Berita Pilpres 2024
Buku SBY Menyinggung Jokowi Cawe-cawe di Pilpres 2024, Presiden Akhirnya Bereaksi
Buku SBY terbaru yang berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Jokowi akhirnya ditanggapi sang presiden.
TRIBUNSUMSEL.COM - Buku SBY terbaru yang berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Jokowi akhirnya ditanggapi sang presiden.
Buku SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat secara garis besar berisi poin-poin menyinggung cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024.
Presiden Jokowi pun akhirnya bereaksi atas buku SBY, Presiden ke-6 RI yang baru saja diluncurkannya itu.
Jokowi menanggapi santai dan tersenyum atas buku SBY yang menuding dirinya ikut campur dalam urusan Pilpres 2024.
Menanggapi itu, dia kembali menegaskan bahwa penyelenggara Pemilu adalah Komisi Pemilihan umum (KPU).
"Saya kira sudah berulang kali saya sampaikan bahwa penyelenggara pemilihan umum itu adalah KPU," kata Jokowi sebelum bertolak ke Australia di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (3/7/2023), dikutip dari tayangan Kompascom Reporter on Location.
Pemerintah kata Presiden memberikan dukungan dalam penyelenggaraan Pemilu tersebut, baik itu dari sisi keamanan maupun distribusi logistik.
Jokowi memastikan bahwa netralitas ASN dan TNI/Polri tetap terjaga.
"Dan yang paling penting yang juga sudah sering saya sampaikan netralitas dari TNI/Polri, PNS kita," kata Presiden.
Jokowi mengaku terus menjaga agar aparat dan birokrat tetap netral.
Oleh karenanya tidak perlu ada kekhawatiran tentang sikap dirinya akan cawe-cawe di Pemilu 2024.
"Jadi nggak usah, nggak ada kekhawatiran mengenai itu," katanya.
Baca juga: Buku SBY Terbaru, Blak-blakan Ungkap Isi Hati Jokowi Tentang Anies Baswedan di Pilpres 2024
Buku SBY Terbaru
Dilansir dari Tribunnews.com, buku SBY terbaru diberi judul 'Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong'.
Buku SBY itu memiliki ketebalan sebanyak 27 halaman, dengan cover berwarna merah hitam.
Buku SBY ini sendiri sudah dibedah oleh para kader Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Senin (26/6/2023).
Bukunya sudah bisa dibaca publik melalui versi digital.
Juru bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, buku SBY itu sejatinya disampaikan khusus untuk jajaran kepemimpinan dan kader partai mereka di seluruh Tanah Air.
"Jadi, tulisan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan dan kader Demokrat mengenai situasi terkini terkait Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi," kata Herzaky.
Herzaky meyakini buku SBY itu memiliki manfaat bagi kader Partai Demokrat dan masyarakat.
"Terutama dalam menjaga demokrasi Indonesia agar bisa semakin bergerak maju," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya mengatakan, tulisan SBY dalam buku tersebut ibarat penerang dalam redupnya demokrasi di negeri ini.
"Bagi kita (kader Demokrat), buku ini menjadi obat penawar rindu akan pandangan dan gagasan besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Insya Allah momentum ini bisa untuk kita resapi, agar kita bisa menjadi ujung tombak perjuangan partai," kata Teuku Riefky Harsya.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menambahkan, buku tersebut dibuat karena presiden ke-6 itu disebut tergelitik dengan fenomena akhir-akhir ini.
"Isu tentang cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti, bisa kita jadikan pelajaran. Apa batas-batas kekuasaan itu, sehingga tidak membuat kekuasaan itu menjadi ilegal," ulasnya.
Sebab menurut Andi Mallarangeng, pemimpin negara demokratis itu harus tahu batasannya.
Apa lagi dalam UUD 1945, ada pasal impeachment yang bisa memberhentikan presiden.
"Boleh saja Presiden Jokowi cawe-cawe dalam Pilpres. Boleh saja Presiden Jokowi menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti 2 pasang calon saja.
Tetapi tidak boleh menggunakan sumber daya negara, instrumen negara, fasilitas negara untuk mendukung, memastikan misinya tercapai. Ini yang berbahaya," kata Andi.
Menurut dia, buku SBY itu mengajarkan kepada seluruh kader Partai Demokrat untuk bagaimana cara mengelola kekuasaan itu sendiri.
"Jangan sampai kita melanggar batasan-batasan itu dan membuat kita terjerumus," katanya.
Diketahui dalam buku SBY tersebut terdapat lima poin yang menjadi fokusnya.
Pertama, terkait dengan cawe-cawe yang diakui oleh pihak istana atau bahkan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024.
Kedua, Presiden Jokowi dinyatakan hanya menghendaki dua pasang calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024.
Ketiga, SBY menyebut dalam bukunya kalau Presiden Jokowi tidak suka dengan upaya Anies Baswedan maju sebagai calon presiden.
Keempat, SBY menyatakan kalau Presiden Jokowi memberikan endorsement kepada sejumlah tokoh untuk menjadi capres atau cawapres.
Kelima, SBY menyatakan Presiden Jokowi merupakan penentu siapa sosok pasangan capres-cawapres yang harus diusung oleh partai politik.
Informasi tersebut didapatinya dari para pimpinan partai politik.
Baca berita menarik lainnya di Google News
| Askolani Jasi Yakin Ganjar-Mahfud Bisa Menang di Banyuasin |
|
|---|
| Partai NasDem Gelar Kampanye Akbar di BKB Palembang Besok, Dihadiri Surya Paloh dan Wali Band |
|
|---|
| Jadwal Kampanye Capres - Cawapres Nomor Urut 3 di Sumsel, Ganjar di Palembang, Mahfud ke Banyuasin |
|
|---|
| Menelaah Arah Demokrat Tak Merapat ke Ganjar Justru Gabung Koalisi Prabowo, Begini Analisa Pengamat |
|
|---|
| Demokrat Gabung Koalisi Prabowo, SBY Siap Pasang Badan, Tawarkan AHY Jadi Cawapres? |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.