Pilpres 2024

Sosok dan Profil Muhadjir Effendy Masuk Radar Bakal Cawapres Ganjar Pranowo, Pernah Gantikan Anies

Muhadjir Effendy disebut sosok potensial jadi bakal Cawapres Ganjar tersebut diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah. Basarah menilai terbuka po

Editor: Rahmat Aizullah
IG muhadjir_effendy
Sosok dan profil Muhadjir Effendy yang masuk radar bursa bakal calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Capres dari PDIP Ganjar Pranowo. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sosok dan profil Muhadjir Effendy yang masuk radar bursa bakal calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Capres dari PDIP Ganjar Pranowo.

Muhadjir Effendy disebut sosok potensial jadi bakal Cawapres Ganjar tersebut diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah.

Basarah menilai terbuka potensi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK) itu karena yang bersangkutan mewakili tokoh Muhammadiyah.

Menyikapi hal itu, Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti alias Abe menyatakan masuknya nama Muhadjir sebagai Cawapres itu memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat.

"Sehingga masuknya nama pak Muhadjir sebagai salah satu calon wakil presiden itu menurut saya sebuah respon dari partai politik atas usulan Muhammadiyah supaya kita ini tidak seperti fait accompli oleh partai-partai politik dengan dengan figur yang itu-itu saja," kata Abe ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023), dikutip dari Tribunnews.com.

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar yang menaungi Muhadjir juga merupakan pihak-pihak yang turut membangun bangsa Indonesia.

"Kan Muhammadiyah juga ikut berjasa mendirikan bangsa dan negara ini, ya," ucap dia.

Kendati demikian, saat disinggung terkait adanya potensi itu, Muhadjir Effendy yang juga Ketua Muhammadiyah menanggapinya secara santai.

Dirinya hanya memastikan kalau Muhammadiyah bukanlah partai politik.

"Ya tapi yang jelas Muhammadiyah bukan parpol lho ya," tutur dia.

Dilansir TribunSumsel.com dari laman resmi kemenkopmk.go.id, Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP lahir di Madiun, Jawa Timur pada tanggal 29 Juli 1956.

Ia menjabat Menko PMK sejak Oktober 2019 di Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf Amin.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud dalam Kabinet Kerja Jokowi periode 2014-2019.

Muhadjir masuk dalam Kabinet Kerja pada 2016 sebagai menteri hasil reshuffle menggantikan Anies Baswedan.

Jauh sebelum masuk ke pemerintahan, Muhadjir merupakan seorang Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

Ia berada di posisi tersebut selama tiga periode dari tahun 2000 hingga 2016.

Ditambah ia juga seorang Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

Di samping jabatan pemerintahan dan di ormas Muhammadiyah, dirinya juga menjadi Guru Besar PLS-FIP, Universitas Negeri Malang dari 2014 sampai sekarang.

Anak keenam dari sembilan bersaudara buah hati pasangan Soeroja dan Sri Soebita itu menempuh pendidikan SD hingga PGAN selama enam tahun di daerah asalnya.

Kemudian ia melanjutkan pendidikan kuliah di IAIN Malang dan memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) pada 1978.

Selanjutnya, ia memperoleh gelar sarjana di IKIP Negeri Malang (sekarang berganti nama menjadi Universitas Negeri Malang) pada 1982.

Dia pun melanjutkan pendidikan S2 di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar Magister Administrasi Publik (MAP) pada 1996.

Pada tahun 2008, Muhadjir berhasil menyelesaikan pendidikan S3 Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan memperoleh gelar doktor bidang sosiologi militer di Program Doktor Universitas Airlangga.

Selain pendidikan formal, Muhadjir juga beberapa kali mengikuti kursus di luar negeri, antara lain di National Defence University, Washington DC (1993) dan di Victoria University, British Columbia, Canada (1991).

Perjalanan karir Muhadjir Efendy diketahui dimulai jadi karyawan honorer, dosen, kemudian menjabat sebagai Pembantu Rektor III, lalu Pembantu Rektor I di Universitas Muhammadiyah Malang (UNM).

Hingga akhirnya ia mendapat kepercayaan untuk menjadi Rektor UMM pada tahun 2000 dan menjabat selama 3 periode hingga tahun 2016.

Selain berkarir di dunia pendidikan, ia juga aktif di berbagai organisasi.

Ia menjadi pengurus Muhammadiyah mulai dari tingkat ranting sampai pimpinan pusat.

Baca berita menarik lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved