Hari Pahlawan Nasional

3 Puisi Pahlawan Karya WS Rendra, Cocok Untuk 10 November Momen Hari Pahlawan Nasional 2025

Puisi tema pahlawan karya WS Rendra yang cocok untuk dibagikan 10 November saat momen Hari Pahlawan Nasional 2025. 

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNNEWS
HARI PAHLAWAN - Penyair WS Rendra, foto semasa hidup. Di momen Hari Pahlawan Nasional 2025 pada 10 November, cocok untuk membagikan tiga puisi tema Pahlawan karya WS Rendra. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Tiga puisi tema pahlawan karya WS Rendra yang cocok untuk dibagikan 10 November saat momen Hari Pahlawan Nasional 2025. 

Ada banyak cara untuk mengenang perjuangan pejuang dan pengorbanan pahlawan, di antaranya membagikan puisi tema kepahlawan. 

Tiga puisi karya penyair Willibrordus Surendra Broto Narendra atau W.S Rendra berikut bisa jadi pilihan. 

Berikut ini puisinya. 

__________

  • Puisi 1

Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang

Oleh W.S. Rendra
 
Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal

Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku

Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-

Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah?
Sementara kulihat kedua lenganMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu

Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku

  •  Puisi 2

Grilya

Oleh W.S. Rendra

Tubuh biru
Tatapan mata biru

Lelaki berguling di jalan
Angin tergantung
Terkecap pahitnya tembakau
Bendungan keluh dan bencana

Tubuh biru
Tatapan mata biru

Lelaki berguling di jalan
Dengan tujuh lubang pelor
Diketuk gerbang langit
Dan menyala mentari muda
Melepas kesumatnya
Gadis berjalan di subuh merah
Dengan sayur-mayur di punggung
Melihatnya pertama
Ia beri jeritan manis
Dan duka daun wortel

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved