Pilpres 2024

Heboh Ganjar Dibully Gegara Telepon Sekda DKI, Tsamara Amany Pasang Badan Membela, Ini Alasannya

Mantan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany menanggapi hebohnya Ganjar Pranowo yang dibully gara-gara menelpon Sekda DKI Jakarta.

|
Editor: Rahmat Aizullah
Kolase/Tribunnews/IG @tsamaradki
Tsamara Amany menanggapi hebohnya Ganjar Pranowo yang dibully gara-gara menelpon Sekda DKI Jakarta. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mantan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany menanggapi hebohnya Ganjar Pranowo yang dibully gara-gara menelpon Sekda DKI Jakarta.

Lewat akun Twitter-nya @TsamaraDKI, wanita cantik ini pasang badan membela Gubernur Jawa Tengah itu.

Menurut Tsamara, Ganjar tidak salah dengan ikut campur mengurusi permasalahan warga Jakarta.

Cara Ganjar menelepon langsung Pj Gubernur Heru dan Sekda Joko Agus pun dinilai biasa saja.

Sebab, menurut Tsamara, Ganjar memiliki privilese atau hak istimewa dengan koneksi sesama kepala daerah.

"Sebagai seorang pejabat, Pak Ganjar punya privilege berupa akses dan koneksi. Beliau juga sadar bahwa Jakarta bukan kewenangannya, maka itu telepon Pj Gubernur DKI yang memang berwenang.

Bukannya lebih baik jika akses dan koneksi itu dipakai untuk bantu orang lain, dibanding hanya berdiam diri?" tanya Tsamara.

Tsamara juga menjelaskan bahwa kedatangan Ganjar ke Jakarta bukan pada hari kerja, alias sedang tidak bertugas sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Saya paham yang kesal karena beliau masih Gubernur Jateng. Tapi kalau dilihat lebih obyektif beliau sedang main ke pasar di Jakarta saat hari libur dan mendengar ada aduan dari warga.

Baca juga: Ganjar Jadi Gubernur Jakarta, Blusukan ke Pasar, Tampung Keluhan Pedagang Lalu Telepon Sekda DKI

Kalau ada kepala daerah lain yang sampaikan aduan terkait Jateng langsung ke Pak Ganjar, saya rasa beliau juga akan senang dan merasa terbantu. Mungkin sudah sering, tapi tidak jadi berita saja," kata Tsamara.

Sebelumnya diberitakan, bakal calon presiden (capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo disebut cawe-cawe atau terlalu ikut campur urusan keluhan warga di DKI Jakarta.

Padahal, Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah yang tugasnya sebenarnya mengurus masyarakat di provinsi yang dia pimpin saja.

Ganjar justru repot-repot menampung keluhan pedagang saat blusukan di Pasar Anyar Bahari, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dia bahkan sampai menelepon langsung Sekda DKI Jakarta, Joko Agus Setyono untuk mengadukan keluhan pedagang tersebut agar ditindaklanjuti.

Baca juga: Heran Kok Dibully, Cerita Ganjar Tampung Curhat Warga Jakarta Lalu Telepon Pj Gubernur dan Sekda DKI

Gubernur Jawa Tengah itu pun disebut seakan-akan menjadi Gubernur DKI Jakarta atas aksinya, pada Sabtu (24/6/2023) kemarin.

Ganjar Pranowo mengaku heran karena dibully warganet di medsos usai menelepon Sekda DKI Jakarta tersebut.

Ganjar ternyata menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi terlebih dahulu, namun dia tak bisa berbincang lama karena tengah menghadiri acara pernikahan.

Ganjar lalu menghubungi Sekda DKI Jakarta Joko Agus Setyono, dan menyampaikan keluhan pedagang warga Ibu Kota tersebut.

Ketika Ganjar menelepon Joko Agus, ada warga yang merekam aksinya itu lalu diposting di medsos hingga banyak menuai komentar negatif dari netizen.

"Ini soal pelayanan publik biasa saja. Karena kemarin saya datang ke salah satu pasar saya telepon Pak Gubernur DKI, saya telepon Pak Sekda DKI yang kebetulan dua-duanya saya kenal, terus diupload, kok dibully ya?" kata Ganjar, Minggu (25/6/2023), dilansir dari Tribunnews.com.

Ganjar mulanya mendengarkan keluhan pedagang soal besarnya biaya retribusi bulanan saat blusukan di Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Pedagang juga mengeluhkan pasar yang sepi karena kalah dengan penjualan online.

Menanggapi keluhan itu, Ganjar tiba-tiba mengambil ponselnya dan menelepon pejabat Pemprov DKI Jakarta tadi.

Ganjar mengatakan niatnya hanya ingin menyampaikan keluhan warga saja dan dia melakukan hal itu di manapun.

"Kemarin ketika para pedagang bakso datang ke Semarang dan kemudian ada problem PPIRT (Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) di Bekasi dan saya telepon Wali Kota Bekasi, karena kami juga sering diteleponi para kepala daerah," ujar Ganjar.

"Itu sesuatu yang biasa tapi menjadi sensi ketika kemudian akan ada kontestasi (Pilpres)," lanjutnya.

Ganjar menuturkan dirinya hanya ingin menyampaikan bahwa ada cara komunikasi kepada pemerintah jika terdapat masalah.

Ganjar mengungkit soal sistem dan mekanisme yang telah dibuatnya.

"Mereka perangkat-perangkat pemerintah yang paling tingkat bawah, tadi cerita aspal, banjir, cerita soal akses kesehatan, akses pendidikan, sebenarnya bisa disampaikan. Itu edukasi kepada masyarakat, betapa pentingnya sebenarnya politik itu," kata Ganjar.

Ganjar Telepon Sekda DKI Jakarta

Saat blusukan di pasar tersebut, Ganjar sempat duduk bersama salah seorang pedagang.

Politikus berambut putih itu mendengarkan keluhan si pedagang.

Tak lama ia menghubungi Pj Gubernur DKI Jakarta.

Tidak mendapat jawaban, Ganjar menghubungi Sekda DKI Jakarta, Joko Agus Setyono.

Ganjar langsung memberi tahu posisinya sedang berada di Pasar Anyar Bahari.

Ganjar melaporkan keluhan pedagang soal retribusi pasar yang terlalu berat.

"Ini saya lagi di Pasar Anyar Bahari. Permasalahan pertama, mereka (pedagang menyampaikan) pembayaran retribusi itu berat. Boleh enggak diringankan?" tanya Ganjar.

"Enggeh," jawab Joko di ujung telepon.

Usai blusukan itu, Ganjar menjelaskan soal dirinya yang sengaja menelpon Pj Gubernur dan Sekda DKI.

"Maka saya telepon Pak Gubernur, Pj, lagi kondangan. Alhamdulilah bisa terhubung dengan Pak Joko, Sekda. Beliau temen saya orang Jawa Tengah begitu, saya berteman lama sama beliau.

Alhamdulillah tadi saya sampaikan dan nomor teleponnya saya berikan agar bisa bisa di follow up," ujar Ganjar.

Ganjar menjelaskan sejumlah warga dan pedagang di sekitar pasar ada yang mengeluhkan soal cara membayar restribusi sewa tempat berjualan di Pasar Anyar Bahari.

Sebab, ada sejumlah warga yang mengeluhkan beratnya membayar retribusi jika harus menyetor bulanan.

Selain itu, menurut dia, ada juga warga yang mengeluhkan soal harga pangan murah.

"Yang kedua tadi pangan murah, pangan murah yang hari ini enggak ada, karena dulu ada kriminalnya gitu. Maunya masyaralat kalau yang kriminal dihukum aja. Tapi jangan tokonya ditutup," kata Ganjar.

Menurut dia, permintaan tersebut mungkin adalah hal kecil bagi sebagian orang, tetapi tetap perlu diperhatikan dan diurus.

Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan dirinya blusukan ke pasar yang berlokasi di Kawasan Jakarta Utara karena diminta datang oleh sejumlah warga setempat.

"Enggak, enggak, saya hanya diajak kawan-kawan untuk bisa mengobrol di pasar ini dan saya ingin mereka menyampaikan apa adanya disampaikan lah apa adanya," kata dia.

Ganjar juga sempat mendapat kemeja kotak-kotak dari pedagang yang mengingatkannya pada perjuangan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kala memenangkan Pilkada DKI 2012.

Baca berita menarik lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved