Mulyadi Korban Mbah Slamet

Isak Tangis Istri Anak dan Keluarga Iringi Pemakaman Mulyadi Warga Palembang Korban Mbah Slamet

Isak tangis istri anak dan keluarga mengiringi pemakaman Mulyadi warga Palembang korban Mbah Slamet.

Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN
Isak tangis istri anak dan keluarga mengiringi pemakaman Mulyadi warga Palembang korban Mbah Slamet di TPU Soak Simpur Palembang, Rabu (12/4/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Isak tangis istri anak dan keluarga mengiringi pemakaman Mulyadi warga Palembang korban Mbah Slamet.

Jenazah Mulyadi dibawa melalui jalan darat dari Banjarnegara ke Palembang memakai ambulans, Rabu (12/4/2023).

Jenazah Mulyadi telah dimakamkan di TPU Soak Simpur kawasan Sukarami Palembang.

Dolly, istri Mulyadi dan anak-anaknya almarhum mengiringi pemakaman Mulyadi.

Saat prosesi pemakaman selain keluarga, teman-teman dari anak laki-laki almarhum juga tampak hadir ke pemakaman Mulyadi.

Keluarga hanya terdiam dan seolah menahan tangis saat jenazah Mulyadi dimasukkan ke liang lahat.

Disholatkan di Masjid

Sebelumnya, jenazah Mulyadi warga Palembang yang menjadi korban dukun pengganda uang Mbah Slamet telah tiba di Palembang setelah menempuh perjalanan darat dari Banjarnegara, Rabu (12/4/2023).

Jenazah Mulyadi langsung dibawa ke Masjid Jami' Assholihin di Jalan Sei Talo, Kelurahan Siring Agung ketika tiba di Palembang.

Diantar ambulans RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara dan satu mobil pribadi milik anggota keluarga.

Baca juga: Sosok Mulyadi Warga Palembang Korban Mbah Slamet, Memiliki Jiwa Sosial Tak Sungkan Bantu Warga

Kedatangan jenazah disambut isak tangis keluarga yang telah menunggu kepulangan jenazah Mulyadi.

Saat ini jenazah sedang dishalatkan oleh keluarga.

"Jenazah akan dimakamkan di daerah Sukarami, " ujar salah seorang keluarga Mulyadi.

Ketua RT 03 RW 04 Jalan Sei Talo, Jamaidin mengatakan almarhum Mulyadi adalah sosok yang ramah dan sering membantu warga ketika ada hajatan.

"Kalau di rumah mertuanya almarhum jarang main kesini, cuma kalau ada hajatan suka datang dan bantu warga. Orangnya sering negur ajak ngobrol, " kata Jamaidin.

Dia mengucapkan rasa belasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan.

"Walaupun terakhir ketemu tahun 2021 lalu pas bulan Agustus, saya cukup berbelasungkawa atas meninggalnya almarhum, " katanya.

12 Korban Mbah Slamet Berhasil Ditemukan

Media asing ikut menyorot kekejaman Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang tega membunuh belasan pasiennya.

Sejauh ini sudah 12 jenazah korban Mbah Slamet yang berhasil ditemukan.

Dkutip dari KompasTV.COM, Jumat (7/4/2023), media asing yang memberitakan Mbah Slamet adalah Media Inggris, BBC dan media Malaysia, The M Star.

Media Inggris, BBC, Kamis (6/4/2023), mengungkapkan bagaimana aksi keji dilakukan dukun bernama Tohari alias Mbah Slamet, 45 tahun.

Media itu mengungkapkan bahwa setidaknya 12 jasad ditemukan terkubur di halaman dukun tersebut.

Mereka menuliskan bahwa polisi Indonesia telah menangkap Mbah Slamet setelah penemuan itu.

“Polisi mengatakan ia berjanji secara gaib akan menggandakan uang, dan ketika klien menginginkan uang mereka kembali ia meracuni mereka,” tulis BBC.

Mbah Slamet pun didakwa dengan pembunuhan berencana terhadap para korban di rumahnya di Banjarnegara, Jawa Tengah.

BBC mengungkapkan Tohari ditangkap pada pekan ini, setelah putra korban terbarunya melaporkan kepada polisi bahwa ayahnya diketahui terakhir kali berada di rumah sang dukun.

Keluarga korban yang bernama Paryanto itu tak bisa menghubunginya sejak 24 Maret.

Pihak otoritas kemudian mendatangi rumah Tohari di Desa Balun, Senin (3/3), di mana mereka menemukan beberapa kuburan dangkal di lokasi terdekat.

Selain BBC, media Malaysia, The M Star, juga memberitakan kasus mengenai pembunuhan keji dukun Mbah Slamet.

Media itu mengatakan bahwa sang korban, Paryanto memberikan uang sebesar Rp70 juta untuk digandakan menjadi Rp5 miliar.

Menurut The M Star, Paryanto memberikan uang itu ke Mbah Slamet pada Juli 2022 lalu, dan setelah selama beberapa bulan tak ada hasil, Paryanto meminta Mbah Slamet mengembalikan uangnya.

Keduanya kemudian bertemu pada 23 Maret, dan sejak itu keberadaan Paryanto tak diketahui.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan Mbah Slamet mengakui membunuh Paryanto dan korban lainnya.

Hendri mengatakan Slamet mengakui telah membunuh Paryanto dan korban lainnya dengan memberikan mereka minuman yang diberikan potasium sianida.

The M Star mengungkapkan bahwa korban-korban kejahatan Mbah Slamet berasal dari Jakarta, Palembang dan Tasikmalaya.

Masa Lalu Mbah Slamet

Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang membunuh belasan pasiennya ternyata berstatus residivis.

Tak tangung-tanggung, Mbah Slamet bahkan sudah dua kali dipenjara atas kasus peredaran uang palsu.

Hal ini diungkap Kapolres Banjarnegara, Hendri Yulianto, kapolres banjarnegara kepada wartawan.

"Saya dapat informasi jejak digital bahwa saudara Tohari ini memang pelaku resedivis pemalsuan uang," ujarnya dilansir dari Kompas TV, Kamis (6/4/2023).

Masa Lalu Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Ternyata Seorang Residivis.
Masa Lalu Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Ternyata Seorang Residivis. (Kolase Tribun Jateng)

Lanjut dijelaskan, Mbah Slamet pernah ditangkap atas kasus peredaran uang palsu tahun 2019 lalu.

Sebelum itu, Mbah Slamet juga pernah merasakan dinginnya jeruji besi atas kasus serupa.

"Sekarang Tim Resmob turun ke Pekalongan, tidak ada hubungannya dengan upal (uang palsu) itu tapi pembunuhan berencana," ujarnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved