Kisah Peristiwa Jambo Keupok Aceh 2003, Tragedi Pelanggaran HAM Pembunuhan Massal

Tragedi Jambo Keupok pada tanggal 17 Mei 2003 yang terjadi di Jambo Keupok, Bakongan, Aceh Selatan.

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Abu Hurairah
Tribun
Tragedi Jambo Keupok pada tanggal 17 Mei 2003 yang terjadi di Jambo Keupok, Bakongan, Aceh Selatan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenang peristiwa besar yang terjadi di Indonesia, pembunuhan massal yang terjadi di Jambo Keupok, Aceh Selatan pada Mei 2003 

Secara resmi Presiden Joko Widodo(Jokowi) mengakui terjadi peristiwa pelanggaran ham berat di masa lalu.

Laporan pelanggaran ham merupakan hasil laporan akhir Tim Pelaksana Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat Masa Lalu (PPHAM) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (11/1/2023).

Baca juga: Mengenal Peristiwa Talangsari Lampung 1989, 130 Korban Terbunuh, Kini Diakui Pelanggaran HAM Berat

Baca juga: Peristiwa Trisakti 1998 Diakui Pemerintah Jadi Pelanggaran HAM Berat, Sebabkan 4 Mahasiswa Gugur

Baca juga: Pimpin Rapat Rencana Kinerja Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Ini Pesan Kemenkumham

Presiden Jokowi menyesalkan peristiwa kelam terjadi di masa lalu.

Satu di antaranya adalah Tragedi Jambo Keupok pada tanggal 17 Mei 2003 yang terjadi di Jambo Keupok, Bakongan, Aceh Selatan.

Ada 16 penduduk sipil mengalami penyiksaan, penembakan, pembunuhan di luar proses hukum, pembakaran, kekerasan yang dilakukan oknum aparat.

Kronologi

Peristiwa Tragedi Jambo Keupok berawal dari informasi yang disampaikan seorang informan kepada anggota TNI bahwa Desa Jambo Keupok mejadi basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Isu tersebut tersebar sekitar tahun 2001-2002.

Begitu mendengar kabar tersebut, aparat keamanan segera mengambil tindakan.

Mereka melakukan razia dan menyisir kampung-kampung yang ada di Kecamatan Bakongan.

Dalam proses operasi, para aparat keamanan kerap melakukan tindak kekerasan terhadap penduduk sipil, seperti penangkapan, penyiksaan, dan perampasan harta benda.

Puncak kejadian terjadi tanggal 17 Mei 2003 sekitar pukul 07.00 pagi. Ratusan pasukan militer datang ke Desa Jambu Keupok dengan membawa senjata laras panjang dan senapan.

Tidak peduli usia dan gender, semua warga dipaksa untuk keluar oleh pasukan militer. Para warga diinterogasi sembari dipukul dan dipopor senjata. Pasukan militer mengintoregasi warga satu per satu untuk menanyakan keberadaan orang-orang GAM yang mereka cari.

Ketika warga menjawab tidak tahu, pasukan militer akan langsung memukul dan menendang mereka.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved