Harga Sawit Palembang
Harga Sawit Palembang: Replanting Kelapa Sawit Mendesak, Apkasindo Minta Syarat Dipermudah
Harga sawit Palembang, replanting kelapa sawit mendesak, (Apkasindo) meminta agar syarat percepatan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dipermudah.
Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga sawit Palembang, replanting kelapa sawit mendesak, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta agar syarat percepatan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dipermudah.
Selama ini proses replanting kelapa sawit atau peremajaan sawit rakyat (PSR) ini terkendala karena rumitnya syarat yang harus dipenuhi, salah satunya mendapatkan legalitas lahan.
Replanting kelapa sawit merupakan program pemerintah Indonesia untuk memajukan produksi kelapa sawit.
Wakil Ketua Apkasindo Sumsel M Yunus mengatakan aspek legalitas lahan menjadi satu dari sekian faktor yang mempengaruhi sulitnya program ini dinikmati petani sawit.
Ia menjelaskan, jika dilihat dari Surat Keputusan (SK) Kehutanan atau peta yang dimiliki Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), banyak petani sawit yang lahannya masuk ke dalam kawasan hutan dan birokrasi yang rumit.
Yunus mencontohkan pengajuan validasi data yang dilakukan oleh petani sawit di OKI misalnya yang terkendala validasi lahan.
Padahal sudah mengajukan validasi pada pihak terkait sejak Juni 2022 namun hingga kini tidak ada tindakan atau jawaban dari pihak tersebut.
Hasilnya petani masih menunggu tanpa kepastian validasi sehingga tidak bisa berbuat banyak saat ini.
"Padahal mereka sudah menggunakan lahan itu 30 tahun lebih untuk berkebun di kawasan transmigrasi dan sudah memiliki sertifikat namun saat diajukan validasi justru tidak ada tindak lanjut," kata Yunus, Senin (19/9/2022).
Baca juga: Harga Karet Palembang, Harga Karet di Lubuklinggau Hari Ini di Tingkat Petani Rp 6.000 per Kg
"Petani bingung dan butuh solusi apa yang harus dilakukan agar peremajaan sawit ini bisa berjalan dan program pemerintah terlaksana," kata Yunus lebih lanjut.
Pengertian lahan gambut juga ambigu menurutnya sehingga mempersulit pengajuan syarat peremajaan sawit. Padahal sebagian besar sawit yang ada saat ini yang diusahakan oleh petani swadya produksinya kecil karena bibit tidak bagus. Sedangkan sawit yang dikelola oleh inti juga usainya sudah tua di atas 20 tahun sehingga produksinya juga turun.
Kalau tidak segera diremajakan maka produksi sawit Sumsel akan minim yang berdampak menurunnya pasokan sawit nasional juga turunnya kesejahteraan petani.
Yunus mengatakan di Sumsel kebun sawit di Sumsel tercatat total 1,2 juta hektare dengan rincian 300 ribu hektare kebun sawit milik petani plasma, 200 ribu hektare milik petani swada dan sisanya 700 ribu hektare milik inti atau perusahaan.
Sedangkan kabun sawit yang harus diremajakan karena produksi kurang optimal atau bibit tidak bagus sebanyak 449 ribu hektare namun hingga kini baru 21 ribu ribu hektare yang baru terealisasi peremajaannya.
Solusi Atasi Harga TBS Anjlok
Harga sawit Palembang, harga tandan buah segar (TBS) sawit yang ditetapkan Dinas Perkebunan Sumsel dengan harga pada tingkat petani swadaya saat ini dinilai masih timpang jauh.
Selisihnya bahkan anjlok hingga Rp 1.000 per kg dari harga sawit Palembang yang ditetapkan pemerintah.
Sebab semakin panjang mata rantai penjualan TBS maka akan semakin murah harganya dibanding harga sawit Palembang yang ditetapkan pemerintah.
Untuk mengatasi ketimpangan harga ini, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) terus mendorong agar semakin banyak dibuat kelompok Pertani sawit atau koperasi sawit yang menjembatani petani dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sehingga harga jual TBS di tingkat petani swadaya tidak akan timpang terlalu jauh.
"Saat ini perbandingannya 70 persen petani swadaya dan sisanya 30 persen petani plasma," kata Wakil Ketua Apkasindo Sumsel M Yunus, Senin (12/9/2022).
Yunus mengatakan untuk membuat kelompok petani sawit atau koperasi ini memang perlu waktu dan peran semua pihak bukan cuma oleh swasta saja tapi juga perlu peran pemerintah sebagai penentu kebijakan.
Petani juga diminta aktif memperjuangkan nasibnya jangan hanya menunggu saja sebab mereka juga harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik untuk meningkatkan hasil panen sehingga TBS yang dihasilkan juga berkualitas.
Membuat koperasi petani sawit ini dan membuat MOU dengan PKS juga perlu waktu dan harus detail membuat perjanjian sebab dari sisi petani perlu kepastian TBS diterima atau dijual ke pabrik.
Petani juga perlu kepastian harga TBS yang dijual dan lainnya. Begitu juga dengan PKS mereka juga perlu kepastian ketersediaan TBS, kualitas TBS yang baik dan lainnya. Semua itu harus tertuang jelas dalam MOU agar ada kekuatan hukum dan kepastiannya.
Yunus mengatakan kesulitan lain mendirikan koperasi petani sawit ini karena jika petani sudah meminjam uang terlebih dahulu dengan tengkulak sebelum panen, sulit mendirikan koperasi dan melepaskan petani dari cengkram tengkulak. Oleh sebab itu akan dipilih lokasi lain yang bebas dari sistem keterikatan dengan tengkulak ini untuk membangun koperasi petani sawit.
"Kalau sudah sistem pinjam uang dulu ke tengkulak agak susah menghapusnya oleh sebab itu petani harus aktif dan ada motivasi berubah yang kuat agar bisa memperbaiki nasib ke depan sebab tengkulak atau agen pastinya ingin membeli harga semurah nya dari petani," kata Yunus.
Harga Sawit Sumsel Periode I September 2022
Harga sawit Palembang ini semakin menunjukkan perkembangan yang baik. Di awal bulan September periode 1 ini update harga TBS sawit kembali naik.
Harga TBS saat ini Rp 2.418 per kg untuk tahun tanam 10-20 tahun, harga ini naik Rp 228,66 per kg dari periode sebelumnya yaitu Rp 2.189 per kg
Tahun tanam 3 tahun Rp 2.107 per kg.
Tahun tanam 4 tahun Rp 2.162 per kg.
Tahun tanam 5 tahun Rp 2.212 per kg.
Tahun tanam 6 tahun Rp 2.256 per kg.
Tahun tanam 7 tahun Rp 2.296 per kg.
Tahun tanam 8 tahun Rp 2.333 per kg.
Tahun tanam 9 tahun Rp 2.363 per kg.
Tahun tanam 10-20 tahun Rp 2.418 per kg.
Tahun tanam 21 tahun Rp 2.386 per kg.
Tahun tanam 22 tahun Rp 2.359 per kg.
Tahun tanam 23 tahun Rp 2.327 per kg.
Tahun tanam 24 tahun Rp 2.290 per kg.
Tahun tanam 25 tahun Rp 2.206 per kg.
Baca berita lainnya langsung dari google news