Pilpres 2024
Profil TGB Muhammad Zainul Majdi, Diajukan Perindo untuk Jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024
Partai Perindo mengajukan nama Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) sebagai Cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Rahmat Aizullah
TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah resmi meneken kerja sama politik dengan PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 pada 9 Juni 2023 lalu, Partai Perindo diketahui mengajukan Cawapres.
Partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu mengajukan nama Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) sebagai Cawapres untuk mendampingi Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pertanyaan wartawan soal nama-nama bakal Cawapres yang disodorkan partai-partai pendukung Ganjar.
Seperti diketahui, selain PDIP kini sudah bertambah 4 parpol yang menyatakan dukungan kepada Ganjar yakni PPP, Hanura, PSI, dan yang terbaru Perindo.
"Saya kemarin bertemu dengan Ketua Umum PPP bapak Mardiono. Beliau juga menyampaikan ada (nama Cawapres yang diajukan), tidak hanya satu nama kemungkinan. Sama juga Perindo kemudian juga sempat menyebut TGB," kata Hasto usai bertemu Kepala Staf Presiden Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Lantas siapa sosok Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan panggilan Tuan Guru Bajang (TGB), berikut TribunSumsel.com rangkum.
Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) merupakan ulama muda sekaligus tokoh Nahdlatul Wathan yang aktif di politik.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) itu sekarang aktif sebagai Ketua Harian DPP Partai Perindo.
Dia pernah menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua periode, yakni pada masa jabatan 2008-2013 dan 2013-2018.
Disadur dari TribunnewsWiki, Selasa (13/6/2023), Dr TGH Muhammad Zainul Majdi, Lc, MA lahir di Pancor, Selong, Lombok Timur, NTB, pada 31 Mei 1972.
Karier politik Muhammad Zainul Majdi tidak bisa dilepaskan dari sosok Yusril Ihza Mahendra yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
Atas dorongan Yusril Ihza Mahendra, Muhammad Zainul Majdi akhirnya maju dalam pemilihan legislatif 2004.
Muhammad Zainul Majdi berhasil menjadi anggota DPR RI dari Partai PBB untuk periode 2004-2009.
Karena pengaruhnya yang sangat besar di Lombok, NTB, banyak yang meawarkan Muhammad Zainul Majdi untuk maju sebagai wakil gubernur.
Namun Yusril Ihza Mahendra kemudian meyakinkan Muhammad Zainul Majdi untuk maju sebagai calon Gubernur NTB.
Berpasangan dengan Badrul Munir, Muhammad Zainul Majdi yang diusung oleh PBB dan PKS pun maju sebagai calon Gubernur NTB pada Pilkada 2008.
Meski harus melawan calon petahana, Lalu Serinata, Muhammad Zainul Majdi akhirnya terpilih sebagai Gubernur NTB periode 2008-2013.
Ketika dilantik pada 17 September 2008, usia Muhammad Zainul Majdi baru 36 tahun dan membuatnya menjadi gubernur termuda di Indonesia.
Prestasi Muhammad Zainul Majdi selama menjabat sebagai gubernur cukup mentereng, terutama di bidang pertanian, pendidikan pariwisata, serta pengelolaan keuangan dan pemerintahan yang baik.
Hal tersebut membuatnya mendapat penghargaan Leadership Award dari Menteri Dalam Negeri pada 2012.
Tiga tahun menjadi Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi ditunjuk menjadi Ketua DPD Demokrat NTB Periode 2011 – 2016.
Pemilihan ini dilakukan saat Musyawarah II DPD Demokrat Lombok pada 2011, walhasil Muhammad Zainul Majdi menyeberang dari PBB ke Partai Demokrat.
Selain menjadi Ketua DPD Demokrat NTB, Muhammad Zainul Majdi juga sempat menjadi Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Pada Pilgub NTB 2013, Muhammad Zainul Majdi kembali maju sebagai calon Gubernur NTB.
Muhammad Zainul Majdi diusung oleh Partai Demokrat, Golkar PDI Perjuangan, PPP, PAN, dan PKB.
Hasilnya, Muhammad Zainul Majdi kembali terpilih sebagai Gubernur NTB untuk periode kedua, yaitu 2013 – 2018 dengan perolehan suara 44,37 persen.
Nama Muhammad Zainul Majdi kembali mencuat ketika menjelang Pemilu 2019.
Muhammad Zainul Majdi secara terang-terangan menyampaikan dukungannya terhadap pasangan calon (paslon) Joko Widodo – Ma’ruf Amin.
Muhammad Zainul Majdi juga disebut-sebut masuk ke dalam kandidat calon wakil presiden pendamping Joko Widodo, meski akhirnya Joko Widodo akhirnya berpasangan dengan Ma’ruf Amin.
Sikap Muhammad Zainul Majdi tersebut membuat gejolak di internal Partai Demokrat, sebab pengurus pusat Partai Demokrat belum menentukan sikap politiknya.
Ujungnya, pada 23 Juli 2018 Muhammad Zainul Majdi mengundurkan diri dari Partai Demokrat.
Mundur dari Partai Demokrat, Muhammad Zainul Majdi kemudian melompat ke Partai Golkar.
Di partai bergambar pohon beringin itu, Muhammad Zainul Majdi mendapat dua posisi sekaligus.
Pada rapat pleno DPP Partai Golkar 19 Desember 2018, Muhammad Zainul Majdi terpilih sebagai Ketua Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar sekaligus Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden DPP Partai Golkar.
Selain di bidang politik, Muhammad Zainul Majdi juga aktif di bidang keumatan dan pendidikan.
Karena dinilai memiliki ilmu agama yang mumpuni, Muhammad Zainul Majdi sempat didaulat menjadi Ketua Nahdlatul Wathan (NW).
Selain itu, Muhammad Zainul Majdi juga pernah ditunjuk untuk menjadi Ketua Organisasi Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia untuk periode 2017 sampai 2021.
Di bidang pendidikan, Muhammad Zainul Majdi pernah didaulat sebagai Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur pada 2003.
Setelah tidak menjabat sebagai Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi kemudian mendirikan Rumah Tunas Generasi Bangsa (TGB).
Rumah TGB merupakan sebuah wadah yang memiliki beberapa misi diantaranya menyebarkan moderasi dalam praktek politik dan kehidupan sosial keagamaan, menguatkan praktik tata kelola pemerintahan dan kebijakan yang demokratis dan efektif, serta mengembangkan potensi generasi muda sebagai kekuatan masa depan bangsa.
Keluarga TGB
Muhammad Zainul Majdi merupakan anak dari pasangan suami istri H M Djalaluddin yang pernah bekerja sebagai birokrat di Pemda NTB dan Hj Rauhun Zainuddin Abdul Madjid.
Lahir di tengah keluarga yang sangat kental atmosfer keagamaan, karena memang dari kakeknya yakni M Zainuddin Abdul Madjid adalah seorang ulama besar di Lombok yang juga pendiri organisasi Nahdlatul Wathan.
Muhammad Zainul Majdi merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.
Lima orang saudara kandungnya antara lain Ir Hj Siti Rohmi Jalilah, H Muhammad Syamsul Luthfi SE, Muhammad Jamaluddin BE, Siti Soraya, dan Siti Hidayati.
Pada 1997, Muhammad Zainul Majdi menikahi seorang perempuan bernama Rabiatul Adawiyah.
Rabiatul Adawiyah merupakan seorang putri ulama terkenal di Betawi.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat orang anak yaitu Muhammad Rifqi Farabi Majdi, Zahwa Nadira Majdi, Fatimah Azzahra Majdi, dan Zaida Salima Majdi.
Namun pernikahan mereka hanya sampai pada tahun 2013.
Setetelah menjalin rumah tangga selama 17 tahun, Muhammad Zainul Majdi dan Rabiatul Adawiyah bercerai.
Muhammad Zainul Majdi kemudian menikah dengan Hj Erica Zainul Majdi.
Dari pernikahan kedua itu, Muhammad Zainul Majdi dikaruniai dua orang anak yaitu Azzadiina Johara Majdi dan Khadija Hibbaty Majdi.
Pendidikan TGB
Karena lahir di tengah keluarga yang sangat kental nilai keagamaannya, pendidikan agama menjadi prioritas utama bagi Muhammad Zainul Majdi.
Pendidikan formal Muhammad Zainul Majdi dimulai di SD Negeri 3 Mataram dan lulus pada 1986.
Lulus dari SD, Muhammad Zainul Majdi kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdlatul Wathan di Pancor.
Muhammad Zainul Majdi terkenal sebagai siswa yang cerdas, ia menyelesaikan pendidikan di MTs dalam waktu dua tahun.
Karena itu, pada 1991 Muhammad Zainul Majdi sudah lulus dari MA.
Lulus dari MA, Muhammad Zainul Majdi sempat mendalami ilmu agama selama setahun di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor.
Selama satu tahun, Muhammad Zainul Majdi menghafal 30 jus Al-Qur’an di sana.
Pada 1992, Muhammad Zainul Majdi pergi ke Kairo, Mesir, untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar mengambil jurusan Tafsir dan Ilmu-ilmu Al-Qur’an.
Pada 1996, Muhammad Zainul Majdi berhasil menyelesaikan studinya dan meraih gelar Lc atau License.
Ia kemudian melanjutkah pendidikan masternya di jurusan dan kampus yang sama.
Pada 2000, Muhammad Zainul Majdi berhasil menyelesaikan pendidikan masternya dan meraih gelar Master of Art (MA) dengan predikat Jayyid Jiddan.
Muhammad Zainul Majdi kemudian melanjutkan pendidikan doktoral di fakultas dan jurusan yang sama.
Muhammad Zainul Majdi berhasil menyelesaikan pendidikan S3-nya dengan predikat Martabah El-Ula Ma’a Haqqutba atau Summa Cumlaude pada 8 Januari 2011.
SAH, Prabowo-Gibran Ditetapkan sebagai Presiden dan Wapres 2024-2029, Kapan Pelantikannya ? |
![]() |
---|
Alasan MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024 Anies-Muhaimin, Sebut Tidak Beralasan Menurut Hukum |
![]() |
---|
Sosok 3 Hakim Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024 dari Anies-Muhaimin, Beri Dissenting Opinion |
![]() |
---|
MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024 dari Anies-Muhaimin, 3 Hakim Beri "Dissenting Opinion" |
![]() |
---|
Bahagianya Titiek Soeharto Usai Prabowo Menang Pilpres 2024, Senyum-senyum Bersalaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.