Warga Palembang Korban Mbah Slamet

Cerita Ahmad Hidayat Warga Palembang Nyaris jadi Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang: Ada Urusan

Mulyadi menghilang sejak tahun 2021 silam terakhir disebut sempat datang sendiri menemui Mbah Slamet kemudian menghilang.

Editor: Weni Wahyuny
Kolase/Tribunjateng
Mbah Slamet (kiri) dan Ahmad Hidayat (kanan) adik Mulyadi - Ahmad Hidayat adik Mulyadi mengaku sempat diajak sang kakak untuk melakukan ritual penggandaan uang, namun dirinya menolak 

TRIBUNSUMSEL.COM - Cerita Ahmad Hidayat nyaris jadi korban Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Ahmad Hidayat adalah adik Mulyadi warga Palembang yang menjadi korban kekejian Mbah Slamet.

Sebelum hilang hingga ditemukan tewas, Mulyadi sempat mengajak sang adik untuk melakukan ritual penggandaan uang.

Namun Ahmad Hidayat menolak ajakan sang kakak.

Ahmad Hidayat bahkan sudah mengingatkan kakaknya untuk tak mempercayai ritual Mbah Slamet.

Mulanya, Ahmad Hidayat bercerita, sebelum dikabarkan tewas, Mulyadi dinyatakan hilang sejak 2021 lalu.

Mulyadi menghilang sejak tahun 2021 silam terakhir disebut sempat datang sendiri menemui Mbah Slamet kemudian menghilang.

Adapun Mulyadi merupakan seorang developer yang memiliki dua orang anak.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mulyadi Warga Palembang Korban Mbah Slamet, Terakhir Tinggal di Pakjo

Niatan Mulyadi untuk menggandakan uang ke Mbah Slamet lantaran kondisi tengah terjerat hutang.

Melansir dari Tribunjateng, mengungkapkan awal mula cerita hilangnya sang kakak.

Mulyadi disebutkan sudah menghilang sejak tahun 2021 silam dan sempat dilaporkan.

Adapun Mulyadi merupakan warga Palembang yang tinggal di lorong Bakti Pakjo.

"Setahu saya kakak saya itu dikenalin sama orang dan setahu saya sudah dua kali ke sini. Dia hilang sejak 2021 dan saya sempat laporan ke Polsek Wanayasa," ujarnya, Selasa (4/4/2023) yang datang ke lokasi pemakaman 9 jenazah korban Mbah Slamet.

Adapun pertemuan pertama membicarakan masalah penggandaan uang.

Baca juga: Peran BS, Tangan Kanan Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara yang Bunuh 12 Pasiennya

Peran BS, Tangan Kanan Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara yang Bunuh 12 Pasiennya
Peran BS, Tangan Kanan Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara yang Bunuh 12 Pasiennya (Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)

Kemudian pertemuan kedua, korban Mulyadi datang sendiri. 

"Sejak datang sendiri pada 2021 dan sudah seminggu di sini hilang," ujar dia.

 "Saat itu bawa kendaraan mobil Innova dan hilang juga sampai saat ini tidak bisa dilacak," katanya.

Terkait berapa uang yang dibawa korban Mulyadi dia tidak tahu berapa pastinya.

Ia percaya satu dari sembilan korban itu adalah kakaknya sesuai penuturan dari pelaku.

"Penuturan pelaku ada Mulyadi. Namun masih menunggu tes DNA anaknya asal Palembang," ungkapnya.

Korban Mulyadi sendiri bekerja sebagai developer dan punya dua anak.

"Dia sempat mengajak saya ke sini tapi saya tidak mau karena ada urusan di Palembang,"

"Saya sudah sering mengingatkan supaya jangan ke Banjarnegara, dan jangan percaya dengan hal-hal seperti itu yaitu penggandaan uang," terangnya.

Adapun Mulyadi bisa percaya dengan penggandaan uang karena dia terjerat utang.

"Saya tahu keberadaan pak Mulyadi karena dia sempat kirim share lok di Balun ini," tambahnya.

Dikubur dengan Kekasih

Mulyadi korban pembunuhan Mbah Slamet dukun pengganda uang ternyata dikubur bersama pacarnya
Mulyadi korban pembunuhan Mbah Slamet dukun pengganda uang ternyata dikubur bersama pacarnya (Tribunjateng.com)

Fakta baru Mulyadi pria asal Palembang korban pembunuhan Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Ternyata, jasad Mulyadi dikubur satu liang dengan pacarnya di liang nomor 5.

Hal tersebut disampaikan oleh Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, Rabu (5/4/2023).

Irjen Ahmad Luthfi merincikan, total ada 12 jasad korban pembunuhan oleh Mbah Slamet yang ditemukan terkubur.

Dua jasad terakhir ditemukan pada penggalian yang dilakukan hari Selasa (4/4/2023).

Sebelumnya, Senin (3/4/2023), petugas menemukan 10 jasad terkubur di kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa.

Mengutip TribunJateng.com, Polda Jawa Tengah sampai saat ini masih mengidentifikasi jasad para korban.

Sementara itu, dua jasad telah berhasil diidentifikasi, sedangkan sisanya masih didalami.

Adapun dua jasad yang telah teridentifikasi yakni Mulyadi asal Palembang Sumatra Selatan dan Paryanto asal Sukabumi, Jawa Barat.

"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," kata Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, Rabu (5/4/2023).

Menurut Luthfi, Mbah Slamet mengubur korban di beberapa liang.

Dari keterangan Mbah Slamet, korban Paryanto (53), warga Sukabumi, Jawa Barat dikubur di liang nomor 1.

Kemudian, liang nomor 2 digunakan untuk mengubur satu warga berjenis kelamin laki-laki asal Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

Sementara dua warga Tasikmalaya, Jawa Barat berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor 3.

Kemudian liang nomor 4 diisi jasad dua warga berjenis kelamin laki-laki dan perempuan asal Jakarta.

Untuk pasangan kekasih asal Palembang dikubur di liang nomor 5.

Alasan Mbah Slamet eksekusi korbannya pukul 20.00 WIB. (Kolase Tribunsumsel.com/ Tribunjateng.com)
Selanjutnya, dua warga Yogyakarta dikubur oleh Mbah Slamet di liang nomor 6.

"Tiap dua jenazah dikubur di lima liang berbeda, sisanya ada di tiap satu liang," ungkap Kapolda Jawa Tengah.

Selain dua korban yang teridentifikasi, polisi saat ini hanya mendeteksi sembilan jasad lain berdasarkan jenis kelamin.

Yakni enam laki-laki umur antara 40 hingga 50 tahun dan tiga perempuan usia 25 sampai 35 tahun.

Ajak Korban Ritual Lalu Diberi Minuman Beracun

Polisi membuka posko pengaduan bagi keluarga korban Mba Slamet dukun pengganda uang yang bunuh belasan pasiennya.
Polisi membuka posko pengaduan bagi keluarga korban Mba Slamet dukun pengganda uang yang bunuh belasan pasiennya. (Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)

Setelah bertemu dengan kliennya, Mbah Slamet lantas mengajak korban untuk melakukan ritual.

Menurut keterangan Mbah Slamet, ritual itu dilakukan selama satu jam.

Korban diajak ke lokasi ritual dengan menggunakan kendaraan miliknya.

Hal ini bertujuan untuk menghilangkan jejak kejahatan yang dilakukan Mbah Slamet.

"Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," ungkapnya, melansir TribunJateng.com.

"Jadi (korban) ke tempat saya naik bus. Kalau bawa kendaraan tidak berani, nanti bisa ketahuan," jelasnya.

Untuk menghabisi nyawa korban, Mbah Slamet memberi minuman yang telah dicampur dengan obat penenang dan potasium.

"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," terangnya.

Setelah korban dipastikan tewas, Mbah Slamet menggali lubang untuk mengubur jasad korban.

Istri Bongkar Ritual Mbah Slamet

Seneh Istri dari Tohari Alias Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Viral
Seneh Istri dari Tohari Alias Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Viral (kolase/Tribunjateng)

Seneh (49) istri dari Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara viral membeberkan ritual suaminya.

Mbah Slamet diketahui sudah ditangkap kepolisian atas pembunuhan terhadap 12 orang kliennya yang ditipu.

Para korban ditemukan terkubur di sebuah kebun di Desa Balun Banjarnegara dengan jenis kelamin pria dan wanita.

Melansir Tribunjateng, Selasa (4/4/2023) Seneh mengaku sempat terkejut suaminya ditangkap kepolisian.

Adapun Seneh mengaku tak mengetahui jika Tohari membuka praktik dukun pengganda uang.

"Saya kurang tahu (aktivitas suami), saya juga kaget (atas kasus tersebut)."

"Kerjaan bapak tidak jelas dan serabutan."

"Saya sudah berkeluarga selama 25 tahun," kata Seneh.

Hanya saja, Seneh mengakui jika sang suami kerap menerima tamu namun dia jarang beriteraksi dengan para temu itu.

"Saya juga tidak pernah tanya-tanya," imbuhnya.

Ritual di Ruang Khusus

Saat bertemu tamu, Tohari kadang melakukan ritual di sebuah ruangan di depan rumah.

 "Katanya ada ritual yang dilakukan di dalam ruangan depan rumah, tapi cuma sebentar. Tamu tidak pernah menginap," katanya.

Menurut Seneh, Tohari sudah satu tahun tidak tinggal di rumah seusai bertemu seseorang asal Pagentan.

Awal puasa lalu, Tohari sempat pulang namun hanya sebentar dan pergi lagi.

"Saya biasa-biasa saja karena tidak tahu dengan aktifitas bapak."

"Cuma, sempat kaget saat diseret-seret di kebun oleh polisi," katanya.

Meski begitu, Tohari masih menafkahinya.

"Memang kerap kasih uang tapi tidak tahu dari mana (uang itu, Red)," ungkapnya.

Seneh mengaku tak terpengaruh dengan kasus yang menjerat sang suami.

Apalagi, masyarakat di lingkungannya juga tidak berubah sikap.

"Tidak ada imbasnya dari masyarakat dan biasa saja," ucapnya santai.

Dari pernikahan dengan Tohari, Seneh dikaruniai dua orang anak.

Pakai Uang Korban Untuk Bayar Hutang

Raup puluhan juta dari para korbannya, Mbah Slamet alias Tohari (45) beberkan kemana uang tersebut dipakai.

Mbah Slamet sendiri diketahui sudah ditangkap atas kasus pembunuhan yang menewaskan total 12 orang kliennya ditipu.

Adapun para korban jasadnya di kubut di sebuah kebun desa balun Banjarnegara.

Aksi sadis Mbah Slamet terkuak setelah korban terkahir PO warga Sukabumi sempat mengirimkan pesan ke anaknya.

Lewat pesan itu pula kepolisian berhasil menguak kasus pembunuhan dan penipuan dilakukan Mbah Slamet.

Melansir Tribunjateng.com, Selasa (4/4/2023)  Mbah Slamet memulai praktik dukun sejak lima tahun terakhir.

Ia melakukan promo di facebook untuk menggaet para korban.

Para korban ini pun dimintai uang kisaran puluhan juta yang menurutnya bisa menjadi Rp 5 miliar.

Adapun uang para korban yang disetorkan dipakai Mbah Slamet untuk membayar hutangnya.

Sebelumnya, dukun pengganda uang asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara bernama Mbah Slamet ditangkap.

Dirinya ditangkap karena membunuh pasiennya sendiri.

Polisi pun mengungkap motif hingga ia tega menghabisi nyawa korban dengan cara diracun.

Mayat korban kemudian dikubur di jalan setapak menuju hutan.

Pelaku adalah TH (45) alias Mbah Slamet asal Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Sementara korbannya adalah PO (53) warga yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.

Kasus ini dapat terungkap bermula pada Senin (27/3/2023) anak dari korban PO, yaitu GE melapor kepada kepolisian akan kehilangan ayahnya dilansir TribunJateng.com .

Berdasarkan pengakuan dari GE pada Juli 2022, ia diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan pelaku TH alias Mbah Slamet di Wonosobo.

Korban PO dan anaknya GE pergi dari Sukabumi menuju Wonosobo menggunkan bus.

Sesampainya di Wonosobo mereka bertemu dengan Mbah Slamet dukun pengganda uang yang dimaksud.

Ketika sampai di Wonosobo pelaku Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.

Di rumahnya itu korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang.

Selepas itu korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.

Hingga pada Senin (20/3/2023) korban datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara sendiri tanpa ditemani anaknya.

Korban diketahui sampai di Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023) menggunakan kendaraan wuling hitam.

Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah whatsapp yang isinya sebagai berikut:

"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," kata SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.

Kemudian pada Jumat (24/3/2023) komunikasi sudah tidak terhubung dan hp dari korban sudah tidak aktif.

Hingga akhirnya polisi dapat mengevakuasi korban yang sudah dikubur itu pada Sabtu (1/4/2023).

"Modus operandinya tersangka ini memiliki tangan kanan bernama BS.

BS inilah yang mengupload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar.

Akhirnya BS mempertemukan antara korban PO dan Mbah Slamet," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto kepada Tribunbanyumas.com, saat konferensi pers Senin (3/4/2023).

Namun dalam perjalanannya pelaku Mbah Slamet ini merasa kesal karena ditagih terus oleh korban terkait penggandaan uang yang dijanjikan.

"Pelaku kesal kemudian memberikan minuman potas kemudian membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa.

Motifnya kesal sering ditagih oleh korban.

Selain itu Slamet takut akan dilaporkan hingga korban akhirnya diracun," terangnya.

Mbah Slamet diketahui sudah menjadi dukun pengganda uang sekitar 5 tahun.

"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp5 miliar.

Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp40 juta sampai yang Rp50 juta," terangnya.

Agar para korban percaya, tersangka juga sempat memberikan uang pada korbannya Rp11 juta sebagai hasil penggandaan.

Uangnya didapat tersangla dipakai untuk bayar hutang

"Korban sementara masih satu dan masih pengembangan apabila ada korban lain," ungkap Kapolres.

Adapum Pasal yang dikenakan adalah Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati dan seumur hidup.

Kapolres mengingatkan agar berhati-hati dengan modus penipuan dan penggandaan uang.

 

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto/Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Daftar Korban Mbah Slamet, Sepasang Kekasih dari Palembang, Warga Yogyakarta hingga Jakarta

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved