pakai lembaga survei sendiri," kata Andi Arief, Rabu (9/8/2023).

Jika memang hal tersebut benar adanya, maka menurut Andi, sudah jelas kenapa hingga kini Anies Baswedan belum juga mengumumkan nama cawapresnya.

Sebab, saat ini ada pihak di internal Koalisi Perubahan yakni Surya Paloh yang sedang mencoba untuk menguji tingkat elektabilitas.

"Iya, iya. Kalau (elektabilitas) AHY berapa persen udah, Bu Yenny, Bu Khofifah kan sudah bisa ditebak, bisa diputuskan.

Tapi, kan ini kenapa nggak diputuskan karena ada yang ditunggu, yaitu apa, sedang disurvei. Kemungkinan besar, pak Surya Paloh sendiri yang mau nyalon," kata Andi Arief.

Dia mengaku mendapat informasi terkait keinginan Surya Paloh maju sebagai cawapres itu dari salah satu lembaga survei.

Hanya saja, Andi Arief tidak membeberkan secara detail nama dari lembaga survei itu.

"(Infonya) dari lembaga survei," katanya.

Demokrat Tak Masalah

Andi Arief menyatakan, Demokrat tidak masalah jika Surya Paloh memang memiliki niat maju sebagai cawapres Anies Baswedan.

Akan tetapi kata dia, harus ada keterbukaan di internal Koalisi Perubahan agar bisa dibahas dan segera diumumkan.

"Kalau itu kita menghargai. tapi, harus jelas gitu loh. Harus terbuka," kata Andi Arief.

Dia juga menilai baik atas kabar yang diterimanya itu.

Sebab, di satu sisi Surya Paloh merupakan tokoh dan pemimpin partai.

Oleh karenanya, Surya Paloh dinilai memiliki hak untuk mengikuti atau bahkan menjadi peserta dalam kontestasi Pilpres mendatang.

"Kalau memang pak Surya Paloh yang ingin jadi cawapres beradu dengan elektabilitas ya nggak masalah juga, bagus kan gitu. Dia pimpinan parpol, dia punya hak," ujarnya.

Terpenting kata Andi Arief, saat ini Demokrat akan terus mendorong agar Anies Baswedan segera mengumumkan nama cawapres.

Perihal sosok menurut dia itu soal belakangan, siapapun nama yang beredar saat ini dinilai memiliki kans untuk mendampingi Anies Baswedan.

Dengan semakin cepatnya diumumkan nama cawapres tersebut, maka konsolidasi di internal Koalisi Perubahan bisa segera dijalankan.

"Oh iya dong. Alasannya apalagi, nggak ada alasan untuk tidak diumumkan. Mau diumumkan Yeny, Khofifah, siapapun terserah.

Yang penting segera diumumkan. Bagaimana mau kerja, kita kan lagi ketinggalan (di sisi elektabilitas). Jadi harus nguber kan," tukas dia.

Demokrat Desak Anies Deklarasi Cawapres

Berita sebelumnya, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengatakan sikap Anies Baswedan yang menunda pengumuman bakal cawapresnya justru menghambat konsolidasi.

Karena itu, pihaknya meminta Anies Baswedan segera mengumumkan bakal cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2024.

Menurut Andi, Demokrat tak masalah bila yang diumumkan nanti adalah nama Susi Pudjiastuti maupun Khofifah Indar Parawansa atau Yenny Wahid, tapi harus segera dideklarasikan.

"Mau Mbak Yenny, Bu Khofifah, mau Ibu Susi silakan aja diumumkankan, tapi sekarang. Biar cepat konsolidasi, ini menghambat konsolidasi ini," kata Andi, Senin (7/8/2023), dilansir dari Tribunnews.com.

Andi berpendapat semakin cepat mantan Anies Baswedan mengumumkan bakal cawapresnya, tentu akan lebih baik bagi koalisi.

"Ya semakin cepat semakin baik, semakin konsolidasinya cepat, semakin semua bisa bekerja," ungkapnya.

Dia lantas menanyakan alasan Anies Baswedan tak kunjung mengumumkan cawapresnya.

"Apalagi yang ditunggu, apakah ada orang baru kan enggak mungkin juga ada orang baru lah. Bisa ditebak kira-kira siapa-siapa saja yang jadi cawapres," kata Andi.

Sebelumnya dia mengatakan, tidak ingin cawapres Anies Baswedan diumumkan di detik-detik terakhir.

Andi Arief tak sepakat dengan pernyataan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh terkait pengumuman cawapres di last minute.

"Koalisi lain mungkin punya strategi cawapres last minute. Koalisi Perubahan tidak harus demikian," kata Andi.

Menurutnya, akan keliru jika nantinya pendamping Anies di Pilpres 2024 diumumkan di detik terakhir.

Ia meminta Anies untuk menentukan sikap.

"Bisa keliru jika dua menit terakhir penentuan cawapres. Partai Demokrat berbeda pendapat dengan Pak Surya Paloh. Saatnya Anies Baswedan mandiri dan tentukan sikap," ujarnya.

Nasdem Bilang Semua Harus Setuju

Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie alias Gus Choi merespons keinginan Demokrat soal cawapres Anies Baswedan tak diumumkan last minute.

Gus Choi mengatakan Nasdem tak masalah dengan permintaan partai yang dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.

"Enggak ada masalah, dalam proses itu biasa," kata Gus Choi kepada wartawan, Senin (7/8/2023).

Dia menegaskan bahwa partai politik (parpol) pendukung sepakat bahwa penentuan cawapres diserahkan ke Anies Baswedan.

"Kita sepakat menyerahkan kepada capres kapanpun dia mengumumkan, semua harus setuju," ungkap Gus Choi.

Alasan Anies Tahan Umumkan Cawapres

Bakal capres usungan Koalisi Perubahan Anies Baswedan yang mengeklaim sudah ada satu nama tinggal mendeklarasikan masih menahan pengumuman sosok cawapresnya.

Anies Baswedan menjelaskan alasan belum diumumkan sosok cawapresnya itu sebenarnya tak ada kendala berarti, hanya saja ada beberapa parameter dalam penentuannya.

"Pembahasan (soal cawapres) itu memang ada, dan kita semua memang tentu mendiskusikan ini dengan serius, dan kita bekerja menggunakan ada beberapa parameter untuk penentuan," terang Anies dikutip dalam Live Youtube tvOneNews, Jumat (28/7/2023) malam.

Selain soal parameter, lanjut Anies, dalam mengumumkan sosok cawapresnya, ia juga melihat rentang waktu menjelang masa pendaftaran capres-cawapres pada Oktober mendatang.

"Kita juga melihat tentang rentang waktu, bukan hanya soal deklarasinya kapan, tetapi juga di sisi lain kita masih ada waktu sampai pendaftaran di bulan Oktober," katanya.

Anies menginginkan apa yang dilakukan hari ini hingga pengumuman pasangan yang diusung nantinya bisa memiliki efek elektoral yang cukup baik.

Namun untuk mewujudkan itu yang tak kalah penting, kata Anies, butuh momentum dan pertimbangan waktu, bukan hanya sekedar siapa sosok cawapresnya.

"Kita ingin agar apa yang menjadi koalisi kita, kemudian pasangan yang diusung, itu bisa punya efek elektoral cukup baik. Dan itu ada momentumnya, ada timingnya, jadi bukan sekedar siapanya," kata dia.

Anies merasa dalam waktu dekat ini belum menjadi waktu yang mendesak untuk mengumumkan cawapres.

"Kami merasa waktunya mungkin belum hari ini, bukan besok, ini soal timing saja," katanya.

Anies juga menyatakan tak ada target waktu khusus kapan sosok bakal cawapresnya akan diumumkan.

Walaupun diakuinya partai koalisi pendukungnya menginginkan segera karena makin cepat diumumkan akan lebih baik.

"Tidak ada target waktu khusus, secara umum pasti bilangnya lebih awal lebih baik, supaya bisa ada kesempatan untuk berkampanye lebih luas, menjangkau lebih banyak, tapi di sisi lain kita lihat konstelasi yang ada," terangnya.

Anies juga menegaskan bahwa dalam menetapkan pendamping di kontestasi Pilpres bukan seperti penentuan pejabat pemerintahan yang begitu ditetapkan langsung menjalankan tugas.

"Ini kan bukan seperti penentuan kepala dinas, atau pos kabinet, yang ketika sudah ditetapkan langsung kemudian menjalankan tugas, ini adalah rangkaian Pemilu, ada momentum, ada pergerakan di massa, ada pergerakan di publik, sehingga secara waktu, timing, itu harus dipertimbangkan semuanya," katanya.

Seandainya lanjut Anies, ketika cawapres diumumkan lalu kemudian setelah itu tidak ada aktivitas apapun, maka pendeklarasian sosok cawapres tersebut menjadi antiklimaks.

Menurut Anies, soal opsi-opsi kandidat bakal cawapres yang telah bermunculan di publik baginya bukan lah menjadi masalah.

"Jadi harus ada rangkaiannya. Kalau tentang opsi-opsi dan lain-lain, saya rasa simpel kalau prosesi itu, karena ya kita kan berbicara tentang yang bisa kita kerjakan ini, opsi-opsi yang tersedia apa-apa saja itu lebih simpel," katanya.

Baca berita menarik lainnya klik TribunSumsel.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved