Teroris di Lampung

Sederet Fakta Teroris Lampung, Jadikan Polisi Sebagai Target Hingga Punya Bunker Senjata Api

Kelompok teroris Lampung yang ditangkap di Mesuji dan Pringsewu ternyata kerap menjadikan polisi sebagai target.

Ist via Tribun Lampung, SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Inilah sederet fakta teroris Lampung, mulai dari jadikan polisi sebagai target hingga punya bunker senjata. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kelompok teroris Lampung yang ditangkap di Mesuji dan Pringsewu ternyata kerap menjadikan polisi sebagai target.

Selain itu terungkap pula bahwa salah seorang teroris Lampung berinisial NG berperan merakit dan menyimpan senjata api.

Bahkan NG juga memiliki bunker sendiri untuk menyimpan senjata api untuk melancarkan aksinya.

Baca juga: Viral Guru Dilamar Mantan Siswa, Menikah Usai Baca Surat Cinta: Muridku Ternyata Calon Suamiku

 

Jadikan Polisi Sebagai Target

Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, jaringan teroris yang ditangkap di Mesuji dan Pringsewu Lampung kerap merencanakan serangan ke petugas kepolisian.

"Kebanyakan kelompok ini melakukan aksi atau amaliyah ke petugas kepolisan," kata Aswin dalam keterangan pers yang disampaikannya di Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Akan tetapi, meski berada di Lampung, bukan berarti kelompok tersebut akan melakukan aksi di Lampung.

Ia mengungkapkan, keenam terduga teroris di Lampung ini sedang bersembunyi dan melarikan diri.

Aswin juga menjelaskan, penangkapan itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan mencegah adanya tindakan teror yang dilakukan kelompok tersebut.

"Ini merupakan pencegahan karena memang ada rencana aksi yang mereka ingin lakukan," pungaksnya.

Peran 6 Tersangka Hingga Punya Bunker Senjata

Diketahui sebelumnya, Densus 88 pastikan ke enam terduga teroris yang ditangkap di Lampung merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan melalui press rilis di Jakarta.

"Keenamnya merupakan kelompok Jamaah Islamiyah Lampung," katanya, Kamis (13/4/2023).

Ramdhan mengatakan, kelompok ini telah memiliki riwayat dalam beberapa aksi.

"Yang pertama kali kita ungkap sebelumnya beberapa tahun lalu, Zulkarnain itu panglimanya kelompok ini yang terlibat di aksi Poso, bom Bali satu.

Termasuk juga Upik yang dijuluki profesor pembuat bom di beberapa aksi teror di tanah air," terangnya.

Ia menyebut, enam teroris yang ditangkap di Lampung ini merupakan sedang melarikan diri.

"Tempat yang dipilih di Lampung ini bukan berarti aksinya di Lampung," paparnya.

"Mereka yang difasilitasi N alisa BA ini kan sedang sembunyi atau melarikan diri," katanya.

Oleh karena itu, keenamnya merupakan DPO sejak lama.

Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan keenam terduga teroris di Lampung terafiliasi dengan teroris Bom Bali I, Zulkarnaen.

"Keenam teruga teroris di Lampung ini tergabung dengan jaringan Jamaah Islamiyah yang sebelumnya terafiliasi dengan kelompoknya Zulkarnain dan Upik," katanya.

Aswin mengatakan, terduga teroris itu membantu dan menyembunyikan Zulkarnain serta Upik.

"Kelompok yang di Lampung ini merupakan kelompok melakukan penyembunyian dari Zulkarnain dan Upik," ujarnya.

Aswin juga mengatakan, keenamnya udah ditetapkan DPO bahkan sejak dari 2005.

"Ada yang DPO dari tahun 2020, 2016, 2015 bahkan 2005," terangnya.

Tak hanya itu, ia pun membeberkan tugas dan peran masing-masing terduga teroris di Lampung tersebut.

Pertama, NG yang merupakan anggota JI yang sudah DPO dari tahun 2016.

"NG ini merupakan tokoh sentral dari kelompok ini, ia bertugas melindungi dan menyembunyikan beberapa anggota kelompok ini," katanya.

Selain itu, NG juga memiliki dan menyimpan senjata api.

"NG juga memiliki peran membuat bangker atau bengkel perakitan senjata," uacapnya.

Sementara, PS memiliki peran untuk membangun NG.

Lalu ZK memiliki peran menyembunyikan senjata.

Aemebayar H merupakan DPO kasus konflik Poso.

Sementara AM dan KI bertugas mempersiapakan sejata api.

Densus 88 pastikan ke enam terduga teroris yang ditangkap di Lampung merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan melalui press rilis di Jakarta.

"Kenamnya merupakan kelompok Jamaah Islamiyah Lampung," katanya, Kamis (13/4/2023).

Ramadhan mengatakan, kelompok ini telah memiliki riwayat dalam beberapa aksi.

"Yang pertama kali kita ungkap sebelumnya beberapa tahun lalu, Zulkarnain itu panglimanya kelompok ini yang terlibat di aksi Poso, bom Bali satu. Termasuk juga Upik yang dijuluki profesor pembuat bom di beberapa aksi teror di tanah air," terangnya.

Ia menyebut, enam teroris yang ditangkap di Lampung ini merupakan sedang melarikan diri.

"Tempat yang dipilih di Lampung ini bukan berarti aksinya di Lampung," paparnya.

"Mereka yang difasilitasi N alisa BA ini kan sedang sembunyi atau melarikan diri," katanya.

Oleh karena itu, keenamnya merupakan DPO sejak lama.

"Mereka DPO jauh dari sekarang, bahkan ada yang dari 2005," terangnya.

Ia juga menjelaskan, kelompok JI ini biasanya melakukan aksi dengan menyerang petugas kepolisian.

( Tribunlampung.co.id / Riana Mita Ristanti )

Artikel ini telah tayang di Tribun Lampung 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved