Berita Nasional
Tukang Jamu Satu Keluarga yang Tewas Sebut Korban Pernah Pinjam Rp 50 Juta, Sering Pesan Jamu Liver
Tukang jamu yang diketahui berinisial R ini mengaku, keluarga tersebut pernah meminjam uang Rp 50 juta untuk biaya operasi.
TRIBUNSUMSEL.COM - Satu keluarga yang ditemukan tewas didalam rumah di Jakarta Barat hingga kini masih terus menjadi perhatian publik.
Yang terbaru, tukang jamu yang mengaku langganan keluarga yang ditemukan tewas tersebut mengungkap cerita baru.
Tukang jamu yang diketahui berinisial R ini mengaku, keluarga tersebut pernah meminjam uang Rp 50 juta untuk biaya operasi.
Seperti diketahui, seorang tukang jamu mengatakan satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, ialah langganannya.
Ia kaget saat diberitahu pedagang rokok di sekitar lokasi bahwa satu keluarga yang tinggal di rumah AC5/7 ditemukan tewas.
"Saya awalnya diceritain tukang rokok, Mbak kan sering ke extension. Tahu dong ada orang meninggal empat orang. Saya bilang, siapa? Itu blok AC5 nomor 7. Lah itu mah langganan saya," katanya saat ditemui di kawasan perumahan Citra Garden Satu Extension pada Selasa (15/11/2022).
Biasanya, R sering bersepeda memasuki kompleks perumahan tersebut untuk mengantarkan jamu ke rumah korban.
Pemilik rumah memesan jamu tak setiap hari. Terkadang sebulan sekali atau dua minggu baru memesan.
"Dia (Dian) minta nomor telepon karena dia males jalan ke sini mungkin. Jadi saya suruh nganter ke sana," ujarnya.
Semenjak pandemi Covid-19, mereka tak lagi memesan jamu kepada R.
"Semenjak corona enggak pernah mesen jamu lagi sama saya," katanya.
Namun, R sempat melihat ayah dan anak dari rumah itu, Dian Febbyana (42) dan Rudyanto Gunawan (71) keluar berjalan kaki.
Padahal, R biasanya jarang melihat mereka berjalan kaki.
"Biasanya dia keluar itu enggak pernah jalan. Dia selalu bawa mobil atau enggak motor. Baru kali itu lihat dia jalan. Dian sama bapaknya," tambahnya.
R bercerita bahwa ayahnya pernah menanyakan jamu untuk penyakit liver dan diabetes.
"Ayahnya (Rudyanto) pernah minum jamu bilangnya, 'Kalau penyakit liver apa ya obatnya?' Waduh saya kurang tahu lho Pak. Mending bapak ke dokter aja gitu. Sama diabetes gula katanya. Kalau itu mending ke dokter aja pak". Saya kan bukan dokter," ujarnya.
Pas Corona Pinjam Duit
R mengatakan salah satu keluarga di rumah itu pernah meminjam uang kepadanya saat pandemi Covid-19.
"Katanya, 'Mbak, aku minta tolong dong, minjem uang Rp 50 juta.' Waduh kata saya, duit segitu mana punya saya Bu. Saya ini tukang jamu. 'Kali kerabat Mbak punya.'"
"Saya enggak punya saya enggak berani ngomong-ngomong sama saudara saya minjem duit segitu. Buat apa emang bu? "Buat operasi saudara saya"," cerita R menirukan percakapannya dengan salah satu keluarga.
Sebelumnya diberitakan, Satu keluarga di kompleks Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tak bernyawa pada Kamis (10/11/2022) malam.
Polisi mengatakan penyebab kematian satu keluarga itu masih misterius.
Para korban bernama Rudyanto Gunawan (71), K Margaretha Gunawan (68), Dian Febbyana (42) dan Budyanto Gunawan (69).
Baca juga: Termasuk Surat Wasiat Tak Ditemukan, Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres Masih Misteri
Baca juga: Polisi Temukan Petunjuk Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Jakbar, Kriminolog Ungkap 2 Teori Kematian
Polisi masih terus menyelidiki kasus tewasnya satu keluarga di Jakarta Barat.
Yang terbaru, saat melakukan olah TKP, polisi menemukan sejumlah buku di rumah satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Namun, polisi menjelaskan buku-buku tersebut bukan tentang sekte atau ajaran tertentu.
Menurut, Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi mengatakan semua buku yang ditemukan polisi tidak ada yang berkaitan dengan sekte tertentu.
"Buku-buku ada, tapi enggak ada sekte-sekte. Masih dipelajari, bukan sekte kok, buku biasa," kata Avrilendi saat dihubungi, Selasa (15/11/2022).
Avrilendi menerangkan selain buku, pihaknya juga berhasil menyita sejumlah barang bukti lain yang ada di rumah tersebut.
Namun, Avrilendi tidak merinci terkait barang bukti apa saja yang berhasil disita oleh pihak kepolisian.
"Ya, kita sih secara garis besar hampir sebagian besar barang-barang yang ada di kamar, di ruangan kita keluarkan semua. Kita kumpulin dan data," tuturnya.
Diduga Anut Paham Apokaliptik
Sebelumnya warga di perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).
Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial Rudiyanto Gunawan (71), anak berinisial Dian (42), ibu berinisial K. Margaretha Gunawan (66), dan paman berinisial Budiyanto Gunawan (68).
Adrianus Meliala, kriminolog Universitas Indonesia (UI) mengatakan diduga satu keluarga tersebut memiliki keyakinan apokaliptik.
Keyakinan apokaliptik adalah keyakinan terhadap akhir dunia.
"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus, Sabtu (12/11/2022).
Diberitakan Tribunnews.com, Adrianus juga menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.
"Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu," kata Adrianus.
Ada juga dugaan seperti adanya pihak yang membuat para korban lapar dengan tidak memberi akses makanan.
"Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat," lanjut Adrianus.
Lambung Korban Tidak Terisi Makanan
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.
Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yabg lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.
"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemuka ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.
Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.
"Enggak ada (bercak darah)," ujarnya.
Menunggak Bayar Listrik
Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat menyebut sempat menegur salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya.
Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.
Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.
"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.
Setelah itu, Asiung mengatakan keluarganya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.
"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan di TribunJakarta.com serta di TribunJakarta.com