Berita Nasional

Husein Tetap jadi Guru PNS Usai Bertemu dengan Bupati Pangadaran: Semua Dipertimbangkan

Guru muda, Husein Ali Rafsanjani akhirnya tetap menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) usai bertemu dengan Bupati Pangadaran, Jeje Wiradinata.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Ig@husein_ar
Husein Ali Rafsanjani akhirnya tetap menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) usai bertemu dengan Bupati Pangadaran, Jeje Wiradinata di rumah dinas Bupati di Kabupaten Pangandaran , Kamis (11/5/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Guru muda, Husein Ali Rafsanjani akhirnya tetap menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) usai bertemu dengan Bupati Pangadaran, Jeje Wiradinata di rumah dinas Bupati di Kabupaten Pangandaran , Kamis (11/5/2023).

Diketahui, pertemuan Husein dan Jeje digelar secara tertutup selama satu jam.

Dalam pertemuan itu, Husein dan Bupati Pangandaran membahas soal pernyataan Husein yang mengaku diintimidasi usai melaporkan dugaan pungutan liat (pungli) saat pelatihan dasar (Latsar) calon pengawai negeri sipil pada tahun 2020.

Atas ancaman itu, Husein mencabut laporan dan memilih untuk mengundurkan diri.

Mengutip Kompas.com, setelah bertemu dengan Bupati Pangandaran, Husein akhirnya memutuskan untuk tetap menjadi ASN.

"Saya tetap mau jadi guru," ungkap Husein usai bertemu bupati, Kamis sore.

Reaksi Husein Guru Mundur PNS Bertemu Bupati Pangandaran
Reaksi Husein Guru Mundur PNS Bertemu Bupati Pangandaran (instagram/husein_ar)

Usai viralnya kasus ini, Husein sempat mendapat tawaran dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk mengajar di SMA.

Tak hanya itu, Husein juga diminta oleh Bupati Jeje untuk tetap mengajar di Pangandaran.

Baca juga: Alasan Kepala BKPSDM Pangandaran Dinonaktifkan Sementara Buntut Laporan Husein Soal Pungli

Kendati begitu, menurutnya kedua tawaran itu baik dan sesuai dengan keinginannya untuk menjadi seorang guru.

"Semuanya dipertimbangkan. Dua-duanya pilihan baik, tetap jadi guru. Selamanya jadi guru," ungkap Husein.

Ini Kasus Pungli Dilaporkan Husein Ali Guru Viral Pangandaran Buat Kepala BKPSDM Dani Hamdani Dinonaktifkan
Ini Kasus Pungli Dilaporkan Husein Ali Guru Viral Pangandaran Buat Kepala BKPSDM Dani Hamdani Dinonaktifkan (Kolase Tribunjabar/BPKSDM Pangandaran)

Kepala BKPSDM Dinonaktifkan

Usai bertemu Husein, Bupati Jeje mengatakan bahwa dia telah menonaktifkan sementara Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pangandaran, Dani Hamdani.

Usai klarifikasi sejumlah pihak, Jeje menyimpulkan ada indikasi intimidasi yang dilakukan terhadap Husein. Husein sempat dipanggil BPKSDM Pangandaran.

Baca juga: Nasib Dani Hamdani Sebut Husein Ali Tak Layak Jadi PNS, Ridwan Kamil Rekomendasikan Dicopot

Dia diinterogasi oleh 12 pegawai selama enam jam terkait laporan dugaan pungli. Menurut Jeje, dipanggil dan disidang selama enam jam, merupakan bagian dari intimidasi.

Penonaktifan Kepala BKPSDM juga sejalan dengan rekomendasi yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata saat ditemui di Pendopo Kabupaten Pangandaran, Kamis (11/5/2023) dan Kepala BKPSDM Pangandaran Dani Hamdani
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata saat ditemui di Pendopo Kabupaten Pangandaran, Kamis (11/5/2023) dan Kepala BKPSDM Pangandaran Dani Hamdani (KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA - Website BKPSDM Pangandaran)

Viral Dimedsos

Husein menceritakan pengalamannya saat berkerja di lingkup pendidikan Kabupaten Pangandaran dan harus mengundurkan diri.

Alasan ia mengundurkan diri sebagai ASN dari sekolah tempat ia mengajar setelah sempat diintimidasi oknum PNS nakal usai dirinya melaporkan pungli, dilansir dari akun TikTok @husein_ar, Selasa (9/5/2023).

Dalam video tersebut, Husein menceritakan pengalamannnya yang diduga jadi korban pungli oknum PNS.

"Kenapa saya berani mengundurkan diri, awalnya itu waktu lastar (Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Red) 2020," ungkap Husein.

Saat itu Husein menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayai oleh negara, tiba-tiba dia disuruh bayar uang transport.

"Yang bikin jengkelnya tuh, ikut engak ikut sama rombongan (harus bayar). Kalau saya kan naik motor, dari Pangandaran ke Bandung. Ada juga kan orang yang enggak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit itu juga disuruh bayar. Makanya, bagi saya jengkel aja gitu," ucapnya.

"Tapi, ya udah saya bayar pada waktu itu. Terus pada waktu lastar, tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp 350 ribu," sambung Husein

Mengetahui hal tersebut, Husein lantas merasa berat lantaran belum memiliki gaji selama tiga bulan pertama.

"Apalagi, pada waktu itu kita digaji selama 3 bulan belum dibayar. Benar-benar belum dibayar, dirapel katanya. Ya, udah. Tapi, kan jadi berat banget gitu," katanya.

Sampai akhirnya Husein memutuskan untuk melaporkan kejadian pungli yang ia alami tersebut.

"Saya kasih screenshot isi rekening saya, enggak ada (uang). Rp500 ribu saja enggak ada di rekening waktu itu," ucapnya.

Bahkan saat itu Husein mengaku jika dirinya mengalami intimidasi usai melaporkan pungli.

"Jadi, saya lapor di lapor.go.id, saya kasih cantumannya, saya kasih screenshot penagihannya, saya kasih bukti transfernya di situ dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya," jelasnya.

Namun tanpa didugaan Husein justru diintimidasi sejumlah oknum usai melaporkan kejadian tersebut.

"Enggak lama dari laporan yang saya kirim, dicari tiba-tiba, dicari siapa yang lapor. Karena banyak yang dituding, saya kasihan enggak mau merugikan orang. Saya ngaku saja bahwa itu saya yang ngelapor," kata Husein.

Dari situh, Husein ditelpon untuk menghadap ke kantor BKSDM Pangandaran yang ada di jalan Parigi.

"Di situ tuh, suasananya kayak gimana ya, HP disuruh ditaruh di depan terus suasananya enggak enak lah."

"Saya kan dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkari gitu. Terus ditanya-tanya kan, kenapa ngelapor? Saya bilang ya karena saya keberatan, saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu ini uang untuk apa. Urgensinya, apa gitu," ujarnya.

"Terus, mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada cuma direcofusing untuk Covid-19, tapi, ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan gini-gini juga sarjana S1 saya teh. Enggak bisa kalau uang negara tuh kalau perpindahan dana tuh pasti ada suratnya, saya mintalah surat perpindahan dananya, mana Bu, biar saya laporin buat nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal.

Mereka bilang beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya itu enggak ada. Jadi karena kamu lastarnya waktu awal online, tiba-tiba offline. Jadi, dananya belum disiapkan dari awal.

Tuh, malah jadi berbeda argumen dengan sebelumnya. Saya enggak akan nyebut nama orangnya. Karena, sampai sekarang ini saya belum ada dikontak yang sama pihak Pangandaran," ucapnya

"Setelah itu, disidang sidanglah, ada sekitar 6 jam saya di kantor disidang disuruh nurunin, diancam dipecat. Nah ini diancam dipecat juga lucu sih. Kamu katanya kalau laporan ini enggak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi." bebernya.

Husein bilang dengan polosnya, karena waktu itu Ia masih umur 24 atau 25 tahun.

"Terus saya bilang, ya udah pak saya minta pemecatannya hari ini juga, kata saya dari situ bingung aja mereka jadi pada ngancam." terangnya.

"Ngomong ke teman CPNS sata di satu sekolah, harusnya diawasi, misalnya gini-gini. Jadi, merugikan banyak orang. Saya, malah jadi enggak nyaman kan," jelas Husein.

Karena sekolah tempat kerjanya didatangi dan dicari masalahnya apa. Padahal, baik-baik saja sekolahnya.

"Jadi, saya merasa dirugikan gitu. Maksudnya dirugikan karena ngancamnya ke orang lain. Saya enggak bisa tuh, kalau ngancam ke saya, saya enggak masalah. Cuman kalau ngancam ke orang lain, itu berat lah bagi saya," ujarnya.

Dari situh, ia mengaku dipanggil lagi pada Minggu depannya untuk menurunkan laporannya. "Ya, udah lah saya cape karena banyak yang dirugikan. Saya nurunin laporan," ucapnya.

Sampai di bulan Maret 2022, itu ada terjadi kasus lagi di instansi tersebut. Katanya, ada CPNS yang ngambil uang kas

"Tapi, kok proses persidangannya enggak kayak saya gitu. Saya ini disidang kayak kayak koruptor, kayak saya itu pembunuh gitu, segitunya," katanya.

"Pokoknya, saya enggak bisa menerangkan secara detail. Tapi kok yang jelas-jelas ngambil uang kas ini enggak ada sidang kayak say, enggak ada rame-rame kayak saya." sambungnya.

Husein menyebutkan pada Maret itu, saat ada orang yang mengambil uang kas Husein merasa sakit hati karena beda perlakuannya.

"Dari situ, saya cabut ke Bandung. Sampai Bandung, setahun saya nunggu surat pemecatan enggak keluar - keluar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri saja." terangnya.

"Berat sih, orang tua juga berat, ibu saya nangis - nangis, Aya saya juga bingung harus ngomong apa. Cuman, ya mudah mudahan ada rejeki lain," ucap Husein.

Dengan kejadian tersebut, Husein sangat memohon ke Pemerintah Pangandaran untuk tidak lagi menggunakan orang-orang tersebut.

"Sudahlah, orang-orang yang kayak gitu jangan dipakai terus. Masa mau kayak gitu terus, ini sudah tahun 2023. Masa harus nyembah-nyembah biar enggak ada lagi kejadian kayak gitu, biar enggak ada lagi orang-orang kayak gitu, malu." ucapnya.

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved