Mengenang Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, Kronologi Kejadian Hingga Dampak yang Ditumbulkan
Dalam unjuk rasa tersebut, ada empat korban jiwa yang tewas tertembak. Mereka adalah mahasiswa Universitas Trisakti. Tewasnya keempat mahasiswa terse
Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
Tidak berselang lama, pihak polisi pun meminta agar mahasiswa kembali ke dalam kampus. Tanpa ada ketegangan apapun, mahasiswa membubarkan diri dengan tenang dan tertib.
Namun, tiba-tiba terjadi tembakan dari arah belakang barisan mahasiswa. Mendengar suara tembakan tersebut, para mahasiswa lantas berlarian dan berusaha menyelamatkan diri.
Para mahasiswa berusaha berlindung dengan masuk ke dalam gedung-gedung kampus, sementara aparat masih terus menembakkan senapannya.
Puluhan gas air mata juga dilemparkan ke dalam kampus. Sekitar pukul 17.15, situasi di kampus sangatlah mencekam.
Beberapa korban jiwa juga berjatuhan, salah satunya adalah empat mahasiswa Trisakti yang tewas karena tertembak.
Keempat mahasiswa Trisakti tersebut adalah Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendiawan Sie.

- 13 Mei 1998
Pukul 01.30, dilakukan jumpa pers yang dihadiri oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin di Mapolda Metro Jaya.
Selain itu, hadir juga Kapolda Mayjen Hamami Nata, Rektor Universitas Trisakti Prof Dr Moedanton Moertedjo, dan dua anggota Komnas HAM AA Baramuli dan Bambang W Soeharto.
Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 10.00, mahasiswa dari berbagai kota, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi berdatangan ke Universitas Trisakti untuk menyatakan belasungkawa.
Dua jam setelahnya, pukul 12.00, kerusuhan massa mulai terjadi di Jakarta. Berbagai aksi perusakan dan pembakaran bangungan serta kendaraan bermotor terjadi.
Mulanya, kerusuhan terjadi di kawasan sekitar Kampus Trisakti, tetapi aksi perusakan dan pembakaran meluas hingga ke kawasan lainnya.
- 14 Mei 1998
Pada tanggal 14 Mei 1998, aksi kerusuhan yang awalnya hanya terjadi di Jakarta mulai merambah ke kota-kota lainnya, seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Pembakaran, perusakan, serta penjarahan toko dilakukan oleh massa. Kota Bogor, Tangerang, dan Bekasi saat itu sudah lumpuh total.
- 15 Mei 1998
Presiden Soeharto yang mengetahu peristiwa Kerusuhan Mei 1998 bergegas kembali ke Tanah Air dari Kairo.
Waktu itu, muncul isu bahwa Presiden Soeharto bersedia untuk mundur dari jabatannya. Akan tetapi, berita tersebut langsung ditampis oleh Menteri Penerangan Alwi Dahlan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.