Berita Palembang

Kronologis TKW Palembang Selamat dari Penyiksaan TKI di Kamboja, Sempat Video Call Ganjar Pranowo

Kronologis Kurnia Sari (45) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Palembang menjadi salah satu korban penyekapan penyiksaan perusahaan di Kamboja.

DOK BP3MI Sumsel
Penyiksanaan TKI Kamboja, seorang TKW asal Palembang Kurnia Sari salah satu korban. 

Kurnia Sari sendiri telah berpengalaman menjadi seorang pekerja di luar negeri.

Sebelumnya dia pernah bekerja di Malaysia hingga Turki.

"Saya baru tahu dia jadi korban penyekapan di Kamboja sekitar seminggu yang lalu," ujar Suci menceritakan pengalaman kakaknya.

Berdasarkan cerita yang Suci dengar, kakaknya bisa selamat setelah melakukan berbagai upaya bersama teman-teman pekerja yang lain.

Rombongan pekerja tersebut sebelumnya sudah beberapa kali meminta bantuan KBRI di Kamboja namun tak kunjung mendapat tanggapan.

Hingga akhirnya mereka mendapat kontak Ganjar Pranowo lalu mencuri waktu menghubungi Gubernur Jawa Tengah tersebut.

"Waktu jam rehat, mereka sengaja ke ruang meeting karena cuma disana yang tidak ada CCTV. Soalnya di ruangan lain banyak (CCTV). Nah di ruangan meeting itulah mereka masuk, tapi dua-dua. Soalnya kalau bersama-sama takut ketahuan. Pas di saat mereka bisa berhubungan langsung (menelpon) dengan pak Ganjar Pranowo. Disampaikan sama pak Ganjar, ini akan segera diproses. Kalian di sana jangan takut," ujar Suci menceritakan pengakuan kakaknya.

"Selama ini mereka sudah berapa kali mengadu ke KBRI, tapi tidak diproses. Tapi ke Pak Ganjar bisa video call lalu diviralkan, barulah bisa diproses.
Bukan satu dua kali, tapi sering buat pengaduan ke KBRI, tapi tidak diproses," jelasnya menambahkan.

Masih berdasarkan pengakuan yang Suci dengan, Kurnia Sari tidak mendapat tindak kekerasan secara fisik saat berada di Kamboja.

Namun ada beberapa temannya yang mengalami perlakuan tersebut.

"Setahu saya alhamdulillah dia tidak kena siksa, tapi sebagian katanya ada yang kena siksa," ujarnya

Menurut Suci, perusahaan tempat kakaknya bekerja selain melakukan penyekapan juga telah berbohong perihal upah yang dijanjikan ke pekerja.

Selama disana, pekerja harus membayar sendiri seluruh biaya hidup termasuk soal makan dan lain-lain.

"Masalah biaya ditanggung perusahaan, apapun itu ternyata bohong. Dijanjikan berapa dolar, tidak tahunya cuma dapat Rp.2 juta kalau rupiahkan. Jadi uang itu habis untuk biaya hidup disana, untuk makan dan apapun mereka tanggung sendiri," ungkapnya.

Kerjanya tidak tahu apa, yang jelas seperti operator. Saya juga tidak tahu kakak saya tahu pekerjaan itu dari siapa. Tahunya dia langsung pamit mau ke Kamboja," ujarnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved