Kekerasan di Panti Asuhan Palembang

Update Dugaan Kekerasan di Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin Palembang, Hasil Pemeriksaan HIV

Polisi terus mendalami kasus kekerasan terhadap anak di panti asuhan Fisabilillah Al Amin. Tersangka H jalani pemeriksaan HIV

Penulis: Fransiska Kristela | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/KRISTELA
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat mendatangi Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin Palembang, Minggu (26/2/2023). 

Pemicu Dugaan Kekerasan di Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin

 

Pemicu Dugaan Kekerasan di Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin Palembang terungkap saat salah satu anak panti yang ikut dalam rapat bersama dengan Sekda dan juga Dinas Sosial

Tindakan kasar H dipicu korban D  buang air besar di celana. 

"Jadi D yang salah karena dia waktu itu bab di celana, dan padahal setiap kalau dia mau bab ada teman yang bantu dia untuk ke kamar mandi,"ujar pria itu.

Sedangkan dari pantauan di lapangan kondisi bocah D memang memiliki kekurangan fisik yakni kesulitan dalam berjalan.

Pada saat dikumpulkan di ruang rapat yang bertempat di ruang tamu ini, D hanya diam dan tak mau berbicara.

Sedangkan pada saat dibawa menuju tempat barunya Daffa tampak terlihat sedih.

Untuk saat ini pula, anak-anak panti tersebut sudah dipindahkan ke Panti Sentra Budi Perkasa yang berada di Jalan Sosial No.441, Suka Bangun, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan

Dan untuk rumah panti asuhan Fisabilillah Al Amin saat ini sudah dipasang garis polisi.

Baca juga: Tampang Hidayatullah, Ketua Panti Asuhan Fisabilillah Al-Amin Palembang yang Aniaya Anak Panti

Dan tampak beberapa orang pengurus panti yang menangis saat anak-anak panti itu pergi dari rumah.

Sedangkan pelaku yang lakukan tindakan kekerasan yakni Hidayatullah, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan bahwa kasusnya sudah dalam tahap penyidikan, dan saat ini sedang lakukan pemeriksaan untuk penetapan sebagai tersangka terhadap Hidayatullah.

"Jadi kekerasan fisik itu benar dan itu menimpa dua korban. Dan penyebabnya itu karena pada saat kegiatan anak ini tidak disiplin jadi tersangka ini emosinya naik karena dari proses penyelidikan tersangka ini mengaku alami sindrome panic pada 7 tahun lalu, namun untuk membuktikan itu nanti akan kami lakukan pemeriksaan dengan dokter psikiater," tambahnya.
 

Baca Berita Lainnya di Grup Whatsapp Tribun Sumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved