Polisi Tewas Ditembak Senior di Bogor

Kenang Bripda Ignatius Dwi Frisco Tewas Tertembak Senior, Tiap Hari Telepon Ibunda : Ma Lagi Apa

Dimata sang Ibu, bercerita jika sosok mendiang Bripda Ignatius Dwi Frisco sangat baik dan perhatian pada keluarga, kini diduga tewas ditembak senior

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Tribunpontianak.com
Inosensia Antonia Tarigas dan Y. Pandi, orang tua Bripda Ignatius Dwi Frisco. Dimata sang Ibu, bercerita jika sosok mendiang sangat baik dan perhatian pada keluarga, kini diduga tewas ditembak senior 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM- Kesedihan mendalam dirasakan keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco yang diduga tewas ditembak senior.

Pasangan Inosensia Antonia Tarigas dan Y. Pandi harus menelan pil pahit mengetahui anaknya harus meregang nyawa di Rusun Polri Bogor.

Dimata sang Ibu, ia bercerita jika sosok mendiang Bripda Ignatius sangat baik dan perhatian pada keluarga.

Bahkan, selama menjadi anggota Polri, anggota polisi yang akrab disapa Rico itu tak pernah mengeluh apapun.

"Dia anaknya memang baik ndak mau menyusahkan orangtua,”

"Ndak minta ini itu. Semenjak tugas ndak pernah menceritakan kesulitan. Kelihatan happy banget. Ndk pernah cerita macam," ungkap Inosensia Antonia Tarigas,Kamis, (27/7/2023).

Meski bertugas di Bogor, Bripda Ignatius selalu menyempatkan waktu untuk menanyakan kabar sang ibunda.

"Hampir tiap hari kalau ada waktu luang, tanya, 'Ma, lagi ngapa. Udah makan belum', itu pasti pertanyaannya," ungkap Insonsia.

Baca juga: Kronologi Bripda Ignatius Dwi Frisco Anggota Densus 88 Tewas Ditembak Seniornya di Rusun Polri Bogor

Insonsia pun mengenang kembali masa kecil Bripda Ignatius yang sudah bercita-cita menjadi anggota Polri atau TNI.

"Sebenya dari kecil memang bercita-cita jadi polisi sejak kecil. Dari TK tuh, kalau ada kegiatan pakaian Polisi itu lah dia kalau besar mau jadi apa jadi Polisi,”

"Pas hari kartini dia minta saya dipakaikan baju Polisi. Baju Polisi maunya. Saya belikan ke pasar," ungkapnya.

"Kalau gak TNI. Awalnya mau jadi TNI, tapi karena ndak lolos. Ndak masuk," ujar Insonsia dan Y. Pandi.

Inosensia Antonia Tarigas dan Y. Pandi menunjukan foto Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage,
Inosensia Antonia Tarigas dan Y. Pandi menunjukan foto Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, anggota Polri yang tewas diduga tertembak oleh rekannya sesama Polisi di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

Kini kariernya harus berhenti dijalan setelah tewas diduga ditembak oleh seniornya di Densus 88, Bogor.

Ayah Bripda Ignatius Sebut Ditelepon Mabes Polri Anaknya Sakit Keras

Ayah Bripda Ignatius, Y Pandi mengatakan dirinya langsung ditelepon oleh pihak Mabes Polri pasca kejadian yang menimpa anaknya.

Pada hari Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB, Bripda Ignatius Dwi Frisco tewas diduga ditembak oleh seniornya di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Kala itu, Y.Pandi diminta pihak Mabes Polri untuk buru-buru ke Jakarta.

Namun saat itu pihak Mabes menyebut Bripda Ignatius sakit keras, bukannya tewas ditembak.

"Saya mendapat telepon dari Mabes Polri, mereka mengatakan anak saya ini sakit keras, kalau bisa bapak dan ibu segera turun ke Jakarta, itu hari Minggu tanggal 23 Juli, jam 11.30 Wib," kata Y.Pandi.

Baca juga: Hasil Autopsi Bripda Ignatius Dwi Frisco Tewas Diduga Ditembak Senior, Polisi Sebut Satu Luka Tembak

Diminta segera ke Jakarta, pria yang memiliki jabatan sebagai Sekretaris Inspektorat Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat itu pun tak lantas percaya.

Sebab sebelumnya, Y.Pandi pernah tertipu oleh telepon iseng.

"Setelah itu kami tidak percaya karena saya juga pernah tertipu oleh telepon yang gelap yang mengancam, bilang saya kecelakaan, makanya kami enggak percaya," imbuh Y.Pandi.

Namun tak berselang lama, pihak dari Polda Kalimantan Barat turut meneleponnya dan meminta Y.Pandi agar segera ke Jakarta.

Seluruh biaya akodomasi dan tiket perjalanan orangtua Bripda Ignatius Dwi pun ditanggung Polda Kalbar.

Setelah tiba di Jakarta, Y.Pandi tersentak dengan fakta yang ia temukan.

Bahwa putra kesayangannya itu tewas dengan luka jahitan yang ternyata bekas penembakan di leher dekat telinga.

Y.Pandi pun syok saat mendengar penjelasan Mabes bahwa Bripda Ignatius meninggal karena tak sengaja ditembak seniornya.

"Menurut kami sulit untuk diterima secara akal sehat manusia sebagaimana mungkin ada senjata api yang tiba-tiba meletus dan tepat sekali mengena ke bagian leher anak kami. Kami tetap ingin agar ada keterbukaan, ada kejujuran dan sikap profesional dari pihak Mabes Polri," pungkas Y.Pandi.

Baca juga: Unggahan Terakhir Bripda Frisco Tewas Tertembak Disorot, Singgung Move On: Kenang Kita Masih Bersama

Kini, keluarga korban tengah melaporkan kasus kematian Bripda Ignatius ke pihak Propam.

Mereka pun didampingi oleh tim dari kuasa hukum Hotman Paris.

Menurut Polri, peristiwa ini terjadi karena kelalaian anggota Polri lainnya yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Yang terjadi adalah kelalaian anggota pada saat mengeluarkan senjata dari tas kemudian meletus dan mengenai rekannya yang berada di depannya," kata Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).

Setelah insiden tersebut, pihak Kepolisian mengamankan dua anggota yang diduga terlibat sebagai terduga pelaku.

Aswin membenarkan Bripda IDF dan para terduga pelaku adalah anggota Densus 88 AT Polri.

Menurut dia, kejadian ini juga masih didalami oleh Tim Densus 88 AT Polri bersama dengan Polres Bogor.

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved