Berita Muratara

Tambang Ilegal di Muratara Masih Ada Bikin Sungai Makin Keruh, Kapolres: Kita Hantam Sistemnya

Dua sungai besar tersebut keruh pekat diduga akibat aktivitas tambang emas ilegal yang disebut-sebut masih terus ada di kawasan aliran sungai Tiku.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT
Kapolres Muratara AKBP Ferly Rosa Putra turun langsung ke lokasi PETI di kawasan aliran sungai Tiku, Kecamatan Karang Jaya, pada pertengahan Juni 2022 lalu. 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah 


TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Air sungai Rupit yang mengalir hingga ke sungai Rawas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) tampak makin keruh. 

Dua sungai besar tersebut keruh pekat diduga akibat aktivitas tambang emas ilegal yang disebut-sebut masih terus ada di kawasan aliran sungai Tiku.

Warga di sekitar bantaran sungai yang memanfaatkan air tersebut untuk keperluan sehari-hari pun tak henti mengeluh dan protes. 

Pemerintah daerah bersama kepolisian terus berupaya mengatasi permasalahan air sungai keruh itu, namun belum teratasi dengan baik. 

Bahkan aparat kepolisian sudah berulang kali melakukan penggerebekan ke lokasi penambangan emas tanpa izin (PETI) tersebut. 

Polisi pun sudah menangkap beberapa orang penambang, serta memusnahkan peralatan tambang dengan cara dibakar di tempat.

"Kita operasi sudah beberapa kali, orang yang ditangkap juga sudah banyak, tapi masih saja ada," kata Kapolres Muratara, AKBP Ferly Rosa Putra pada TribunSumsel.com, Rabu (16/11/2022).

Dia menegaskan, dalam waktu dekat akan kembali melakukan operasi besar-besaran untuk menindak aktivitas penambangan emas ilegal itu. 

"Kalau gerakan kegiatan penegakan hukum insyaallah dalam waktu dekat ini kita lakukan lagi, tunggu saja," katanya. 

Selain operasi penggerebekan, kata Ferly, nampaknya mereka harus mengambil langkah lain untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

Pria yang pernah bertugas di Sudan Afrika dalam misi perdamaian PBB itu berencana akan merusak sistemnya. 

"Menghantamnya ini tidak harus ke pelaku, sebenarnya sistemnya juga mau saya hantam, kita harus merusak sistemnya," tegas Ferly. 

Merusak sistem yang dimaksudkan Ferly salah satunya seperti melakukan penindakan terhadap pemasok minyak untuk operasi tambang. 

"Misalnya pemasok minyaknya, kemudian merkuri, ini yang masih saya bahas dengan Kasat Reskrim untuk merumuskan target operasinya seperti apa, kita rusak sistemnya," ujar dia.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved