Berita Muratara

Air Sungai Rupit-Rawas Muratara Mendadak Jernih Saat Lebaran, Warga Berharap Tak akan Keruh Lagi

Air sungai Rupit dan Rawas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel jernih di hari lebaran Idul Fitri ini.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT AIZULLAH
Air sungai Rawas di Kabupaten Muratara, Sumsel yang biasanya keruh pekat pada hari lebaran Idul Fitri ini jernih, Minggu (23/4/2023). 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah


TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Air sungai Rupit dan Rawas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel jernih di hari lebaran Idul Fitri ini.

Padahal hari-hari biasanya air di dua sungai tersebut keruh pekat. 

"Alhamdulillah, harapan kita tetap jernih seperti saat hari lebaran ini," kata Rusdi, warga yang tinggal di bantaran sungai Rawas pada TribunSumsel.com, Minggu (23/4/2023). 

Dia mengatakan hari-hari biasa air sungai Rupit dan Rawas keruh sehingga tak bisa digunakan langsung untuk keperluan minum dan memasak. 

Baca juga: Kode Promo Gojek Hari Ini Lebaran Diskon GoRide GoCar 70 Persen,GoSend 75 Persen Ada Cashback

Warga yang tidak memiliki sumur atau berlangganan PDAM biasanya menggunakan air sungai itu untuk keperluan sehari-hari.

Sebelum digunakan, airnya harus diendapkan dulu dalam gentong, drum atau ember, lalu setelah lumpurnya turun ke bawah baru jernih. 

"Diendap dulu, kalau langsung tidak bisa, butek, air campur tanah, kalau kami disaring pakai saringan buatan dari ijuk dan pasir," kata Rusdi.

Warga lainnya, Jalil mengungkapkan air sungai Rawas keruh berasal dari aliran sungai Rupit.

Sebab, menurut dia, air sungai Rawas yang mengalir dari bagian hulu relatif agak jernih ketimbang sungai Rupit. 

"Kalau kita lihat dari atas jembatan Rupit, di situ ada pertemuan antara air dari hulu sungai Rawas dan sungai Rupit, di situ terlihat sekali perbedaan warna airnya," kata Jalil. 

Menurutnya, air sungai Rupit menjadi keruh diduga akibat dari aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di hulu sungai.

Kondisi tersebut sudah lama dikeluhkan masyarakat terutama yang tinggal di pinggir sungai Rupit-Rawas yang bergantung pada airnya. 

"Sudah sering digerebek polisi, biasanya kalau habis digerebek jernih, habis itu keruh lagi. Nah hari lebaran ini jernih mungkin penambangnya ikut libur cuti bersama," kata Jalil.

Kapolres Muratara AKBP Ferly Rosa Putra mengatakan kepolisian dan pemerintah daerah tak tinggal diam mengatasi soal itu. 

Mereka terus berupaya, bahkan sudah berulang kali dilakukan penggerebekan ke lokasi penambangan emas liar di hulu sungai tersebut. 

Polisi pun sudah menangkap sejumlah pelaku PETI, serta memusnahkan peralatan tambang dengan cara dibakar di tempat.

"Kita operasi sudah berulang kali, orang yang kita tangkap juga sudah banyak, memang butuh kesadaran dari mereka," katanya.

Sebelumnya, Pejabat Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) Kabupaten Muratara menegaskan pemerintah sangat serius mengatasi masalah itu.

"Bukan kami tidak peduli, kita sama-sama prihatin dengan kondisi sungai kita saat ini, yang dulunya bening menjadi kebanggaan kita," kata Zulkifli saat menjabat Kepala Dinas LHP Muratara. 

Dia menyebut tindakan yang dilakukan pemerintah telah banyak, namun memang belum membuahkan hasil signifikan. 

"Kami tidak tidur, kami terus berupaya, kalau program kita pak bupati sudah sangat serius. Penindakan juga kita sudah tahu sendiri, polisi sudah beberapa kali melakukan penggerebekan, penangkapan," katanya.

Pemkab Muratara tengah berjuang mengajukan kepada kementerian terkait bantuan alat pengolahan emas yang ramah lingkungan, tidak menggunakan air raksa.

"Kami tahu banyak masyarakat yang menderita dengan kondisi sungai keruh ini, kami tidak berdiam diri, hanya saja butuh proses, kita harus bersabar," katanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved