Berita Muratara

Dinkes Ungkap Penyebab Keracunan Puluhan Pekerja Perusahaan Batubara di Muratara

Dinas Kesehatan Muratara mengungkap penyebab keracunan Puluhan Pekerja Perusahaan Batubara di Muratara,Selasa (6/9/2022) lalu

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT
Pekerja perusahaan tambang batubara yang keracunan makanan saat dirawat di Puskesmas Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, Selasa (6/9/2022) lalu. Mereka kini telah sehat dan sudah bekerja kembali seperti biasanya. 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah 


TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Penyebab puluhan pekerja perusahaan tambang batubara di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) yang keracunan beberapa waktu lalu terungkap.

Itu diketahui dari hasil pengecekan sampel minuman yang dikonsumsi para pekerja perusahaan tambang yang keracunan. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara, dr Arios Saplis melalui Sekretaris Dinas, Tasman Majid mengatakan keracunan yang dialami para pekerja tambang itu berasal dari penyebab biologis, bukan kimiawi. 

"Penyebabnya biologis, dari bakteri E. coli, semua pasiennya sekarang dari laporan yang kami terima sudah sehat semua," kata Tasman Majid pada TribunSumsel.com, Rabu (21/9/2022). 

Pihaknya telah meneliti sampel makanan, minuman, feses (kotoran manusia), serta muntah dari para pekerja yang mengalami keluhan dugaan keracunan.

Sampel makanan dan minuman diteliti di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Palembang. 

Sementara sampel feses dan muntah diteliti di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang.

"Bakteri E. coli ditemukan dari sampel minumannya. Ada lima tempat catering yang kita ambil sampelnya semuanya positif E. coli. Kalau sampel feses dan muntahan dari unsur yang kita periksa semuanya negatif," jelas Tasman. 

Ia menegaskan air minum yang dikonsumsi para pekerja dari catering di perusahaan tersebut bisa dipastikan tidak sehat karena dari sampel yang diteliti ternyata terkontaminasi bakteri E. coli. 

"Airnya tidak sehat, terlalu banyak bakterinya, ini tentu akan kami berikan pembinaan, ada kemungkinan airnya tidak dimasak dengan sempurna, karena kalau dimasak sempurna bakteri E. coli itu akan mati," ujar Tasman. 

Ia menjelaskan, E. coli adalah jenis bakteri yang umumnya hidup secara alami di dalam usus manusia yang bersifat simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan.

Manusia diuntungkan karena E. coli menghasilkan vitamin K, serta membantu pada proses pembusukan sisa makanan yang telah dicerna tubuh sehingga terbentuklah feses.

Bakteri E. coli sendiri, kata Tasman, terdapat beberapa jenis dan kebanyakan tidak berbahaya, namun sebagian di antaranya menghasilkan racun yang dapat menyebabkan infeksi usus serius, mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam.

"Bakteri E. coli itu sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita, tetapi kalau dia ditambah dari luar dengan jumlah banyak masuk dalam tubuh kita maka akan berbahaya, karena itulah orang bisa keracunan," katanya. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved