Berita Pilpres 2024

Elektabilitas Anies Terus Merosot Versi Survei Indikator, Diduga Karena Lambat Umumkan Cawapres

Elektabilitas bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan terus merosot berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia terbaru.

|
Editor: Rahmat Aizullah
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Bakal calon presiden, Anies Baswedan saat diwawancarai Tribun Network di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menduga terus merosotnya elektabilitas Anies Baswedan karena lambat mengumumkan bakal calon wakil presiden (cawapres).

Sebagaimana diketahui, elektabilitas bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan terus merosot berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia terbaru.

Karena itu, Partai Demokrat pun selaku satu di antara anggota partai Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP) merasa khawatir elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarata itu kian ambruk.

"Dugaan kami, hipotesa kami (elektabilitas Anies merosot) adalah (karena) lambannya proses deklarasi (cawapres)," kata Andi Arief kepada wartawan, Senin (5/6/2023).

Andi Arief mengatakan partainya memang juga menangkap adanya kecenderungan elektabilitas Anies Baswedan semakin menurun.

Dia menduga penurunan elektabilitas itu karena Anies Baswedan dalam proses deklarasi sosok cawapres yang akan menjadi pendampingnya di pilpres 2024.

Demokrat, kata Andi, akan segera mengusulkan nama cawapres yang bisa menjadi alternatif untuk dipilih oleh Anies.

Dengan begitu, mantan Gubernur DKI itu bisa segera menentukan cawapres pilihannya pada Juni 2023 ini.

Ia menuturkan bahwa tindakan ini sebagai langkah antisipasi agar elektabilitas Anies tidak semakin jauh tertinggal dengan bakal capres lain.

Sebab, penunjukkan cawapres tersebut diharapkan bisa mendongkrak elektabilitas Anies.

"Jadi kita akan mengajukan usul kepada Pak Anies agar bulan Juni ini segera dideklarasikan agar tidak semakin dalam jaraknya, makin jauh jaraknya. Kalau jarak sudah cukup menganga, itu pasangannya juga akan berat," jelas Andi Arief.

Tak hanya itu, Andi menambahkan deklarasi itu diharapkan agar parpol koalisi maupun simpatisan bisa mulai bergerak untuk turun langsung ke masyarakat dengan membawa visi perubahan.

"Harus segera dilakukan deklarasi berpasangan supaya rakyat dan basis-basis pemilih, partai maupun mereka yang mau perubahan itu yakin dan mulai bergerak dan menaikkan kembali elektabilitas Pak Anies," pungkasnya.

Survei Indikator: Prabowo Salip Ganjar, Anies Makin Merosot

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan elektabilitas calon presiden Prabowo Subianto menyalip Ganjar Pranowo yang diusung PDIP, sementara Anies Baswedan kian merosot.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan dalam simulasi dengan empat capres, Prabowo kokoh di posisi pertama dengan besaran elektabilitas 35,2 persen, Ganjar 33,0 persen, dan Anies 19,8 persen.

"Di posisi 4 ada Airlangga Hartarto sebesar 2,0 persen dan responden yang menjawab Tidak Tahu 10, 0 persen," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei bertajuk 'Saling Salip Elektabilitas Bakal Capres & Cawapres Jelang 2024' secara virtual, Minggu (4/6/2023).

Saat simulasi tiga calon, nama Prabowo tetap di posisi teratas dan nama Anies tidak masuk.

Hasilnya, Prabowo 47,6 persen, Ganjar 36,1 persen, dan Airlangga di posisi terendah 3,5 persen.

Saat tiga nama dengan salah satunya Anies, posisi elektabilitas tidak berubah. Prabowo masih di atas dengan 38,6 persen, Ganjar 34,2 persen, dan Anies 18,9 persen.

"Untuk tren dukungan dengan simulasi tiga nama yakni Prabowo, Ganjar, dan Anies, dua nama pertama cukup mengalami kenaikan. Adapun Anies, cenderung turun," ujarnya.

Menurut Burhanuddin, tren naiknya elektabilitas Prabowo didorong oleh tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tinggi di masa akhir pemerintahannya, di mana Prabowo adalah Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi.

Periode survei ini dilakukan pada 26-30 Mei 2023 dengan pemilihan sampel melalui metode RRD (Random Digit Dialing) yakni teknik memilih sampel melalui proses nomor telepon secara acak dengan sampel sebanyak 1230 responden. (Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved