Berita Palembang
Kronologis TKW Palembang Selamat dari Penyiksaan TKI di Kamboja, Sempat Video Call Ganjar Pranowo
Kronologis Kurnia Sari (45) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Palembang menjadi salah satu korban penyekapan penyiksaan perusahaan di Kamboja.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kronologis Kurnia Sari (45) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Palembang menjadi salah satu korban penyekapan penyiksaan perusahaan di Kamboja.
Beruntung, Kurnia Sari Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Palembang korban penyiksaan TKI di Kamboja berhasil selamat dan kini sudah dipulangkan ke Indonesia namun masih berada di Jakarta.
Suci Hartini (37) adik Kurnia Sari mengaku telah mendengar langsung kondisi ini dari kakaknya langsung yang bersangkutan selamat dari penyiksaan TKI di Kamboja.
Namun atas permintaan Kurnia Sari, dirinya sengaja tidak memberitahukan ke seluruh anggota keluarga termasuk Masayu Nani (68), ibu kandung mereka.
"Itu amanah, jadi saya jalankan amanah," ujar Suci saat disambangi Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumsel, Sri Haryanti bersama tim serta sejumlah awak media termasuk Tribunsumsel.com di kediamannya Jalan SMB II Lorong Durian Kelurahan Alang-Alang Lebar Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang, Selasa (9/8/2022).
Baca juga: Pencurian di Palembang, Pelaku Kuras Isi Rumah Termasuk Buku Nikah, Kerugian Puluhan Juta
Kurnia Sari pamit bekerja ke Kamboja sejak Juni 2022.
Kata Suci, selama dua bulan berjalan, kakaknya tersebut masih bekerja seperti biasa.
Hanya saja selama disana, Kurnia Sari mengaku bekerja di bawah tekanan.
Sebab setiap hari mesti bekerja mulai dari pukul 06.00 pagi sampai pukul. 12.00 malam.
Selama jam bekerja itu, Kurnia Sari dan pekerja lainnya hanya mendapat waktu selama 30 menit untuk beristirahat.
"Untuk ibadah (shalat) juga susah, mesti curi-curi waktu. Dia biasa nelpon sekitar jam 12 atau jam satu malam, kasih tahu lagi istirahat di apartemen. Ngomongnya juga sebentar sambil bisik-bisik," ujarnya.
Lanjut Suci, komunikasi dengan kakaknya sempat terputus selama beberapa waktu.
Hingga akhirnya sang kakak kembali menghubunginya.
Di saat itu dia baru mendapat kabar bahwa kakak perempuannya tersebut selama ini menjadi bagian dari korban penyekapan oleh perusahaan di Kamboja.
"Tahu kejadian ini sebenarnya dari dia sendiri kasih tahu. Tapi setelah dua bulan baru kasih tahu. Selanjutnya saya searching di youtube. Ternyata 4 bulan yang lalu juga ada kejadian seperti itu, sama persis kejadiannya. Biaya akomodasi, makan biaya hidup sama persis," ucapnya.

Kurnia Sari sendiri telah berpengalaman menjadi seorang pekerja di luar negeri.
Sebelumnya dia pernah bekerja di Malaysia hingga Turki.
"Saya baru tahu dia jadi korban penyekapan di Kamboja sekitar seminggu yang lalu," ujar Suci menceritakan pengalaman kakaknya.
Berdasarkan cerita yang Suci dengar, kakaknya bisa selamat setelah melakukan berbagai upaya bersama teman-teman pekerja yang lain.
Rombongan pekerja tersebut sebelumnya sudah beberapa kali meminta bantuan KBRI di Kamboja namun tak kunjung mendapat tanggapan.
Hingga akhirnya mereka mendapat kontak Ganjar Pranowo lalu mencuri waktu menghubungi Gubernur Jawa Tengah tersebut.
"Waktu jam rehat, mereka sengaja ke ruang meeting karena cuma disana yang tidak ada CCTV. Soalnya di ruangan lain banyak (CCTV). Nah di ruangan meeting itulah mereka masuk, tapi dua-dua. Soalnya kalau bersama-sama takut ketahuan. Pas di saat mereka bisa berhubungan langsung (menelpon) dengan pak Ganjar Pranowo. Disampaikan sama pak Ganjar, ini akan segera diproses. Kalian di sana jangan takut," ujar Suci menceritakan pengakuan kakaknya.
"Selama ini mereka sudah berapa kali mengadu ke KBRI, tapi tidak diproses. Tapi ke Pak Ganjar bisa video call lalu diviralkan, barulah bisa diproses.
Bukan satu dua kali, tapi sering buat pengaduan ke KBRI, tapi tidak diproses," jelasnya menambahkan.
Masih berdasarkan pengakuan yang Suci dengan, Kurnia Sari tidak mendapat tindak kekerasan secara fisik saat berada di Kamboja.
Namun ada beberapa temannya yang mengalami perlakuan tersebut.
"Setahu saya alhamdulillah dia tidak kena siksa, tapi sebagian katanya ada yang kena siksa," ujarnya
Menurut Suci, perusahaan tempat kakaknya bekerja selain melakukan penyekapan juga telah berbohong perihal upah yang dijanjikan ke pekerja.
Selama disana, pekerja harus membayar sendiri seluruh biaya hidup termasuk soal makan dan lain-lain.
"Masalah biaya ditanggung perusahaan, apapun itu ternyata bohong. Dijanjikan berapa dolar, tidak tahunya cuma dapat Rp.2 juta kalau rupiahkan. Jadi uang itu habis untuk biaya hidup disana, untuk makan dan apapun mereka tanggung sendiri," ungkapnya.
Kerjanya tidak tahu apa, yang jelas seperti operator. Saya juga tidak tahu kakak saya tahu pekerjaan itu dari siapa. Tahunya dia langsung pamit mau ke Kamboja," ujarnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.