Pilpres 2024
Waketum Nasdem Ungkap Anies Baswedan "Disandera" Soal Cawapres, Terancam Dijegal Internal Koalisi?
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali menyebutkan bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan "disandera" oleh in
TRIBUNSUMSEL.COM - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali menyebutkan bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan "disandera" oleh internal koalisinya sendiri.
Anies 'disandera' untuk menentukan cawapres pilihannya, lantaran diduga ada tarik menarik kepentingan mengenai penentuan bakal pendampingnya di Pilpres 2024.
Ahmad Ali menggunakan istilah disandera saat menanggapi isu penjegalan Anies yang menurutnya bukan datang dari pihak eksternal, melainkan terancam dijegal oleh internal partai koalisinya sendiri.
"Kemungkinan penjegalan itu kalau kemudian dari internal koalisi salah satunya penentuan wapres ini, Anies diberikan kebebasan atau disandera," kata Ahmad Ali kepada wartawan, Jumat (23/6/2023), dikutip dari Tribunnews.com.
Dia mengatakan Anies 'disandera' jika tidak memilih cawapres yang sesuai keinginan partai di dalam Koalisi Perubahan, maka partai itu mengancam akan keluar dari koalisi.
Ia menjelaskan tindakan itu sama saja penjegalan dari internal koalisinya sendiri.
Namun, Ali enggan mengungkapkan siapa parpol yang tengah menyandera Anies Baswedan.
"Begini sederhananya, kalau Anies pilih cawapres yang tidak sesuai dengan salah satu partai, dan kemudian partai itu mundur, ya Anies terjegal. Artinya Anies disandera kan?" tanya Ali.
Padahal, kata Ali, ketiga parpol Koalisi Perubahan telah sepakat untuk memberikan keleluasaan bagi Anies menentukan cawapres pilihannya di Pilpres 2024.
Yang terjadi justru sebaliknya, tambah Ali, karena Anies 'disandera' oleh parpol tersebut.
Sebelumnya, Ahmad Ali mengatakan dirinya memiliki perspektif lain terkait isu penjegalan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Itu diungkapkannya menanggapi pernyataan Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana yang menyebut Anies akan segera jadi tersangka korupsi.
Menurut Denny Indrayana, pentersangkaan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai upaya menjegal Anies di Pilpres 2024.
Nah, bagi Ahmad Ali sendiri, Anies justru terancam dijegal oleh internal partai politik koalisinya sendiri, bukan dari pihak eksternal.
"Kalau persoalannya jegal menjegal percaya deh yang akan menjegal Anies itu bukan dari eksternal, tapi dari internal sendiri," kata Ali.
Baca juga: Panas, Waketum Nasdem Sebut Anies Baswedan Bakal Dijegal Internal Koalisi, Bukan dari Eksternal
Ali berpendapat seperti itu karena masih meragukan kesolidan ketiga partai di Koalisi Perubahan uintuk Persatuan (KKP) yang mengusung Anies.
Koalisi Perubahan beranggotakan Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Ali mengaku sepakat dengan peryataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD soal isu penjegalan Anies beberapa waktu lalu.
"Saya sepakat dengan Pak Mahfud (bahwa Anies terancam dijegal oleh internal koalisi sendiri karena tidak dapat tiket nyapres)," kata Ali.
Isu penjegalan dari internal Koalisi Perubahan yang dimaksudkan Ali lantaran parpol berebut menjadi bakal Cawapres Anies.
Namun, Ali enggan menyebut nama parpol yang memaksa mendorong kadernya menjadi Cawapres Anies.
"Makanya saya bilang, ya nawaitunya partai koalisi ini apa. Mengantar Anies jadi presiden atau meminta mau ingin jadi wapres Anies, nah itu dulu.
Jadi kalau kemudian jangan menuduh pihak eksternal akan menjegal Anies, saya kalau eksternal mau menjegal saya sudah lama terjadi," jelasnya.
Ia pun mempertanyakan komitmen parpol yang telah mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Sebab, ada parpol yang perkataan dan perilakunya justru bertolak belakang.
"Yang paling penting itu adalah bagaimana internal koalisi sudahkah antara perkataan dan perbuatannya sama, satu itu. Kalau itu tidak, itu Anies akan terjegal sendirinya, jangan tuduh orang lain," katanya.
Demokrat Soal Cawapres Anies: Kami Tak Ada Keraguan
Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan partainya memiliki kepercayaan tinggi terhadap Anies sebagai capres dari Koalisi Perubahan dalam menentukan cawapres.
"Tidak ada keraguan sedikit pun atas kriteria Cawapres yang disepakati koalisi," kata Syahrial kepada wartawan, Jumat (23/6/2023), dikutip dari Tribunnews.com.
Dia menilai cawapres pendamping Anies Baswedan bukan soal Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau bukan.
Namun, Syahrial menuturkan Cawapres Anies harus memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama.
"Jadi, bukan soal Mas AHY yang dipilih atau tidak. Tapi, kami pada level siapa nama lain yang mampu memenuhi kriteria cawapres seperti yang disampaikan Mas Anies kalau bukan AHY?" ujarnya.
Terkait cawapres, dia meminta semua publik agar menunggu setelah Anies menunaikan ibadah haji 1444 Hijriah.
"Baiknya kita tunggu beliau (Anies) pulang haji semoga semua berjalan lancar dan menjadi haji mabrur. Karena koalisi sepakat soal cawapres diserahkan kepada capres," imbuhnya.
Respons PKS: Santai Aja
Juru bicara PKS Mabruri menyikapi santai pernyataan Waketum Nasdem Ahmad Ali soal adanya potensi penjegalan Anies Baswedan dari internal Koalisi Perubahan.
Kata dia, sejatinya PKS sejauh ini tidak ada masalah konflik kepentingan di dalam Koalisi Perubahan.
"Di PKS mah asyik-asyik saja, santai aja kita (PKS)," kata Mabruri saat dimintai tanggapannya, Jumat (23/6/2023).
Baca berita menarik lainnya di Google News
SAH, Prabowo-Gibran Ditetapkan sebagai Presiden dan Wapres 2024-2029, Kapan Pelantikannya ? |
![]() |
---|
Alasan MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024 Anies-Muhaimin, Sebut Tidak Beralasan Menurut Hukum |
![]() |
---|
Sosok 3 Hakim Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024 dari Anies-Muhaimin, Beri Dissenting Opinion |
![]() |
---|
MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024 dari Anies-Muhaimin, 3 Hakim Beri "Dissenting Opinion" |
![]() |
---|
Bahagianya Titiek Soeharto Usai Prabowo Menang Pilpres 2024, Senyum-senyum Bersalaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.