Berita Nasional

Hotman Paris Sorot Kematian Bripka Arfan Saragih, Heran Mabes Polri Tak Selidiki: Mirip Kasus Sambo?

Pengacara kondang Hotman Paris kini ikut menyoroti kasus kematian Bripka AS lantaran pihak Mabes Polri tak ikut menyelidiki.

instagram/hotmanparisofficial /Tribun Sumsel
Hotman Paris Soroti Kasus Kematian Bripka Arfan Saragih, Singgung Mabes Polri Tak Menyelidiki 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pengacara kondang Hotman Paris kini ikut menyoroti kasus kematian Bripka Arafan Saragih anggota Satlantas Polres Samosir yang sebelumnya dinyatakan tewas minum racun sianida.

Nyatanya, Hotman Paris mencium ada kejanggalan terkait tewasnya Bripka Arafan Saragih yang disebut minum racun sianida lantaran menggelapkan pajak kendaraan di Samsat Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Kini Hotman Paris blak-blakan mempertanyakan apakah kematian Bripka Arafan Saragih mirip dengan kasus Ferdy Sambo yang telah membunuh ajudannya sendiri Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadi J.

Pertanyaan itu ia sampaikan melalui unggahan di akun instagram pribadi miliknya @hotmanparisofficial, Senin (27/3/2023).

"Apa ini mirip kasus Sambo? Kenapa bukan Mabes Polri yg menyidik??," tulis Hotman Paris.

Baca juga: Profil Sosok Fatmawati Kasim Istri Burhanuddin Pj Bupati Bombana, Viral Pamer Gaya Hidup Mewah

 

Hotman Paris terlihat mengunggah video berita terkait kematian Bripka Arfan Saragih yang dinyatakan tewas minum racun oleh kepolisian.

Disebutkan, saat itu kepolisian membentuk tim gabungan khusus untuk mengusut kematian Bripka Arfan Saragih.

Tim tersebut tidak hanya fokus menyelidiki dugaan penggelapan pajak, namun juga menyelidiki penyebab tewasnya Bripka Arfan.

Namun Hotman Paris yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia hukum merasa tidak yakin dengan keterangan yang disampaikan polisi terkait penyebab kematian Bripka Arfan Saragih.

 

Hotman Paris kini menyorot kematian Bripka Arfan Saragih Anggota Satlantas Polres Samosir yang menurutnya janggal.
Hotman Paris kini menyorot kematian Bripka Arfan Saragih Anggota Satlantas Polres Samosir yang menurutnya janggal. (instagram hotmanparisofficial/TikTok/lambe_lambean)

 

Hotman Paris juga mempertanyakan alasan Mabes Polri tak mengambil alih penyelidikan kasus kematian Bripka Arfan Saragih yang dirasa janggal.

Sejumlah netizen yang mengetahui hal tersebut lantas ramai memberikan komentar.

Tak sedikit yang justru meminta Hotman Paris untuk ikut membantu mengusut kasus kematian Bripka Arfan Saragih.

"Sambo Jilid 2" ungkap beberapa netizen.

"Up sampai ke mabes polri".

"Bantu lah bang hotman".

Baca juga: Profil Sosok AKP Agnis Juwita Manurung, Kasatlantas Polres Malang Diduga Pamer Harta, Kini Disorot

Baca juga: Sosok Elfi Haris Kepala Bea Cukai Kualanamu, Diminta Beri Sanksi Berat Pegawai Rugikan Negara

Keluarga Tak Menyangka Bripka Arfan Saragih Tewas Minum Racun Sianida
Keluarga Tak Menyangka Bripka Arfan Saragih Tewas Minum Racun Sianida (TikTok/lambe_lambean)

"Lebih baik membebaskan 1000 (seribu) orang yang bersalah, daripada menghukum 1 (satu) orang yang tidak bersalah.".

"bisa jadi pak hotman di tubuh polri , bertahap dulu kali pak hotman kalau tidak sanggup tim gabungan polisi naik ke mabes polri karena pakai biaya besar".

"Bagaimana kalau bang @hotmanparisofficial yang menjadi pengacara keluarga korban".

 

Istri Ungkap Bripka AS Diancam Kapolres Sebelum Ditemukan Tewas

Kematian Bripka Arfan Saragih atau Bripka AS, anggota Satlantas Polres Samosir yang dituduh melakukan penggelapan pajak kendaraan warga, yang disebut bunuh diri dengan meminum racun sianida, dianggap janggal oleh pihak keluarga.

Sebab Bripka Arfan Saragih mengaku sempat diancam oleh Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman sebelum ditemukan tewas.

Pengancaman Kapolres Samosir kepada Bripka Arfan Saragih, sempat dikatakannya kepada sang istri, Jenni Simorangkir.

Menurut Jenni, pengancaman oleh Kapolres Samosis terjadi sebelum suaminya ditemukan tewas terjadi pada 23 Januari 2023 lalu.

Saat itu, kata Jenni, suaminya mengaku dipanggil Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman.

Ketika dipanggil oleh AKBP Yogie Hardiman, Kapolres Samosir itu mengatakan dirinya tidak takut dengan jenderal bintang satu, ataupun jenderal bintang dua.

Istri Bripka AS atau Bripka Arfan Saragih, Jenni Simorangkir menuturkan sangat janggal kalau suaminya tewas bunuh diri dengan minum racun sianida.

Menurutnya sebelum suaminya tewas ada ancaman dari Kapolres Samosir.

Bahkan, Yogie menantang dirinya berani menghadapi jenderal bintang satu dan bintang dua.

Yogie mengaku dirinya hanya takut dengan jenderal bintang tiga.

"Tanggal 23 (Januari 2023) setelah apel, katanya bapak Kapolres menyita handphonenya. Dan bapak Kapolres bilang tidak takut dengan bintang satu dan bintang dua, kalau bintang tiga, barulah dia takut," kata Jenni menirukan ucapan mendiang suaminya Bripka Arfan Saragih, Selasa (21/3/2023) dikutip dari TribunMedan.

Tak cuma menantang, AKBP Yogie Hardiman juga disebut berulang kali menyatakan akan membuat sengsara keluarga Bripka Arfan Saragih.

Bahkan, ancaman inilah yang sedang dirasakan Jenni Simorangkir dan kedua anaknya.

Dia merasa pernyataan Kapolres Samosir itu terbukti saat ini.

"Jadi almarhum bilang, benar apa yang dikatakan bapak Kapolres 'kubuat anak dan istrimu menderita," ucap Jenni.

Hingga saat ini, baik keluarga almarhum dan Jenni merasa janggal jika Bripka Arfan Saragih tewas bunuh diri minum racun sianida.

Padahal, kata Jenni, suaminya sudah membayar kerugian pajak yang digelapkan berkisar Rp 650 juta atau Rp 700 juta.

Uang itu mereka peroleh setelah menjual rumah yang ada di Kabupaten Samosir.

"Almarhum dikatakan punya masalah, tetapi dia tidak mengatakan pajak. Dia mengatakan Kapolres menyuruh mencari uang Rp 400 juta untuk membayar. Jadi kami menjual rumah kepada namboru saya," ungkapnya.

Lapor Kabareskrim

Tasman Sipayung, kuasa hukum keluarga almarhum Bripka Arfan Saragih, mengatakan pihak keluarga melaporkan kejanggalan kematian Bripka Arfan Saragih, ke Kabareskrim.

"Kami melalui kuasa hukum sudah melapor ke Polda Sumut dan ke Mabes Polri, jadi biarkan saja bukti pengadilan yang berbicara, kami sudah bertindak biar kita tunggu hasilnya dari sana," ujar Tasman kepada Tribun, Rabu (22/3/2023).

Keluarga pun menyerahkan kasus kematian Bripka Arfan Saragih kepada Mabes Polri dan juga pengadilan.

Pihak keluarga, sebut Tasman, berharap agar penyebab kematian Bripka Arfan Saragih dapat dikuak berdasarkan fakta yang sebenarnya.

Termasuk membongkar kasus penggelapan pajak di Samsat Samosir.

Keluarga menduga kematian Arfan erat dengan persoalan tersebut.

"Ini persoalannya biar semua Pengadilan dan Bareskrim Polri yang membongkar. Laporan sudah kami serahkan, bukti bukti juga, kemudian sudah di diminta keterangan (BAP). Kami tinggal tunggu hasil selanjutnya. Kalau di Pengadilan kan nanti sudah jelas tidak ada yang ditutupi lagi, semua terbuka, ya semua (termasuk yang di Samsat Somosir), semua harus dibuka," ujar Tasman dilansir dari TribunMedan.

Laporan pengaduan keluarga ke Polda Sumut dilakukan pada Jumat, 17 Maret 2023 melalui Fridolin Siahaan, bersama tim pengacara dari Kantor JnR Law Firm.

Laporan keluarga Bripka Arfan Saragih ke Polda Sumut tertuang dalam surat tanda terima laporan polisi (STTLP/B/340/III/2023/SPKT/Polda Sumatera Utara).

Pihak keluarga yang ditemui Tribun Medan di rumahnya yang ada di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, pada (16/3/2023) lalu menyatakan dugaan jika Arfan Saragih tewas dibunuh.

"Waktu itu jenazahnya datang kemari, aku heran kenapa badannya kok buram. Wajahnya hitam sebelah, tanganya hitam, kakinya juga. Instingku ini bukan bunuh diri melainkan dibunuh, tapi siapa orangnya kami tidak tau," kata Fince Saragih ayah Bripka Arfan, saat ditemui Tribun,Kamis (16/3/2023).

Menurut keluarga, kematian Arfan Saragih sangat jangal terlebih polisi melalui konferensi pers menyebutkan Arfan meninggal bunuh diri.

Dari keterangan keluarga, wajah Arfan mengalami luka seperti tersiram air panas, selain itu kuping mengeluarkan darah dan kepala belakang ada luka seperti dipukul benda tumpul.

"Kalau sekarang dibilang bunuh diri sampai sekarang aku tidak percaya. Wajah anakku itu hitam sebelah kiri, mata juga terbuka satu, lalu tanganya diletakkan di dadanya, terus kepala belakangnya luka seperti dipukul, terus di tulang rusuk juga," ujar Fince.

 

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved