Berita OKI
Warga Desa Cinta Jaya Keluhkan Sungai Pedamaran Tercemar Limbah, Air Keruh Berbusa Bau Busuk,
Warga Desa Cinta Jaya OKI mengeluhkan Sungai Pedamaran yang tercemar limbah. Kondisi ini sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Warga Desa Cinta Jaya Ogan Komering Ilir (OKI) mengeluhkan Sungai Pedamaran yang tercemar limbah.
Kondisi Sungai Pedamaran tecemar limbah ini sudah terjadi sejak tiga tahun lalu. Kondisi air keruh berwarna hitam pekat, berbusa dan berbau busuk.
Limbah yang mencemari Sungai Pedamaran ini diduga berasal dari pabrik kelapa sawit PT. Kelantan Sakti.
Akibatnya, warga yang biasanya memanfaatkan air sungai itu untuk mandi dan memenuhi kebutuhan keluarga lainnya, kini diliputi kekhawatiran adanya limbah beracun yang dapat membahayakan kesehatan dan jiwa mereka.
"Masyarakat bantaran sungai merasa bahwa sebelum adanya keberadaan pabrik PT Kelantan Sakti, air sungai ini bisa diminum dan kami menyebutnya dengan air seribu akar,"
"Tetapi sekarang tidak dapat diminum dan ketika mandi di air itu masyarakat merasakan gatal-gatal, ini fakta yang terjadi," kata Kades Cinta Jaya, Budiman saat dihubungi pada Senin (18/7/2022) pagi.
Dikatakan lebih lanjut, mereka telah secara langsung turun kelapangan dan mengecek pencemaran lingkungan akibat dari pembuangan air limbah pabrik.
"Benar saja waktu ke lokasi, ada aliran limbah yang berasal dari kolam nomor 9 milik PKS PT. Kelantan Sakti yang mengalir langsung ke Sungai Pedamaran. Diduga menjadi penyebab pencemaran limbah," ungkap dia.
Menurut Budiman, kondisi tercemarnya sungai seperti ini sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir. Sejak awal berdirinya perusahaan pengolahan kelapa sawit tersebut.
"Semenjak hadirnya pabrik kemungkinan limbah sudah dialirkan ke sungai. Hingga sekarang ini bisa kita lihat limbah sudah memenuhi sungai dan sangat membawa dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat," bebernya.
Selain berdampak pada warga, air sungai juga membuat para nelayan sangat sulit memperoleh hasil tangkapan.
Sebab, semenjak air sungai berubah, ikan yang biasanya mudah didapat, belakangan ini jauh menurun. Dari sepuluh kilo perhari, kini nelayan sulit mendapatkan ikan.
"Sekitar 3 tahun terakhir para pengusaha ikan di bantaran sungai Pedamaran mengalami kerugian. Dikarenakan habitat ikan lais dan ikan baung sudah hilang total tidak ada lagi," tegas Budiman.
"Apalagi yang seharusnya dari total 9 kolam penampungan limbah ada salah satunya ada yang dipelihara ikan. Ini justru tidak ada sama sekali ikan di sana," imbuhnya.
Guna membuktikan adanya pencemaran lingkungan, Budiman bersama forum kades Se kecamatan Pedamaran melakukan inisiatif dengan mengambil sampel air sungai untuk dilakukan uji laboratorium.
"Sekitar dua Minggu lagi hasilnya akan keluar. Nanti diberikan lagi," tuturnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.