Berita Pemilu 2024

PKS Turut Bela SBY Soal Dugaan Bakal Adanya Kecurangan di Pemilu 2024, Ungkap Fakta di Lapangan

Hal itu menanggapi pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Pemilu 2024 bisa curang.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
PKS Turut Bela SBY Soal Dugaan Bakal Adanya Kecurangan di Pemilu 2024, Ungkap Fakta di Lapangan 

TRIBUNSUMSEL.COM - PKS kini turut membela SBY soal dugaan bakal adanya kecurangan di Pemilu 2024 mendatang.

Seperti diketahui, ajang pemilihan presiden (Pilpres) baru bakal digelar pada tahun 2024 mendatang.

Namun nyatanya, sejumlah isu politik sudah banyak beredar di Indonesia.

Kini seperti yang diketahui, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan di lapangan masih ditemukan adanya kecurangan pada pemilihan umum (pemilu) 2024.

Hal itu menanggapi pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Pemilu 2024 bisa curang.

Mardani menuturkan pernyataan SBY tersebut sekaligus mengingatkan semuanya agar berwaspada.

"Pernyataan pak SBY bahwa ada peluang pemilu tidak jujur bagus sekali membuat kita semua waspada. Karena di lapangan memang masih ditemukan kecurangan," kata Mardani kepada wartawan, Senin (19/9/2022).

Selain itu, Mardani juga menyoroti isu presiden tiga periode, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal jadi cawapres yang menurutnya harus diwaspadai.

"Apalagi kalau ada isu tiga periode kah, ada isu wapres kah, isu macam-macam. Justru semua harus waspada," ujarnya.

Karena itu, Mardani menganggap pernyataan SBY sebagai bentuk peringatan kepada semuanya.

"Kemungkinan ada aktor atau usaha untuk membuat pemilu tidak jurdil. Pak SBY bagus peringatan buat kita semua," ungkapnya.

Baca juga: SBY Tuding Pemilu 2024 Akan Ada Kecurangan, PDIP Bereaksi Minta Jangan Ada Jegal Menjegal

Baca juga: PDIP Kini Marah Besar dan Ungkit Pemilu di Era SBY, Usai Pemilu 2024 Disebut Akan Ada Kecurangan

Sebelumnya, SBY mengatakan ada tanda-tanda pemilihan umum (pemilu) 2024 tidak jujur dan adil.

Hal itu disampaikan SBY dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

SBY mengatakan dirinya terpaksa turun gunung menghadapai pemilu 2024 dikarenakan adanya tanda-tanda pemilu tidak jujur.

"Para kader mengapa saya harus turun gunung menghadapai pemilu 2024 mendatang. Saya mendengar mengetahui bahwa ada tanda-tanda pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY dalam sebuah video yang beredar seperti dikutip Tribunnews.com, Jumat (16/9/2022).

Menurut SBY, ada yang menginginkan pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujarnya.

SBY menuturkan dirinya mendapat informasi bahwa Partai Demokrat sebagai oposisi tidak bisa mengajukan capres dan cawapresnya.

"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak hak-hak rakyat bukan?" tanya SBY kepada ribuan kader Demokrat.

SBY menyebut mereka yang berencana melakukan upaya demikian dianggap memiliki pikiran batil.

Sebab, kata dia, pemilu merupakan hak rakyat untuk memilih dan dipilih.

"Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka. Pemilu adalah gak rakyat. Hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Yang berdaulat juga rakyat," ungkap SBY.

Lebih lanjut, SBY menjelaskan selama 10 tahun Partai Demokrat berkuasa tak pernah melakukan kebatilan.

"Ingat, selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan dua kali menyelenggarakan pemilu dan pilpres demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," imbuhnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved