Seputar Islam

Kumpulan Materi Naskah Khutbah Sholat Jumat 2023 Singkat dan Mudah Dipahami

Kumpulan naskah khutbah sholat jumat sebagai bahan pemikiran untuk menjadi pribadi lebih baik lagi.

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Novaldi Hibaturrahman
pngtree.com
Kumpulan naskah khutbah sholat jumat sebagai bahan pemikiran untuk menjadi pribadi lebih baik lagi. 

Jamaah Jumat yang berbahagia. Tujuan final dari sebuah kehidupan di dunia adalah kehidupan akhirat. Sebagaimana dinyatakan al-Quran surat al-Qashas ayat 77,

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. al-Qashas/28: 77)

Dengan demikian yang harus kita bangun di dunia ini adalah untuk kebahagian hidup akhirat. Sebab, akhiratlah kehidupan yang kekal abadi. Tidak ada lagi kematian setelah mati di dunia. Karenanya Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut ayat 64,

وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

"...Sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya seandainya mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut [29]: 64)

Pada firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 77 yang artinya, “Dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”, Allah SWT memerintahkan untuk membangun kebahagiaan akhirat dengan tidak melupakan kehidupan dunia.

Sebab bagaimanapun, dunia adalah ladang untuk membangun kebahagiaan akhirat. Allah SWT telah menciptakan dunia dan seisinya untuk manusia, sebagai sarana menuju akhirat. Allah SWT juga telah menjadikan dunia sebagai tempat ujian bagi manusia, untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya, siapa yang paling baik hati dan niatnya.

Kemakmuran juga adalah hasil dari sebuah perjuangan. Semua manusia yang berakal dipastikan menginginkan kebahagian, namun kebahagian itu akan gagal jika tidak dengan perjuanagan dan pengorbanan. Allah SWT mengingatkan manusia melalui Al-Quran, yaitu perlunya manusia untuk mengelola dan memperlakukan dunia ini dengan sebaikbaiknya, untuk kepentingan kehidupan manusia dan keturunannya.

Pada saat yang sama Allah SWT menegaskan perlunya selalu berbuat baik kepada orang lain dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Imam al-Ghazali merumuskan tentang kebahagiaan, yaitu: "Bukanlah kebahagian itu pada pengumpulan harta benda, tetapi taqwa kepada Allah itulah kebahagiaan yang sebenarnya."

Sesungguhnya, manusia selalu saja terperangkap dengan ambisi dan emosi keinginannya untuk memiliki kekayaan harta benda, kekuasaan, pangkat dan kehormatan. Ini menimbulkan kecenderungan baru ke arah mengurangi aspek-aspek pengetahuan serta cara hidup dengan sifat humanistik.

Ditambah lagi dengan penumpuan terhadap ukuran kecemerlangan yang mengurangi tumpuan kepada indikator yang sifatnya kualitatif menjadi lebih kuantitatif, sehingga lebih terbuka kepada pengkhususan (specialization) yang sifatnya utalitarian. Analisisnya adalah apakah dengan memperbaiki keadaan material masalah sudah selesai?

Tentunya tidak, karena kemajuan materi amat mudah membuat mereka berada pada ruang kebimbangan. Justru itu, menelaah sesuatu diperlukan pengetahuan yang secara nyata sangat diperlukan oleh manusia. Ini disebabkan manusia merupakan sosok atau wadah untuk mengatasi berbagai masalah yang akan datang silih berganti dalam proses kehidupan.

Artinya, manusia amat memerlukan ilmu sebagai media untuk memperoleh kejayaan. Katakanlah berjuang untuk sebuah reformasi, bukan saja menuntut perubahan pola fikir dan pendekatan yang dinamik, tetapi terfokus kepada perubahan kualitas akhlak manusia. Fokus ini sekaligus sebagai tantangan untuk melahirkan generasi Muslim berakhlak sesuai dengan zaman.

Cita ini memerlukan pendekatan holistik berjuang membangun potensi insan menumpu kepada pengajaran dan pembelajaran bersifat tumpu-ilmu (knowledge-based), tumpu-keterampilan (skillbased) dan tumpu-nilai (valuebased). Hasrat mi bukan saja ingin melahirkan generasi penerus yang berguna tetapi juga untuk melahirkan manusia yang baik.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved