Pembunuh Calon Kades OI Ditangkap
Update Pembunuhan Calon Kades di Ogan Ilir, Keluarga Ungkap Dugaan Motif Pelaku Bunuh Korban
Update pembunuhan calon Kades di Ogan Ilir, keluarga ungkap dugaan motif pelaku membunuh korban. Keterangan disampaikan Init adik kandung korban.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Update pembunuhan calon Kades di Ogan Ilir, keluarga ungkap dugaan motif pelaku membunuh korban.
Setelah buron selama empat bulan, pelaku bernama Romli (45 tahun) dibekuk aparat gabungan di kediamannya Desa Betung II pada Jumat (18/11/2022) lalu sekira pukul 12.00.
Peristiwa pembunuhan terjadi 20 Jul lalu yang menewaskan korban bernama Arpani (53 tahun) warga Desa Betung II, Ogan Ilir yang juga calon Kades.
Meski pelaku pembunuhan telah diamankan dan diancam Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, polisi belum mengungkap motif pembunuhan.
Sementara keluarga korban mengungkapkan, motif pembunuhan ini dipicu pelaku yang tersinggung dengan korban.
Init, adik kandung korban mengatakan beberapa waktu sebelum peristiwa pembunuhan, pelaku membuka lahan miliknya yang berada di wilayah Betung II.
Baca juga: Kesaksian Karyawan Korban Perampokan Alfamart di Talang Kelapa, Ditodong Parang Serahkan uang
Setelah membabat pohon-pohon di lahan tersebut, selanjutnya material kayu dibawa ke tempat lain menggunakan truk muatan.
Menurut Init, untuk keluar dari perkebunan milik pelaku, truk harus melewati jalan berlumpur dekat akses masuk kebun.
Hal ini membuat jalan utama Desa Betung di depan akses masuk kebun menjadi kotor dan meninggalkan lumpur bekas ban mobil.
"Jadi, jalan aspal itu kotor. Jalan masuk kebun itu persis berseberangan dengan rumah almarhum kakak saya," ungkap Init kepada TribunSumsel.com, Sabtu (19/11/2022).
Masalah timbul ketika banyak pengendara terutama roda dua yang menghindari lewat jalan aspal terkena bekas lumpur dan ada material tanah yang tersisa.
Bahkan beberapa kali kendaraan sepeda motor hampir terlibat kecelakaan dan masing-masing menghindari jalan yang kotor tersebut.
"Melihat kondisi seperti itu, almarhum kakak saya pernah bilang ke sopir truk 'kalau mau keluar-masuk kebun, kalau bisa setelah itu dibersihkan jalan aspalnya. Jangan jadinya becek dan sampai ada tanah bekas ban'. Maksudnya kan jangan sampai menyulitkan pengendara," kata Init.
Dia pun menduga pelaku salah paham setelah menerima laporan dari sopir truk sehingga tersulut emosi.
"Saya tidak tahu apakah sopir truk salah menyampaikan atau pelaku salah menangkap maksud almarhum. Sehingga terjadilah peristiwa itu," ucap Init.