Perdagangan Ginjal di Palembang

Kesaksian Warga Lihat Penangkapan Sindikat Jual Ginjal di Palembang, Pelaku Pakai Jaket Ojol

Seorang warga menyaksikan peristiwa penangkapan sindikat jual ginjal di Palembang, pelaku pakai jaket ojol.

Penulis: Fransiska Kristela | Editor: Vanda Rosetiati
KOLASE TRIBUN SUMSEL/FRANSISKA KRISTELA
Seorang warga enggan namanya dimuat menyaksikan peristiwa penangkapan sindikat jual ginjal di Palembang, pelaku pakai jaket ojol. Lokasi tempat penangkapan dan tersangka perekrut jual ginjal jaringan internasional. 

"Jadi ada yang tanya ke anggota itu ada apa, tapi sama anggota itu disahut dah 'bukan urusan kamu, kami ini anggota'. Terus dia pergi," bebernya

Setelah kejadian itu sekitar 20 menit, para anggota bersama diduga pelaku itu lantas pergi meninggalkan lokasi.

"Kejadian tersebut malam, sekitar pukul setengah 10, dan yang nangkep itu ada 10 orang lebih, pakaian yang nangkep itu pakaian preman dan memakai mobil pribadi yang ceper itu," katanya.

Pada saat warga ini melihat pun, dia sama sekali tidak mengenali para anggota yang membawa senjata pistol biasa itu dan anggota itu terlihat asing dan tak pernah dia temui.

Menurutnya dia tak terlalu melihat wajah pelaku. Saat diperlihatkan gambar yang beredar oleh Tribun, warga ini tidak mengenalnya sama sekali.

Dia juga pada saat dua bulan lalu sempat bertanya pada ponakannya namun dia juga tidak mengenalinya sama sekali.

Berangkatkan 24 Orang

Pria berinisial D perekrut Jual Ginjal jaringan internasional yang memberangkatkan calon korbannya ke Kamboja berhasil ditangkap di Palembang.

Kaki tangan bisnis Jual Ginjal jaringan internasional itu berhasil ditangkap tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polrestabes Bekasi di sebuah rumah di jalan Macan Lindungan, Bukit Baru,Palembang, Sumatera Selatan.

Dikutip dari akun Kompas TV, Jumat (21/7/2023), D mengakui perbuatannya yang menjadi perekrut Jual Ginjal jaringan internasional.

Bahkan D mengaku sekitar 24 orang sudah diberangkatkan ke Kamboja.

"Dari yang saya cari antara 22, 23, 24. Datanya mungkin masih ada di hp," kata D saat diinterogasi polisi.

D mengaku dijanjikan mendapat upah sebesar Rp 2 juta per orang yang diberangkatkan ke Kamboja untuk dijual ginjalnya.

Akan tetapi meski sudah sekitar 24 orang yang diberangkatkan, D berujar dia sama sekali belum mendapat upah atas hasil kerjanya.

"Belum terima sama sekali (upah)," ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved