Berita Palembang
Ahli Mikrobiologi Angkat Bicara Soal Flu Tomat yang Kini Tengah Terdeteksi di India
Profesor Yuwono menjelaskan, seperti halnya long Covid-19 itu bukan virus tapi gejala setelah sembuh dari Covid-19.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Flu tomat terdeteksi di distrik Kollam, negara bagian Kerala, India.
Setidaknya ada 82 anak terinfeksi gejala flu tomat ini.
Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono M Biomed mengatakan, berdasarkan namannya flu tomat merupakan sesuatu yang menimbulkan seperti bintik-bintik cacar yang isi cairannya bisa sebesar tomat.
Dari kecil sampai sebesar biji tomat.
"Penyebabnya sampai hari ini masih belum jelas. Apakah itu virus atau gejala yang timbul setelah infeksi demam berdarah atau cikungunya," kata Profesor Yuwono saat dikonfirmasi, Selasa (23/8/2022)
Profesor Yuwono menjelaskan, seperti halnya long Covid-19 itu bukan virus tapi gejala setelah sembuh dari Covid-19.
Sama dengan flu tomat, mungkin saja virus atau mungkin saja gejala sisa setelah terkena demam berdarah atau cikungunya.
"Andai itu adalah gejala sisa demam berdarah atau cikungunya itu endemik artinya tidak perlu masuk ke Indonesia tapi memang ada di Indonesia. Tapi kalau itu virus tertentu iya bisa masuk di Indonesia bisa tidak," katanya
Menurutnya, memang spesifik muncul gejala pada anak-anak dibawah 5 tahun. Karena memang anak-anak pada usia tersebut imunitasnya baru terbentuk atau tumbuh, sehingga rawan infeksi.
"Jadi tergantung temuannya nanti seperti apa karena masih diinvestigasi. Kalau ini virus kemungkinan kecil masuk ke Indonesia, tapi kalau gejalanya sisa demam berdarah atau cikungunya berarti sudah ada di Indonesia. Tinggal dilihat saja nanti hasil investigasinya seperti apa," katanya.
Baca juga: Perintah Tegas Presiden Jokowi ke Menkes Usai Cacar Monyet Sudah Masuk ke Indonesia
Baca juga: Resmi, Kemenkes Konfirmasi Ada Satu Orang Terinfeksi Monkeypox Atau Cacar Monyet Dari DKI Jakarta
Menurut Profesor Yuwono, seperti sebelumnya mau itu Covid-19 atau Monkeyfox ini penyakit yang self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri dalam waktu dua pekan, ketika imunitas naik.
Karena memang butuh waktu dua pekan, saat itu imunitas naik. Maka kuncinya agar tetap sehat jaga imunitas, personal hygiene dan sanitasi serta cukup gizi.
"Saya pernah pergi dekat daerah tersebut yang di India, memang hygiene dan sanitasinya buruk. Maka yang perlu diperhatikan bersih diri sendiri dan sanitasi atau lingkungan," ungkapnya.
Lalu flu tomat dikaitkan seperti Covid-19? Menurut Profesor Yuwono, dalam ilmu kedokteran gejala bukanlah tanda kecuali memiliki kekhasan seperti penyakit TBC yang memiliki kekhasan berupa batuk berdahak bercampur darah pada malam hari.
"Kalau Covid-19 flu light syndrome, gejala flu seperti demam sama flu tomat juga demam. Kemudian lelah sama flu tomat juga ada lela, dan lain-lain bedanya untuk flu tomat ada bintik-bintik pada kulitnya seperti tomat," katanya
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News